Selanjutnya, Ombudsman RI mengunjungi SDN 3 Warungkiara yang tidak jauh dari lokasi SPPG. Pemantauan ini bertujuan untuk meninjau langsung proses distribusi MBG. Menurut Yeka, penerapan teknologi ginger print dalam pembagian MBG ideal untuk menjaga ketepatan distribusi. Namun, perlu dipastikan sistem ini terus berjalan optimal tanpa kendala teknis.
Pada titik terakhir, tim Ombudsman RI meninjau sentra makanan bergizi gratis yang telah dirancang sesuai standar Badan Gizi Nasional. Di lokasi ini, seluruh proses mulai dari pengolahan hingga distribusi, dilakukan dengan standar ketat untuk menjaga keamanan pangan dan kandungan gizi. “Kami mengapresiasi penerapan standar ini, yang memastikan setiap makanan yang disajikan benar-benar bermanfaat bagi pertumbuhan anak-anak,” ujar Yeka.
Selama dalam kunjungan kerja tersebut, Ombudsman RI mencatat layanan dari program MBG itu bukan hanya penyediaan makanan bergizi untuk siswa, ibu hamil, ibu menyusui dan anak balita saja, melainkan memilikisnowbolling effect terhadap peningkatan kesejahteraan petani di lingkungan terdekat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Dengan demikian program MBG akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi di perdesaaan, dan pengurangan pengangguran melalui penyediaan tenaga kerja di SPPG. (*)
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Penulis | : TIM |
Editor | : BIM |
Sumber | : OMBUDSMAN |
Halaman : 1 2