“Keahlian kalian jangan lagi dipakai untuk ngebom, tapi untuk membangun bangsa dan negara. Saya siap fasilitasi,” katanya.
LaNyalla berencana membuat usaha yang akan difokuskan untuk diusahakan kepada para eks narapidana terorisme.
“Nanti dilatih dulu di Kadin Institute. Saya fasilitasi setelah kalian mengikuti pelatihan,” tutur LaNyalla.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pendamping eks narapidana terorisme, Sofi, menjelaskan puluhan eks narapidana terorisme ini tersebar di wilayah Surabaya dan Sidoarjo.
“Di seluruh Jawa Timur itu ada 180 eks narapidana terorisme, tetapi yang sudah kembali ke pangkuan NKRI sebanyak 160 orang termasuk mereka ini,” papar Sofi.
Dikatakannya, para eks narapidana terorisme ini tergabung dalam sebuah yayasan bernama Fajar Ikhwan Sejahtera hasil kerja sama dengan PT Perhutani di Pacet.
“Para eks narapidana ini menanam kopi di sana. Kami ada lahan seluas 58 hektar. Kami memiliki 50 ribu bibit kopi dan baru ditanam 7-8 ribu bibit,” katanya.
Pada pertemuan itu, ada delapan orang eks narapidana terorisme yang hadir. Mereka adalah Parippung Dhani (kasus Mujahiddin Indonesia Timur Poso), Eko Kristanto (penyerangan polisi di Lamongan), Imam Bahri (bom Surabaya 2018), Suhendrik (pegiat medsos terorisme), M Muhiddin (pejuang Suriah), Priyo Hadi Purnomo (peledakan serentak kantor polisi di Surabaya pada 2016), Arif Fatoni (pejuang Suriah) dan Miftachul Munif (Amir JAD Surabaya).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Tim |
Editor | : Harris |
Sumber | : |
Halaman : 1 2