Ia minta, agar seorang Arteria Dahlan menamakan diri kader PDIP, tetapi serta merta secara sadar mengkhianati ajaran Terisakti Bung Karno, soal berkepribadian dalam kebudayaan, mengkhianati UUD 1945 dan dan mengkhianati doktrin-doktrin kaderisasi PDIP yang seharusnya dikembangkan secara merata.
Arteria Dahlan seharusnya sadar bahwa bahasa Sunda selain sebagai bagian dari kebudayaan itu sendiri, tetapi juga bahasanya sebuah komunitas besar dengan jumlah pengguna bahasa Sunda di Jawa Barat sekitar 49 juta rakyat, belum termasuk pengguna bahasa Sunda di Banten sekitar 10 juta penduduk dan Jakarta, kurang lebih 5 juta pengguna bahasa Sunda.
Jangan-jangan ada gangguan kohesivitas sosial, sehingga yang salah dengan Bahasa dan Masyarakat Sunda, tentu tidak ada yang salah, yang salah adalah Arteria Dahlan yang sering memproduksi narasi yang mengganggu kohesivitas masyarakat yang pada gilirannya akan mengganggu keharmonisan warga yang beragam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Karena itu PDIP tidak boleh anggap remeh dengan perilaku Arteria Dahlan, karena bukan hanya sekali atau dua kali membuat gaduh di publik, tetapi sudah berkali-kali apalagi soal bahasa Sunda sudah masuk wilayah SARA,” jelas Petrus.
Ini jelas mengganggu kohesivitas sosial dan mencoreng wajah Partai, apalagi terkait bahasa Sunda yang dilecehkan, tentu akan ada konsekuensi budaya, politik dan sosiologis, karenanya lebih baik merecall seorang Arteria Dahlan hari ini juga, menunggu Jaksa Agung menindak Kajati yang tidak punya salah.
“PDIP akan kehilangan simpati dari Masyarakat Sunda, Jawa Barat, Banten dan sebagian Jakarta serta pencinta budaya dan kearifan lokal di Imdonesia,” Tutup Petrus Selestinus seorang Pengacara senior dan Kordinator TPDI dan Perekat Nusantara.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Tim |
Editor | : Harris |
Sumber | : |
Halaman : 1 2