Menghidupkan, menjaga, memelihara dan mempertahankan asal suku, garis keturunang, wilayah dan nama daerahmu supaya generasi muda – mudi sekarang dan akan datang tidak kehilangan identitas sebagai anak asli Lani Papua.
Oleh: Angginak Sepi Wanimbo
Sebuah bukit kecil yang ada di Pegunungan Papua bertempat di Ti’Eyom Tiom Ibu Kota Kabupaten Lanny Jaya Provinsi Papua sekarang Provinsi Papua Pegunungan tergabung ada delapan Kabupaten Kota antaranya Kabupaten Tolikara, Jayawijaya Wamena, Yalimo, Yahukimo, Mamberamo Tengah, Pegunungan Bintang, Ndugama dan Lanny jaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Gunung kecil ini terletak di ibu Kota Kabupaten Lanny jaya saat ini bukit kecil itu bernama asli “Kerek Lamok” disitu dibangung Kantor Bupati Kabupaten Lanny Jaya namun saat ini kantor bupati baru dibangung bagian sebelah berlantai dua dibawa komando atau kepemimpin Kogoyanak Befa Yigibalom, SE.,M.Si dan Wakil Bupati sehingga pelayanan disana maka saat ini kantor bupati lama dipakai sebagai Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lanny Jaya Provinsi Papua Pegunungan.
Kerek Lamok dan Wunuk Kerek ini arti yang sangat berbeda yaitu Kerek artinya Nyala lalu Lamok artinya padam sebaliknya Wunuk artinya menyala juga dan Kerek artinya cahaya,Nyala demikian.
Nyala atau cahaya sama seperti bintang dan bulan terang di langit menerangi pada malam hari mendapat penerangan pada malam hari atau juga seperti lampu bercahaya terang pada malam hari di jalan maupun di rumah tempat tinggal Anda dan saya.
Lamok sama seperti gelap, malam jadi susa melihat cahaya misalnya pada malam hari berjalan kaki tanpa penerangan pasti kita akan jatuh di jurang, atau tabrak pohon dan lainnya sehingga pada saat malam selalu hati – hati kewaspadaan.
Dibukit kecil bernama “Kerek Lamok” ini setiap saat selalu nyala seperti Lampu bukan tetapi pada waktu itu tetek, nenek moyang dulu saat itu Misi ABMS sebelum nyatakan Injil kebenaran Firman Tuhan kepada orang Lani di Ti’Eyom Tiom melakukan peperangan/perang antara suku, klen, marga dan wilayah karena itu misalnya kelompok A dari atas mau serang kelompok B bagian bawa pasti pasukan yang sudah siap tempur berkumpul di bukit “Kerek Lamok” lalu tetek – tetek dan moyang lain dari kali sebelah seperti Nogobur, Guningame, Wulume Diame, Yuwatugu, Konukme Wulunika, melihat dari jauh pasukan sudah siap perang itu di postur badan mereka ada yang melihat terlalu gelap maka tete moyang dari jauh pinggiran disana mereka bilan saudara jangan bergabung atau maju dalam pertempuran perang tetapi saudara tinggal sebaliknya bagi saudara – saudara lain dilihat kelihatanya dipostur badan mereka bagus seperti Nyala Api cahayanya bagus maka tetek moyang yang ada di pinggiran bukit sebelah – sebelah ini mereka arahkan disilahkan maju dalam pertempuran perang. Dengan bahasa Lani asli “Ap Wim Paga Norak Inagabolo Abinak Lek Kenon Norak Lek, Ap Inagabolo Abinak Kenok Wim Paga Norak” Sebaliknya dari arah bawa mauh serang di bagian atas barat demikian.
Bukit ini tempat sakral tempat perkumpulan sejak dulu nenek tetek moyang orang Lani khusus sekitar orang Ti’Eyom Tiom sampai saat inipun generasi selalu berkumpul ditempat ini.
Lalu perubahan nama sedikit dari “Kerek Lamok” sekarang dibilang “Wunuk Kerek” ini baru saya dalam rapat pada waktu itu di Ti’Eyom Tiom salah satu tokoh pendidikan terbaik bernama Gerat Wakerkwa usul nama bukit kecil “Wunuk Kerek” dari silitulah mulai ada perbedaan nama tetapi yang sebenarnya dan sesungguhnya bernama bukit kecil ini adalah “Kerek Lamok” yang aslinya? Kerek Lamok, Ti’Eyom Tiom, 04 Agustus 2024 Tuan, Pit Yigibalom, S.PG salah satu Tokoh dan guru besar bagi orang Lani.
Sesungguhnya nama tempat, dusun, wilayah sungai, bukit, dan lain – lain yang asli ini yang generasi saat ini diwajibkan dijaga, dirawat, dipelihara, dikontrol, dilestarikan sebab nama asli itu sebagai pemberian Tuhan secara utuh kepada orang asli Papua khususnya Beam, Yulu, Wereka, Balim, Ti’Eyom Tiom Melagaineri dan Kuyawagi tetapi juga secara umum Papua.
Zaman sekarang teknologi begitu maju sangat luar biasa menyebabkan generasi saat ini banyak yang melupakan identitas diri, seperti asal suku, wilayah, bahasa dan budaya yang dimiliki oleh orang asli Papua. Semakin ada kemunduran jauh disana sehingga bagimana kita bersatu hati, bersatu tekat selamatkan identitas seperti nama tempat, wilayah, bahasa dan budaya diwariskan oleh tetek, nenek dan moyang terdahulu maupun yang sedang bersama kita saat ini.
