Ketiga entitas akan bersama-sama melakukan penyusunan pre-feasibility study dan/atau feasibility study untuk membangun blue/green hydrogen plant di wilayah industri Krakatau Steel yang terintegrasi dengan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) lepas pantai dan PLTS. Pengembangan blue/green hydrogen plant tersebut diperkirakan akan memproduksi listrik hingga 500 MWp – 1,5 GWp dengan potensi penyimpanan CO2 sebesar 61 Million Metric Ton.
“Kami sangat antusias untuk bekerja sama dengan Krakatau Steel mengkaji pengembangan green industrial port melalui penyediaan energi terbarukan. Ada beberapa potensi energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan, antara lain wind power, PLTS, serta hydrogen bersih. Kami juga menyambut baik kolaborasi dengan IGNIS dalam pengembangannya. Kami berharap dari studi bersama ini akan berlanjut dengan tahapan-tahapan yang lebih konkret,” jelas CEO PT Pertamina Power Indonesia Dannif Danusaputro
Lebih lanjut Silmy menjelaskan bahwa PSB ini akan dimulai pada bulan November 2022 dengan target penyelesaian studi selama empat bulan. Untuk selanjutnya kami pun dapat dengan menyeluruh menginisiasi potensi pengembangan usaha kami bersama Krakatau Steel dan Group.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dengan pihak-pihak yang memang ahli di bidangnya, saya yakin pengembangan EBT di Kawasan Industri Krakatau Steel akan menjadi sebuah nilai tambah bagi Krakatau Steel dan Group yang mengusung pengembangan Green Steel maupun Green Industrial Port untuk ke depannya,” jelas Silmy.
Penulis | : Wahyu |
Editor | : Mul |
Sumber | : Humas KS |
Halaman : 1 2