Padahal sebenarnya, menurut LaNyalla, watak dasar bangsa ini adalah bangsa yang beradab. Karena bangsa ini memanusiakan manusia dan tidak terjadi secara massif tradisi perbudakan sebelum era VOC dan Penjajahan Belanda. Watak dasar bangsa ini juga memiliki akhlak. Karena bangsa ini adalah bangsa yang Berketuhanan.
“Bahkan sebelum Agama Samawi masuk ke nusantara, bangsa ini telah memiliki spirit Berketuhanan. Dengan adanya tradisi penghormatan kepada Causa Prima. Dimana setelah itu, Agama Samawi masuk dan mengajarkan Ketauhidan,” tutur Senator asal Jawa Timur itu.
Itulah sebabnya, kata LaNyalla, Pancasila sama sekali bukan diciptakan oleh Bung Karno. Namun dialah yang menemukan Mutiara terpendam di Nusantara yang sudah ada sebelum era penjajahan Belanda itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sehingga pada 18 Agustus 1945, Pancasila secara resmi tertulis di dalam Pembukaan UUD 1945 untuk menjadi way of life sekaligus Ideologi bangsa yang beragam Suku, Agama, Ras dan Golongan ini. Karena Pancasila adalah wadah yang utuh untuk negara ini.
Pancasila, imbuhnya, tegas meletakkan Ketuhanan di Sila Pertama. Sekaligus diikat dalam Konstitusi di Pasal 29 Ayat 1, yang berbunyi: “Negara Berdasar Atas Ketuhanan Yang Maha Esa.” Lalu di Sila kedua, para pendiri bangsa meletakkan kalimat: “Kemanusian yang Adil dan Beradab. Sehingga Bangsa yang Berketuhanan dipastikan akan menjadi bangsa yang Beradab.”
“Itulah mengapa dalam beberapa kesempatan saya selalu sampaikan bahwa urutan sila-sila dalam Pancasila sudah tepat. Sehingga tidak bisa lagi diotak-atik dengan Tri Sila, apalagi Eka Sila,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, LaNyalla juga sepakat dengan apa yang dikatakan sejumlah tokoh dunia, bahwa untuk menghancurkan sebuah negara, tidak harus dengan pasukan militer. Tetapi cukup dengan menjauhkan warga bangsa
tersebut dengan ideologi bangsanya.
“Generasi sebuah bangsa tidak bisa diperkuat dengan Subsidi dan Bantuan Sosial, tetapi hanya bisa diperkuat dengan Ideologi,” lanjutnya.
Oleh karena itu, dia mendukung upaya LIDMI untuk memperjuangkan terwujudnya Pemuda Rabbani untuk Indonesia yang Beradab. Sebab memang generasi muda adalah penerus estafet bangsa ini.
“Saya mengajak semua elemen bangsa ini untuk berfikir dan bekerja dalam spirit Negarawan, bukan Politisi. Jika seorang politisi
kerap hanya memikirkan Pemilu yang akan datang, seorang Negarawan selalu memikirkan generasi yang akan datang,” tuturnya.
Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia, Hamri, Wakil Ketua MPR RI, Syarief Hasan, Ketua Umum Wahdah Islamiyah, Ustadz Zaitun Rasmin, Wakil Ketua Umum PP Persis, Ustadz Jeje Zainuddin, Pangdam XIV Hasanuddin, Kapolda Sulawesi Selatan, Para Ketua OKP Nasional dan Para Ketua PW dan PD LIDMI seluruh Indonesia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Tim |
Editor | : Harris |
Sumber | : |
Halaman : 1 2