Jika generasi mengenal identitas diri maka mengenal masa depan, dan mempunya harapan hidup, sebaliknya jika generasi tidak mengenal identitas maka generasi tidak mengenal harapan masa depan dirimu dan bangsa (Jayapura, 2020 Pdt. Dorman Wandikbo, S.Th Presiden GIDI).
Pemerintah daerah setiap kali mengambil kebijakan untuk kepentingan rakyat tetapkan dan mengangkat nama daerah, wilayah yang asli jangan dibawa nama dari luar Papua sebab generasi saat ini tidak mengenal nama daerah lain lalu dipaksakan maka muda – mudi saat ink akan terjadi kehilangan dan kemunduran untuk menjaga jati diri sebagai anak asli Lani Papua.
Salah satu contoh atau realitas yang ada di depan mata saya dan kita semua lapangan bola dikasih nama lapangan Ampere sementara orang Lani tidak tauh nama Ampere itu yang sesungguhnya nama lapangan aslinya itu adalah lapangan “Kerek Lamok” demikian juga di “Hubula” Jayawijaya Wamena nama jalan. Jalan Sudirman, Jalan Jos Sudarso, Jalan gatot, Jalan Sulawesi, Jalan Patimura dan banyak lainnya yang saya tidak sebut satu persatu dalam tulisan ini.
Sementar orang asli Lani, Hubula tidak mengenal orang, tidak mengenal garis keturunang, tidak mengenal asal suku, tidak mengenal marga dan lainya lalu Pemerintah disahkan lalu dipormosihkan, memaksa diwajibkan ikut dengan konsep dan pikirannya mereka sendiri.
Sesungguhnya dan sebenarnya tentu pemerintah daerah wajib hukum adat menghargai, menghormati, nomor satukan, disahkan suatu regulasi, lalu dipromosikan nama jalan yang asli, nama tokoh yang mempunyai jaza besar seperti kepala suku besar, penerima injil dan lain harus diangkat diperkenalkan kepada generasi saat ini supaya mereka mengenal diri lalu mengenal orang lain.
Menyoal indentitas orang Lani ini sangat penting untuk selamatkan maka pemerintah daerah diwajibkan mendorong dan menetapkan suatu peraturan daerah untuk mengatur tentang bahasa, budaya nama jalan dan lainnya supaya nilai kebudayaan, tradisional, religi dan tatanan hidup yang dimikili oleh orang asli Lani ini terus dijaga, dipelihara, dikontrol dan menghidupkan terus menerus.
Selamatkan identitas sebagai pemberian Tuhan kepada orang asli Lani ini, tentu kita semua bersatu hati, bergandengan tangan, bersatu pikiran, bersatu komit lalu kita selamatkan.
Ingat negara luar misalnya dari Amerika, Jepang, Korea, Cina, Belanda, Indonesia akan datang ke Papua dengan Visi khusus yaitu membunuh, menyiksa, mempersulitkan dan merampok hasil kekayaan alam Papua. Mereka tidak akan pernah membangun manusia Papua secara jujur, adil, benar dan transparan kepada orang asli Papua oleh karena itu yang bisa memajukan Papua hanya orang asli Papua sendiri yang lahir besar, suku, klen garis keturunang jelas asli Papua berambut keriting berkulit hitam.
Persoalan, masalah yang ada di Papua yang bisa menulis hanya orang asli Papua 100% benar tidak ada yang salah demikian juga masalah yang ada di Ti’Eyom Tiom anak asli Ti’Eyom Tiom diwajibkan tulis yang benar lalu dengan daerah lain seperti masalah di Melagaineri, Kuyawagi, Yanekme Magi, Dimba, Poga, Pirime, Tiomengga dan Balingga demikian.
Ada sebuah buku tentang Papua ditulis oleh saudara – saudari kita dari luar Papua lalu buku itu didapat oleh, Dr. I.P akademisi uncen beliau baca dari bab pertama sampai selesai ternyata isi bukunya bukan tentang Papua sesungguhnya. Wesaput, 12 Maret 2024.
Oleh karena itu orang lain tidak akan pernah datang menulis tentang orang lain tetapi bagimana kita bangkit menulis pakai pena kecil diatas selebar kertas putih catat diatas kertas putih itu akan hidup mewarisi pada generasi berikut dan generasi akan datang supaya mereka mempunya warisan budaya dan sejarah mereka sendiri.
Selamatkan budayamu, selamatkan bahasamu, selamatkan identitasmu, selamatkan hutangmu, selamatkan gunungmu, selamatkan sungaimu, selamatkan wilayahmu dan selamatkan bangsamu sendiri.
Semoga catatan kecil ini menyadarkan, membuka mata hati dan rohani kepada saudara – saudari pembaca yang terbaik dan mulia.
Selamat membaca bagi saudara dan saudari yang setia membaca dan melaksanakannya? Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua.
Penulis:
Ketua DPD – PPDI PPP
Ketua DPD – PPKL & AB PPP
Wakil Ketua Umum IPMI
Penulis | : SEPI WANIMBO |
Editor | : YULIANA |
Sumber | : |