Menteri Kanada Sebut Wacana Kanada Jadi Negara Bagian AS Sangat Absurd

Jumat, 14 Februari 2025 - 14:36 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Pembangunan Internasional Kanada Ahmed Hussen (kanan), didampingi Duta Besar Kanada untuk ASEAN Vicky Singmin (kiri) (Sumber Foto : Dokumentasi ASEAN)

Menteri Pembangunan Internasional Kanada Ahmed Hussen (kanan), didampingi Duta Besar Kanada untuk ASEAN Vicky Singmin (kiri) (Sumber Foto : Dokumentasi ASEAN)

DETIKINDONESIA.CO.ID, JAKARTA – Pemberlakuan tarif impor Amerika Serikat terhadap produk-produk Kanada bukanlah hal yang diharapkan dari sebuah negara bertetangga yang berhubungan baik selama ini, demikian ucap Menteri Pembangunan Internasional Kanada Ahmed Hussen.

“Kami meyakini tarif tersebut sama sekali tak bisa dibenarkan. Secara objektif, jika mengesampingkan migas, Amerika Serikat justru mencatatkan surplus dalam perdagangan Kanada-AS,” kata Hussen dalam konferensi pers di sela-sela kunjungannya ke Jakarta, Jumat.

Memenuhi janjinya saat berkampanye dalam pemilihan presiden, Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada awal Februari untuk mengenakan tarif sebesar 25 persen terhadap impor dari Kanada dan Meksiko serta tarif 10 persen terhadap impor dari China.

Menurut Hussen, AS dan Kanada adalah mitra dagang yang penting bagi satu sama lain, dan hubungan perdagangan keduanya terbukti membawa manfaat, termasuk membuka lapangan kerja bagi jutaan orang di AS maupun Kanada.

Mengingat baiknya hubungan dagang antara AS dan Kanada, Hussen memandang seharusnya tidak ada alasan bagi AS untuk tiba-tiba memberlakukan tarif masuk impor atas produk buatan negaranya.

“Karena itu, dari pesisir timur ke pesisir barat Kanada semuanya meyakini bahwa tarif tersebut sama sekali tak bisa dibenarkan dan benar-benar tak masuk akal,” kata dia.

Meski demikian, menteri menegaskan bahwa Kanada memiliki hak membalas dan siap melaksanakan respons di tingkat nasional apabila AS bersikukuh memberlakukan tarif atas produk-produk Kanada.

Baca Juga :  Rupiah Diperkirakan Melemah Terhadap Dolar AS Akibat Kebijakan Tarif Trump

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : TIM
Editor : BIM
Sumber : ANTARA

Berita Terkait

Israel Izinkan Masuknya Peralatan Berat ke Gaza Setelah Negosiasi Panjang
Presiden Argentina Terjebak Kontroversi Kripto, Oposisi Tuntut Pemakzulan
Israel Dapat Kiriman Bom Berat MK-84 Usai Larangan AS Dicabut
Putin-Trump Sepakat, Delegasi Rusia-AS Akan Bertemu di Riyadh
Trump Ancam Batalkan Gencatan Senjata Jika Sandera Tidak Dibebaskan
Hamas Tegaskan Komitmen pada Kesepakatan Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera Palestina
Liga Arab Kecam Rencana Pemindahan Warga Palestina, Peringatkan Dampak Global
Erdogan Apresiasi Sikap Tegas Indonesia Dukung Kemerdekaan Palestina

Berita Terkait

Senin, 31 Maret 2025 - 13:44 WIB

Ribuan Umat Muslim Laksanakan Salat Idul Fitri 1446 H di Jatinegara

Minggu, 30 Maret 2025 - 13:31 WIB

IKA Trisakti Matangkan Pemilihan Ketum 2025-2028, Usung Musyawarah Mufakat

Sabtu, 29 Maret 2025 - 21:08 WIB

Tinjau Pos Pelayanan Mudik di Terminal Pulogebang, Kapolri Imbau Pemudik Jaga Keselamatan

Sabtu, 29 Maret 2025 - 19:14 WIB

Pahlevi Pangerang Ajak Musyawarah Mufakat di RUA IKA Trisakti: Perkuat Soliditas Alumni Menuju Indonesia Emas 2045

Jumat, 28 Maret 2025 - 23:59 WIB

Torang Matuari Bentuk Badan Hukum untuk Dukung Pemberian Masukan kepada Pemerintah Pusat dan Daerah

Jumat, 28 Maret 2025 - 20:12 WIB

Rumah Zakat Distribusikan Zakat Fitrah Serentak di 29 Kota pada Hari Zakat Nasional 2025

Jumat, 28 Maret 2025 - 13:35 WIB

Harison Mocodompis: Transformasi Sertifikat Tanah Elektronik untuk Perlindungan Hak Masyarakat

Jumat, 28 Maret 2025 - 11:08 WIB

Menag Dorong Masjid dan Musala Jadi Rest Area Pemudik di Jalur Mudik

Berita Terbaru