Lebih lanjut, praktik intoleransi ini dilakukan oleh aktor non negara seperti kelompok warga, individu, ormas keagamaan hingga Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dalam catatan Setara Institute, sekitar 32 kasus terkait pelaporan penodaan agama, 17 kasus penolakan pendirian tempat ibadah, dan 8 kasus pelarangan aktivitas ibadah. Kemudian, 6 kasus perusakan tempat ibadah, 5 kasus penolakan kegiatan dan 5 kasus kekerasan.
Data di atas menunjukkan bahwa ternyata keragaman ras, budaya, etnis serta agama yang dimiliki bangsa ini tidak serta merta dengan mudah terbingkai dalam satu tatanan kehidupan yang harmonis. Melainkan kita sering kali terjerumus atau terjebak pada egoisme dan fanatisme sebuah paham yang kita anut. Mengglorifikasikan bahwa kelompok saya lah yang paling benar dan diakui. Sementara yang lain salah dan tidak diakui. Yang barang tentu sikap ini akan berujung pada retaknya keragaman yang kita miliki.
Apalagi dalam situasi politik internasional maupun nasional yang diwarnai dengan konflik antar aliran ini. Maka untuk memutus disparitas hubungan negatif mayoritas-minoritas, bangsa ini tentunya sangat membutuhkan pikiran dan sikap setiap warga negara yang terbuka, inklusif, dan sadar akan pluralisme.
Membangun Dialog
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada konteks masyarakat Indonesia yang multikultur, alternatif yang sekiranya ideal dalam merajut nuansa toleransi untuk memperteguh perdamaian bisa melalui upaya dialog. Tujuan dari dialog ialah dalam rangka mencari titik temu diantara keragaman. Sehingga keragaman menjadi sebuah energi positif dalam pembangunan umat dan bangsa. Tentu saja hal ini bisa ditempuh dengan hati dan otak yang terbuka serta kedewasaan emosional.
Memang sejauh ini, sebagaimana yang ditunjukkan Karel Adriaan Steenbrink dalam “Perkembangan Teologi dalam Dunia Kristen Modern (1987)” bahwa praksis ruang lingkup dialog baru menyentuh pada tingkatan pragmatis-politis. Dalam artian, dialog dilakukan hanya untuk meminimalisir konflik yang terjadi karena agama, misalnya berkaitan dengan hal-hal seputar penyiaran agama, pendirian tempat ibadah, perkawinan antar agama, dan peringatan hari besar agama.
Akan tetapi kita menginginkan lebih dari itu agar jalan dialog ini bisa menghasilkan sebuah formulasi peran agama dan para pemeluknya dalam konteks kepentingan perubahan sosial ke arah yang lebih baik. Dalam artian para pemeluk agama yang berbeda-beda itu bisa menghasilkan sebuah karya kolektif yang kinerjanya bisa dirasakan bersama pula. Serta yang tak boleh dilupakan ialah dialog pada tataran intelektual. Sehingga keilmuan agama tidak lagi masuk ke wilayah ilmu terapan (applied science) yang eksklusif, melainkan masuk ke dalam ilmu dasar (pure science). Sehingga batang tubuhnya bersifat inklusif.
Dengan membangun dialog antar agama, kita berharap mampu menguak kesadaran para pemeluk agama akan realitas yang selama ini tertutupi oleh mental serta sikap akut eksklusivisme. Ikhtiar-ikhtiar semacam ini memberikan optimisme bahwa kita mampu melepaskan diri dari berbagai macam bentrokan, diskriminasi, konflik, pertikaian, perang, dan kejahatan yang merusak martabat manusia dan peradaban itu sendiri. Yang semua itu menjadi tembok penghalang kerinduan dan mimpi-mimpi kita akan terwujudnya kehidupan yang damai.
Beberapa gambaran di atas kiranya akan menjadi modal besar bagi bangsa ini untuk memperteguh perdamaian di tengah perbedaan. Sehingga pada momen sakral keagamaan, seperti Natal, Paskah, Kenaikan Yesus, Idul Fitri, Maulid Nabi, Nyepi, Waisak, Galungan, Pagerwesi, Imlek dan sebagainya berlangsung damai tanpa gangguan apa-apa di masa depan.
Pesan-pesan tentang perdamaian juga kelak tidak hanya disampaikan menunggu momentum ritual keagamaan belaka. Akan tetapi, telah menjadi sebuah rutinitas yang berkualitas. Yang secara terus menerus diikhtiarkan secara konkrit. Dari semua itu, perdamaian sejati dimana relasi manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam semesta bisa terjalin serasi.
Merry Christmas! Selamat merayakan Natal, Semoga membawa harapan damai, cinta, dan berkat yang berlimpah bagi kita semua. Tuhan Yesus memberkati.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Freddy Thie |
Editor | : Admin |
Sumber | : |
Halaman : 1 2