Mas Darsum, yang berusia 51 tahun dan berdarah Jawa itu, menjelaskan bahwa tradisi menjual sayur keliling ini telah dia tekuni dalam waktu yang lama. Keberuntungan berpihak padanya karena ia tinggal di Desa Kilong, yang dekat dengan teman-teman yang memiliki kebun sayur-sayuran. Ini memudahkan baginya untuk mendapatkan pasokan bahan dagangan tanpa kesulitan.
“Sebagai masyarakat biasa, kita memiliki kebebasan untuk mencari nafkah dengan cara apapun yang kita rasa pantas. Yang penting, jangan pernah malu untuk mencari kehidupan tanpa adanya paksaan atau tekanan. Kita semua mencari penghidupan untuk keluarga kita,” tutup Pak De dengan semangat. (DI/BAHA)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penulis | : Bahrudin Umaternate |
Editor | : SAF |
Sumber | : Mas Darsum |
Halaman : 1 2