DETIKINDONESIA.CO.ID, JAKARTA – Anggota DPR RI Komisi III, Arteria Dahlan lagi-lagi kembali meramaikan dunia politik dan hukum nasional atas pendapat yang dianggap sebagian orang melecehkan suku Sunda yang direkam sejumlah media beberapa hari lalu.
Sebagaimana ditanggapi oleh pengacara Senior Petrus Selestinus, menurutnya Artelia Dahlan membuat gaduh dan melecehkan.
“Saya melihat Artelia Dahlan membuat kegaduhan yang menyentuh wilayah SARA dan melecehkan Konstitusi UUD 1945, khususnya pasal 32 ayat (2) UUD 1945 yang memberi keleluasaan kepada setiap orang warga masyarakat untuk mengembangkan dan melestarikan bahasa daerahnya sebagai bagian dari kekayaan budaya bangsa yang harus dihormati,” Kata Petrus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia melanjutkan, bahwa sebagai Anggota DPR RI, pengemban fungsi representasi rakyat dengan hak-hak tradisionalnya sebagai kekayaan budaya nasional termasuk bahasa daerah, mestinya Arteria Dahlan tahu dan paham akan makna filosofis, sosiologis dan yuridis yang terkandung di dalam pasal 32 ayat (2) UUD 1945, bahwa yaitu: “Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional,” tegas pengacara Senior Selestinus.
Tentu dengan demikian tidak ada yang salah dari seorang Kepala Kejaksaan Tinggi. Ketika berbahasa Sunda dalam sebuah forum resmi maupun tidak resmi dihadapan siapapun rakyat Indonesia. Alasannya, karena penghormatan dan pemeliharaan terhadap bahasa daerah sebagai suatu kekayaan budaya nasional, wajib hukumnya untuk dihormati dan dipelihara, tidak hanya oleh masyarakat pemilik bahasa daerah yang bersangkutan. Tetapi juga oleh setiap warga negara, termasuk negara-pun dituntut untuk menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya naaional.
Maka menurut Petrus, karena sudah berkali-kali Arteria Dahlan melakukan hal-hal yang bersifat kontraproduktif, mengabaikan tata krama dalam menghadapi siapapun dalam forum terbuka, menggunakan narasi yang melecehkan lawan bicara, melecehkan nalarnya sendiri sebagai seorang terpelajar, sehingga berdampak buruk dengan menimbulkan daya rusak yang tinggi bagi PDIP, sebagai Partai yang selalu menjunjung tinggi ajaran Trisakti Bung Karno, antara lain “berkepribadian dalam kebudayaan,” kata Selestinus.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Tim |
Editor | : Harris |
Sumber | : |
Halaman : 1 2 Selanjutnya