Sementara itu, kuasa hukum korban, M. Bahtiar Husni dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Maluku Utara, menegaskan bahwa terdakwa belum memberikan pertanggungjawaban atas kejadian tersebut. Bahkan, setelah sepekan pasca-kecelakaan, kondisi tangan korban memburuk hingga harus menjalani operasi di Jakarta. Namun, meski berkas perkara telah dilimpahkan ke Kejari dan kini sudah masuk persidangan, terdakwa tetap tidak ditahan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Bahtiar menilai ada perlakuan tebang pilih dalam kasus ini. “Dalam proses hukum ini, meskipun berjalan sebagaimana mestinya, tetap ada kejanggalan. Jika dakwaan jaksa merujuk pada pasal 310 ayat (3) UU Lalu Lintas, seharusnya terdakwa bisa ditahan,” ujarnya.
Asdar Prabowo berharap majelis hakim dalam perkara ini dapat memberikan keadilan yang seadil-adilnya bagi korban. “Keputusan hukum harus mengikat siapa saja, tanpa ada tebang pilih. Kami sebagai kader PMII yang menjunjung tinggi prinsip keadilan akan terus mengawal kasus ini,” tutupnya.
Sidang lanjutan kasus ini dijadwalkan akan berlangsung pada Rabu (26/2) dengan agenda pemeriksaan saksi di Pengadilan Negeri Ternate.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Abdila Moloku |
Editor | : Delvi |
Sumber | : |
Halaman : 1 2