Gaji yang jauh lebih besar menjadi salah satu alasan kuatnya. Jika di Ciamis ia hanya menerima sekitar Rp 3,25 juta per bulan, di Jepang penghasilannya bisa 10 kali lipat lebih tinggi.
“Ternyata ada panggilan lagi sebagai pekerja migran di Jepang,” kata Kabag Hukum Setda Ciamis, Deden Nurhadana.
Kini, Dodi sudah menetap di Jepang dan aktif membagikan kegiatannya di media sosial.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari bekerja di bidang konstruksi hingga berbicara di mimbar masjid, ia tampak menikmati kehidupan barunya.
Selain itu, ia juga sering membagikan momen rindunya kepada keluarga. “Jangan lelah sebelum semuanya tercapai. Jika lelah, lihatlah keluargamu,” tulisnya dalam unggahan. ***
Penulis | : TIM |
Editor | : BIM |
Sumber | : KALTIMPOST |
Halaman : 1 2