Dian juga menyoroti pentingnya menjaga independensi lembaga penegak hukum. Ia meminta aparat hukum tidak gentar dalam mengusut dugaan korupsi atau pelanggaran hukum, meskipun melibatkan aktor politik berpengaruh.
“Lembaga hukum harus bebas dari tekanan politik. Jangan ada kriminalisasi atau perlindungan hukum berdasarkan kepentingan partai. Jika ada bukti kuat, usut tuntas siapa pun yang terlibat, termasuk elite partai besar. Tidak ada kompromi,” katanya lantang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia memperingatkan bahwa kegagalan aparat hukum dalam mengusut kasus besar hanya akan melemahkan kepercayaan publik terhadap sistem hukum dan memperkuat budaya impunitas.
“Kita tidak butuh aparat hukum yang takut pada kekuasaan. Yang kita butuh adalah penegak hukum yang berani dan independen. Jika ada partai yang bermain kotor, usut! Jika perlu, geledah kantornya. Hukum harus jadi panglima, bukan alat politik,” tegasnya.
Di akhir diskusi, Dian mengingatkan kepala daerah agar menjadi pemimpin yang netral dan berintegritas, menjaga stabilitas sosial dan politik, serta tidak tunduk pada tekanan politik yang berpotensi merugikan masyarakat.
“Pemimpin sejati adalah mereka yang berdiri untuk kepentingan rakyat, bukan kepentingan partai atau elite politik. Jika kepala daerah terjebak dalam permainan politik, maka yang dirugikan adalah rakyat,” pungkas Dian Assafri Nasa’i.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : TIM |
Editor | : BIM |
Sumber | : LIPUTAN08 |
Halaman : 1 2