DETIKINDONESIA.CO.ID, JAKARTA – Indonesia tengah menyiapkan proyek kereta cepat yang diberi nama Merah Putih. Kereta Cepat Merah Putih menurut rencana akan menghubungkan Jakarta-Surabaya via Cirebon dan Semarang.
Proyek pengembangan Kereta Cepat Merah Putih merupakan hasil kolaborasi antara Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA. Proyek pengembangan ini sudah dilakukan sejak 2019 dan ditargetkan selesai pada 2025 dan bisa diuji coba pada 2026.
Ketua Tim Peneliti Rancang Bangun dan Prototyping Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Agus Windharto mengungkapkan proyek ini akan menghubungkan Jakarta-Surabaya hanya 3 jam 40 menit atau kurang dari 4 jam saja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dari sisi teknologi kalau kita lihat kecepatan ya jadi selama ini perkeretaapian kita ini kecepatannya antara 80-120 km/jam. Jadi kereta kita kita lihat Jakarta-Surabaya sudah bisa ditempuh dalam waktu 8 jam jadi Argo Bromo itu sekarang Argo Bromo Anggrek Jakarta-Surabaya yang biasanya 12 jam, 13 jam sekarang bisa ditempuh dengan 8 jam. Nah dengan kereta cepat ini seandainya nanti ini diimplementasikan itu bisa ditempuh dalam waktu 3 jam 40 menit,” katanya dikutip dari akun YouTube LPDP RI, Kamis (5/10/2023).
Saat ini, riset yang selesai dilakukan melingkupi pengerjaan desain envelope cabin dan kokpit. Bukan hanya itu ada juga studi human factors engineering, ergonomics, pengujian aerodinamis, serta perancangan dan pengujian struktur car body. Riset ini mendapatkan pendanaan RISPRO LPDP sebesar Rp 4,895 miliar Selama 3 tahun penelitian.
“Jadi dengan kereta cepat ini akan terjadi akselerasi penguasaan teknologi ya baik di pihak perguruan tinggi sebagai peneliti dan juga ada BRIN yang juga bertindak sebagai mitra peneliti ya lembaga riset dan pengujian, dan juga PT INKA sebagai manufaktur. Jadi di sini kita akan ada lompatan teknologi dengan kita masuk ke domain kereta cepat,” tuturnya.
Dengan pengembangan Kereta Cepat Merah Putih maka ke depan Indonesia tak perlu lagi berpangku kepada negara lain khususnya soal prasarana kereta cepat. Indonesia sudah mampu memproduksi dan tak perlu lagi impor.
“Suatu hari kita tidak bergantung lagi ke produk-produk impor misalnya kursi kereta api eksekutif yang banyak kita impor, sleeper set yang banyak kita impor, kita sudah bisa bikin di dalam negeri dan juga teknologi car body yang selama ini masih menggunakan steel structure sekarang sudah menggunakan aluminium extrusion dengan manufaktur yang sangat bagus,” jelasnya.
Penulis | : TIM |
Editor | : YULI |
Sumber | : CNBC INDONESIA |