“Suatu musibah apa saja yang terjadi di suatu negeri, tempat itu selalu ada masyarakat mempunyai kesadaran sendiri untuk berdoa meminta Allah SWT agar kejadian-kejadian seperti itu tidak terjadi lagi dikampung atau di daerah kita ke depan,” jelasnya.
Menurutnya tradisi dan budaya tolak bala yang dilaksanakan masyarakat, itu berarti bay mempunyai ide dan punya inisiatif sangat bagus, namun ketika melakukan sesuatu itu harus menyadari, mencari tau betul permasalahannya dan terus solusinya apa?.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kemungkinan besar masalahnya itu dari sebelum saya bertugas disini atau masalah du bulan Ramadhan kemarin terus begitu, nyambung-menyambung sampai hari ini,” ngakunya.
Mungkin karena masalah itu sehingga masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda, serta para pemuka agama dengan cepat mengambil solusi untuk melakukan hajatan tolak bala, ini tentu sangat bagus.
“Namun ini merupakan bagian terkecil dari pada solusi, kalau saya sarankan ada bagian yang lebih penting, apakah mungkin, karena Allah SWT menegur kita bermacam-macam, ada musibah dan cobaan, yang artinya masyarakat sudah beriman, tapi Allah SWT masih uji lagi, apakah dia masih bertahan dengan keimanannya atau tidak,” timpalnya.
Kemudian, kata Ikram Allah SWT akan memberikan suatu kaum atau suatu negeri berbagai cobaan ketika mereka memang betul-betul sudah tidak beriman lagi.
“Tinggal kita menyadari, bahwa kita berada di posisi mana, karena Allah SWT mengatakan akan berikan dan mendatangkan rezeki berlimpah, ketika masyarakat atau suatu kaum itu benar-benar beriman, begitu juga sebaliknya ketika mereka kufur dan tidak beriman kepada ALLAH maka Allah akan datangkan Azab yang kita tidak ketahui,” ujarnya.
“Dan mungkin kita sadari bahwa ini merupakan peringatan dari Allah SWT, karena orang yang satu mendahului kita, tapi belum selesai hajatannya (Dina) satu lagi, memang ini adalah solusi yang sangat bagus, tapi ada hal ingin saya sarankan bahwa kehadiran kita dunia ini hanya satu mengabdikan diri kepada Allah SWT,” tutupnya.
Sementara itu disampaikan salah satu masyarakat Desa Saketa Muhdar Hi. Musa mengatakan bahwa kegiatan tersebut atas inisiatif warga Akefai, dan pada akhirnya mendapat bantuan anggaran dari berbagai pihak.
“Kegiatan ini awalnya kami beberapa orang saling ajak untuk gelar tradisi tolak bala ini, akhirnya kami mendapat bantuan dari pihak-pihak tertentu, kami juga mengajak Ibu-ibu segera menyiapkan makanan ketupat, nasi kuning dan lauk pauknya,” ujar Muhdar pada Sabtu, 6 Juli 2024.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Abdila Moloku |
Editor | : Delvi |
Sumber | : |
Halaman : 1 2