LaNyalla Paparkan Konsep Ekonomi Kerakyatan di Hadapan Himpunan Nelayan

Sabtu, 26 April 2025 - 22:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sumber : Duta.co

Sumber : Duta.co

DETIKINDONESIA.CO.ID, SURABAYA – Anggota MPR RI/DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menekankan pentingnya peran negara dalam menjalankan sistem ekonomi yang berfokus pada kesejahteraan rakyat. Ia juga menyoroti kebutuhan akan pemimpin yang bijaksana dalam membuat keputusan untuk kemajuan negara.

Dalam kesempatan tersebut, LaNyalla mengungkapkan pandangannya mengenai ekonomi kerakyatan yang berkeadilan menurut perspektif para pendiri bangsa. Hal ini disampaikan LaNyalla di hadapan Himpunan Nelayan di Surabaya, Jawa Timur, saat acara Serap Aspirasi MPR RI, Senin (21/4/2025).

Ia menjelaskan bahwa dalam filosofi Pancasila, rakyat harus diposisikan sebagai subjek, bukan objek. Oleh karena itu, seluruh arah kebijakan Konstitusi Indonesia ditujukan untuk melindungi setiap elemen bangsa dan seluruh wilayah Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Para pendiri bangsa merumuskan Pasal 33 dalam Undang-Undang Dasar 1945 sebagai pedoman untuk menjalankan misi yang termaktub dalam pembukaan Konstitusi kita,” ujar LaNyalla yang juga pernah menjabat sebagai Ketua DPD RI ke-5.

Baca Juga :  Gubernur Papua Barat Daya Tekankan Pentingnya Konservasi Hutan

Menurutnya, Pasal 33 memiliki makna yang jelas dalam menentang model ekonomi liberal ala Barat, yang hanya memberi kemenangan kepada yang kuat. “Pasal ini menegaskan bahwa perekonomian Indonesia dibangun berdasarkan prinsip usaha bersama yang berlandaskan pada azas kekeluargaan,” kata LaNyalla, yang lahir di Jakarta dan besar di Surabaya itu.

Mantan Ketua Umum PSSI tersebut mengungkapkan bahwa usaha bersama berarti rakyat harus terlibat langsung dalam proses ekonomi nasional dan produksi negara.

“Rakyat harus memiliki alat produksi dan terlibat dalam struktur ekonomi nasional. Sementara azas kekeluargaan berseberangan dengan model liberalisme, yang hanya menguntungkan pemilik modal dan kekayaan,” tambahnya.

LaNyalla menjelaskan tiga indikator utama yang menunjukkan keterlibatan rakyat dalam proses ekonomi nasional.

Baca Juga :  Ahmad Irawan: Pembagian Dana Bagi Hasil PSN ke Daerah Dinilai Tidak Adil

“Pertama, rakyat atau penduduk di wilayah tersebut ikut memiliki atau menjadi bagian dari kepemilikan dalam proses produksi ekonomi. Kedua, mereka ikut menentukan keputusan-keputusan dalam produksi ekonomi tersebut,” ujar LaNyalla.

“Ketiga, mereka bertanggung jawab terhadap keberlangsungan dan masa depan proses produksi ekonomi itu. Dengan demikian, mereka berperan dalam menjaga dan memperlancar jalannya produksi,” lanjutnya.

LaNyalla juga menyampaikan, apabila terjadi pembangunan yang mempengaruhi pemindahan atau pengosongan lahan yang sudah menjadi bagian hidup masyarakat, hal itu harus dilakukan dengan pendekatan ekonomi kerakyatan yang berkeadilan.

“Pembangunan harus memastikan rakyat menjadi bagian dari proses ekonomi tersebut, bukan hanya memberi ganti rugi lalu mengusir mereka begitu saja,” tegasnya.

Baca Juga :  Bahlil Tegaskan Revisi UU Minerba Prioritaskan BUMN, UMKM, dan Koperasi

Selama acara tersebut, sejumlah nelayan juga memanfaatkan kesempatan untuk mengungkapkan keluhan mereka. Salah satunya, Heru Sri Rahayu, Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Surabaya, yang menyampaikan keresahan terkait proyek reklamasi Surabaya Waterfront Land (SWL).

“Berbagai upaya telah kami lakukan bersama masyarakat untuk menentang proyek yang menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) ini,” ungkap Heru.

Namun, proyek yang berlokasi di perairan Pantai Timur Surabaya itu tetap dilanjutkan. Heru menyebutkan bahwa proyek ini berpotensi merusak ekosistem pesisir, menggusur warga pesisir, serta berdampak negatif pada kehidupan nelayan yang berasal dari Surabaya, Madura, Pasuruan, Probolinggo, Sidoarjo, dan Gresik.

Sumber : Duta.co

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis :
Editor :
Sumber :

Berita Terkait

Anindya Bakrie Pimpin Kunjungan Kadin Indonesia ke AS, Bahas Tiga Agenda Utama
Menteri UMKM Ungkap Penyaluran KUR Tembus Rp76 Triliun
Pemerintah Siapkan Penghapusan Utang UMKM, BRI Hapus Kredit Rp15,5 Triliun
Penandatanganan PKP KUR 2025, Menteri UMKM Soroti Pentingnya Kualitas Penyaluran
SesmenUMKM Dorong Pengembangan Wirausaha di Sukabumi melalui Pemanfaatan Agroforestry
Kadin Indonesia dan Estonia Sepakat Bekerja Sama, Eropa Jadi Target Pasar
Menteri UMKM Maman Rancang Dua Langkah Strategis Hadapi Gelombang Produk Impor dari China
Menteri UMKM: IPPA Fest Tunjukkan Apresiasi Terhadap Karya Narapidana

Berita Terkait

Sabtu, 26 April 2025 - 20:20 WIB

Pemerintah Siapkan Penghapusan Utang UMKM, BRI Hapus Kredit Rp15,5 Triliun

Jumat, 25 April 2025 - 20:42 WIB

Penandatanganan PKP KUR 2025, Menteri UMKM Soroti Pentingnya Kualitas Penyaluran

Kamis, 24 April 2025 - 09:21 WIB

SesmenUMKM Dorong Pengembangan Wirausaha di Sukabumi melalui Pemanfaatan Agroforestry

Rabu, 23 April 2025 - 12:02 WIB

Menteri UMKM Maman Rancang Dua Langkah Strategis Hadapi Gelombang Produk Impor dari China

Rabu, 23 April 2025 - 11:05 WIB

Menteri UMKM: IPPA Fest Tunjukkan Apresiasi Terhadap Karya Narapidana

Selasa, 22 April 2025 - 16:33 WIB

Hari Kartini, Menteri UMKM dan Menteri PPPA Sepakat Perkuat Peran Perempuan di UMKM

Selasa, 22 April 2025 - 12:55 WIB

Menteri UMKM Maman Dorong Usaha Warga Lapas Diakui sebagai UMKM

Jumat, 18 April 2025 - 21:58 WIB

Menteri UMKM Rancang Regulasi untuk Perlindungan Ojek Online

Berita Terbaru

Sumber : Duta.co

Ekonomi & Bisnis

LaNyalla Paparkan Konsep Ekonomi Kerakyatan di Hadapan Himpunan Nelayan

Sabtu, 26 Apr 2025 - 22:34 WIB