Oleh: Imam B. Prasodjo – (Sahabat Sultan Bacan)
Inna lillahi wainna ilahi rojiun. Saya ikut berduka mendengar kabar berpulangnya Gary Sjah pada pagi ini. Saya beruntung sempat mengenal Gary Sjah dan keluarga saat kami tinggal di Providence, Rhode Island, USA pada 1990-1997.
Seingat saya, dulu Gary dan keluarga tinggal di Hartford, Connecticut. Kami saling berkenalan dan saling berkunjung untuk makan makan sambil mengobrol tentang pendidikan. Suatu saat, saya berceritera bahwa saya bersama keluarga tengah bergotong royong menggalang dana untuk membebaskan tanah untuk wakaf di desa tempat saya kecil. Nama desanya adalah Desa Merden, Kecamatan Purwonegoro, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Saat itu, kami berencana membangun sekolah dan perpustakaan. Saat ngobrol, tiba tiba Gary menyatakan ingin ikut menyumbang dengan membelikan tanah untuk wakaf itu. Akhirnya tanah itu terbeli dari sebagian uang Gary.
Saat ini di Desa Merden, persis di pusat desa, telah berdiri sebuah sentra pendidikan yang dilengkapi perpustakaan dan masjid di tengahnya. Banyak orang di Desa Merden tak tahu bahwa sebagian tanah itu dibeli dari uang Gary dan keluarga.
Setelah saya kembali dari Amerika, pada saat kerusuhan merebak di tahun 1999-2001 di Maluku, saya sempat beberapa kali datang ke Maluku Utara menyalurkan bantuan untuk pengungsi akibat konflik. Saya sempat ke Pulau Bacan. Saya tak tahu bila di pulau ini masih ada kesultanan yang masih hidup. Saya terkejut saat mengetahui bahwa Sang Sultan di pulau ini ternyata adalah Gary Sjah yang saya kenal. Selama saya bergaul dengan Gary dan istri, sama sekali tak pernah ia berceritera bahwa ia adalah Sultan Bacan. Ia sangat sederhana dan rendah hati.
Pagi ini saya terkejut mendengar Gary Sjah pergi meninggalkan kita semua. Saya berdoa dan berucap selamat jalan untuk Gary sahabatku. Saya ikut bersaksi bahwa ia adalah orang baik yang sangat rendah hati. Tanah wakaf di Desa Merden yang terbeli dari amal ibadahnya, insya Allah, akan terus menjadi bagian kebaikan yang terus mengalir dan bermanfaat bagi warga Desa Merden, Banjarnegara.
Pagi ini, saya menangis mengingat kebaikan Gary. Siapa sangka, Gary Sjah sahabatku, adalah Raja Bacan yang tanpa sengaja menapakkan jejak kebaikan di kampung halaman tempat saya dulu dibesarkan. Terimakasih sahabatku, Gary, yang ternyata engkau bernama lengkap Sultan Alhajj Abdurrahim Muhammad Gary Dino Ridwan Syah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Imam B. Prasodjo |
Editor | : Yuli |
Sumber | : |