DETIKINDONESIA, SANANA – Kisah perjalanan Hj. Isra Sibela membangun sekolah Madrasah Aliyah Al-Islah, Desa Waigoiyofa, Kecamatan Sulabesi Timur, Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul), Maluku Utara.
Saking cintanya pada pendidikan, Isra rela berjualan kasbi (ubi) untuk membangun sekolah.
Isra bekerja keras dan meminta dukungan dari masyarakat desa Waigoiyofa dan para sesepuh desa Waigoiyofa yang saat ini berada di perantauan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya selaku kepala sekolah belum pernah minta uang satu rupiah ke Pemda Kepsul dan Kementerian Agama, satu rupiah pun tidak bahkan pada masyarakat desa,” ungkap Hj. Isra. Senin (27/09/2021).
Lanjut Isra, saat ini siswa-siswi sudah kelas II dengan jumlah siswa 19 orang dan guru 25 orang semuanya sarjana.
“Anak desa kami pada kesempatan ini sebanyak 57 orang sarjana. Jadi untuk saat ini baru 25 orang yang saya amankan dan sisanya seperti apa di luar saya tidak tahu bagaimana nasib mereka. Kapan mereka-mereka ini punya lapangan kerja,” katanya.
Terus terang, kata Isra, dengan berlinang air mata, dirinya berupaya untuk menjual Kasbi (Ubi) untuk belikan cat.
“Ada sekolah Satu Atap yang sudah ditinggalkan dan di sana ada bangunan SMP. Sekolah yang sudah rusak dan mulai hancur semua bahkan cat juga tidak ada. Dianggap itu sudah menjadi bangunan tua di Desa Waigoiyofa dan itu saya fungsikan.” Tuturnya.
“Guru-guru honorer tidak mendapat satu Rupiah pun tapi mereka masih tetap semangat untuk sama-sama membangun sekolah Madrasah Aliyah Al-Islah di desa Waigoiyofa. Alhamdulilah saat ini mereka masih tetap setia dengan saya,” bebernya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : |
Editor | : |
Sumber | : |
Halaman : 1 2 Selanjutnya