Ia menyebut bahwa setiap detik keterlambatan menangani pasien darurat adalah taruhan nyawa. Namun hingga kini, tidak ada informasi transparan soal upaya pemerintah daerah mengisi posisi dokter anestesi yang kosong.
“Jangan tunggu ada korban viral baru kalian gerak. Ini bukan hanya soal pelayanan buruk, ini sudah masuk kategori kelalaian yang menyebabkan kematian. Kalau tidak mampu kelola daerah, lebih baik mundur!” kecam Taufik.
Dirinya juga menuding bahwa pemerintah terlalu sibuk dengan agenda politik dan urusan birokrasi, sementara masyarakat dibiarkan menderita, bahkan mati, karena ketiadaan pelayanan dasar di rumah sakit milik daerah sendiri.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Penulis | : |
Editor | : |
Sumber | : |
Halaman : 1 2