Menurutnya, sebagai insan olahraga sportivitas harus dijunjung tinggi. Pengurus Cabor tidak boleh mengedepankan subjektivitas.
Melihat kondisi yang ada, LaNyalla menilai, bahwa Tim Review Kemenpora tidak melihat dengan jeli terkait prestasi masing-masing atlet yang akan berangkat ke SEA Games.
“Berarti Menpora dan timnya tidak melihat lapangannya, ini bukan persoalan fanatisme daerah. Tapi ini demi sportivitas, keadilan dan Merah Putih, mengapa yang juara umum tidak dipanggil dan masuk tim. Saya pikir ini bukan hanya jadi pertanyaan orang Jawa Timur, tapi pasti juga jadi pertanyaan semua insan olahraga di Indonesia, terutama insan gulat Indonesia,” tegas LaNyalla.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada PON XX/2021 Papua, tim gulat Jawa Timur meraih tujuh medali emas, tujuh perak, dan dua perunggu.
Tujuh medali emas itu diraih oleh Shintia Eka Arfenda (gaya bebas 50 kg putri), Candra Marimar (gaya bebas 53 kg putri), Varadisa Septi (gaya bebas 76 kg putri), Rachmat Hadi Wijaya (gaya bebas 74 kg), Hasan Sidik (gaya greco-roman kelas 60 kg), Dimas Septo Anugraha (gaya bebas 125 kg), dan Lulut Gilang nomor Greco-Roman kelas 87 kg.
Untuk SEA Games Vietnam mendatang, Indonesia mengirim enam pegulat, empat pegulat putra dan dua pegulat putri.
Penulis | : Tim |
Editor | : Harris |
Sumber | : |
Halaman : 1 2