Memperteguh Perdamaian di Tengah Perbedaan

Minggu, 25 Desember 2022 - 10:14 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lebih lanjut, praktik intoleransi ini dilakukan oleh aktor non negara seperti kelompok warga, individu, ormas keagamaan hingga Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dalam catatan Setara Institute, sekitar 32 kasus terkait pelaporan penodaan agama, 17 kasus penolakan pendirian tempat ibadah, dan 8 kasus pelarangan aktivitas ibadah. Kemudian, 6 kasus perusakan tempat ibadah, 5 kasus penolakan kegiatan dan 5 kasus kekerasan.
Data di atas menunjukkan bahwa ternyata keragaman ras, budaya, etnis serta agama yang dimiliki bangsa ini tidak serta merta dengan mudah terbingkai dalam satu tatanan kehidupan yang harmonis. Melainkan kita sering kali terjerumus atau terjebak pada egoisme dan fanatisme sebuah paham yang kita anut. Mengglorifikasikan bahwa kelompok saya lah yang paling benar dan diakui. Sementara yang lain salah dan tidak diakui. Yang barang tentu sikap ini akan berujung pada retaknya keragaman yang kita miliki.

Apalagi dalam situasi politik internasional maupun nasional yang diwarnai dengan konflik antar aliran ini. Maka untuk memutus disparitas hubungan negatif mayoritas-minoritas, bangsa ini tentunya sangat membutuhkan pikiran dan sikap setiap warga negara yang terbuka, inklusif, dan sadar akan pluralisme.

Baca Juga :  Bupati Kaimana Serahkan 200 Juta Untuk Korban Kebakaran Depan Gedung Pertemuan Krooy

Membangun Dialog

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada konteks masyarakat Indonesia yang multikultur, alternatif yang sekiranya ideal dalam merajut nuansa toleransi untuk memperteguh perdamaian bisa melalui upaya dialog. Tujuan dari dialog ialah dalam rangka mencari titik temu diantara keragaman. Sehingga keragaman menjadi sebuah energi positif dalam pembangunan umat dan bangsa. Tentu saja hal ini bisa ditempuh dengan hati dan otak yang terbuka serta kedewasaan emosional.

Memang sejauh ini, sebagaimana yang ditunjukkan Karel Adriaan Steenbrink dalam “Perkembangan Teologi dalam Dunia Kristen Modern (1987)” bahwa praksis ruang lingkup dialog baru menyentuh pada tingkatan pragmatis-politis. Dalam artian, dialog dilakukan hanya untuk meminimalisir konflik yang terjadi karena agama, misalnya berkaitan dengan hal-hal seputar penyiaran agama, pendirian tempat ibadah, perkawinan antar agama, dan peringatan hari besar agama.

Baca Juga :  Miras Menghancurkan Masa Depan OAP

Akan tetapi kita menginginkan lebih dari itu agar jalan dialog ini bisa menghasilkan sebuah formulasi peran agama dan para pemeluknya dalam konteks kepentingan perubahan sosial ke arah yang lebih baik. Dalam artian para pemeluk agama yang berbeda-beda itu bisa menghasilkan sebuah karya kolektif yang kinerjanya bisa dirasakan bersama pula. Serta yang tak boleh dilupakan ialah dialog pada tataran intelektual. Sehingga keilmuan agama tidak lagi masuk ke wilayah ilmu terapan (applied science) yang eksklusif, melainkan masuk ke dalam ilmu dasar (pure science). Sehingga batang tubuhnya bersifat inklusif.

Dengan membangun dialog antar agama, kita berharap mampu menguak kesadaran para pemeluk agama akan realitas yang selama ini tertutupi oleh mental serta sikap akut eksklusivisme. Ikhtiar-ikhtiar semacam ini memberikan optimisme bahwa kita mampu melepaskan diri dari berbagai macam bentrokan, diskriminasi, konflik, pertikaian, perang, dan kejahatan yang merusak martabat manusia dan peradaban itu sendiri. Yang semua itu menjadi tembok penghalang kerinduan dan mimpi-mimpi kita akan terwujudnya kehidupan yang damai.

Baca Juga :  Bonus Demografi Peluang Indonesia Melangkah Menjadi Negara Modern yang Maju & Negara Adidaya ???

Beberapa gambaran di atas kiranya akan menjadi modal besar bagi bangsa ini untuk memperteguh perdamaian di tengah perbedaan. Sehingga pada momen sakral keagamaan, seperti Natal, Paskah, Kenaikan Yesus, Idul Fitri, Maulid Nabi, Nyepi, Waisak, Galungan, Pagerwesi, Imlek dan sebagainya berlangsung damai tanpa gangguan apa-apa di masa depan.

Pesan-pesan tentang perdamaian juga kelak tidak hanya disampaikan menunggu momentum ritual keagamaan belaka. Akan tetapi, telah menjadi sebuah rutinitas yang berkualitas. Yang secara terus menerus diikhtiarkan secara konkrit. Dari semua itu, perdamaian sejati dimana relasi manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam semesta bisa terjalin serasi.

Merry Christmas! Selamat merayakan Natal, Semoga membawa harapan damai, cinta, dan berkat yang berlimpah bagi kita semua. Tuhan Yesus memberkati.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Freddy Thie
Editor : Admin
Sumber :

Berita Terkait

Konflik Politik dan Resolusi
Catatan Politik Senayan; Prioritaskan Program dengan Berpijak Pada Aspirasi Publik
Politik di Spice Islands
Transmigrasi Bukan Solusi Kesejahteraan Bagi Penduduk Orang Asli Papua
Implementasi Disertasi Menteri Bahlil: Pembentukan SATGAS Hilirisasi Berkeadilan dan Berkelanjutan Mendesak Dipercepat
Rancu Produk Hukum Pelantikan Presiden & Wakil Presiden
Kerek Lamok dan Wunuk Kerek
Perempuan Lani dan Cawat Tali

Berita Terkait

Minggu, 22 Desember 2024 - 14:25 WIB

Diduga Membeck’up Aktifitas Galian C Ilegal, Muamil Meminta Kapolda Malut Copot Kapolsek Obi

Minggu, 22 Desember 2024 - 12:55 WIB

PB-FORMMALUT Minta Kapolsek Obi Tindak Tegas Galian C, Milik Hasan Hanafi 

Minggu, 22 Desember 2024 - 12:54 WIB

Soal Kasus Korupsi Bank BPRS, Kejari Halsel Di Demo 

Minggu, 22 Desember 2024 - 09:41 WIB

Pemkot Tidore Raih Penghargaan Pengelolaan TKD Terbaik T.A 2024

Minggu, 22 Desember 2024 - 06:54 WIB

Dorong Pembangunan Kaimana Berbasis Data, Bupati Freddy Thie Jalin Kermitraan Strategis Dengan BPS RI

Kamis, 19 Desember 2024 - 16:09 WIB

Pemkot Tidore Kembali Raih Penghargaan Predikat Kepatuhan Pelayanan Publik dari Ombudsman

Kamis, 19 Desember 2024 - 16:03 WIB

Hadiri Investment Forum, Bupati Freddy Thie Perkenalkan Pariwisata Kaimana

Kamis, 19 Desember 2024 - 15:56 WIB

Pemkab Kaimana Kembangkan Ekowisata Berkelanjutan di Teluk Triton

Berita Terbaru

Daerah

Soal Kasus Korupsi Bank BPRS, Kejari Halsel Di Demo 

Minggu, 22 Des 2024 - 12:54 WIB

Teraju

Konflik Politik dan Resolusi

Minggu, 22 Des 2024 - 09:34 WIB