DETIKINDONESIA.CO.ID,HALSEL– Komunitas Jurnalis Halmahera Selatan (KJH) mengecam keras tindakan kekerasan yang dilakukan oleh oknum Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Ternate terhadap dua wartawan yang sedang meliput aksi Indonesia Gelap di halaman Kantor Wali Kota Ternate pada Senin (24/02).
Idham Hasan Bendahara KJH menilai, tindakan tersebut sebagai pelanggaran serius terhadap kebebasan pers dan hak asasi manusia. Sebagai bagian dari pilar demokrasi, wartawan memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi kepada publik, dan tugas mereka dilindungi oleh undang-undang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Segala bentuk kekerasan terhadap jurnalis merupakan ancaman terhadap kebebasan berpendapat serta hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang transparan dan akurat,” ungkap Idham.
Idham bilang, pihaknya menegaskan bahwa para pelaku harus segera diadili sesuai dengan hukum yang berlaku. Tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap wartawan tidak hanya melanggar Pasal 170 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang pengeroyokan, tetapi juga bertentangan dengan Pasal 18 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
“Dalam undang-undang tersebut, disebutkan bahwa setiap upaya menghalangi kerja jurnalistik dapat dikenakan sanksi pidana dengan ancaman maksimal dua tahun penjara atau denda hingga Rp 500 juta,” sebut Idham.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Abdila Moloku |
Editor | : Delvi |
Sumber | : |
Halaman : 1 2 Selanjutnya