Papua Selatan Ingin Kembali Ke Nama Irian Selatan, Telusuri Lebih Jau!

Senin, 2 Oktober 2023 - 09:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DETIKINDONESIA.CO.ID, PAPUA – Wilayah Papua bagian selatan telah menjadi provinsi baru. Tapi mengapa nama provinsinya tidak memakai nama Irian Selatan?

Papua Selatan dikenal dari dua nama: Merauke dan Boven Digoel. Keduanya dikenal sejak sebelum Indonesia merdeka.

Semangat pernjuangan kemerdekaan adalah menyatukan wilayah dari Sabang sampai Merauke. Di dalam sidang BPUPKI, Muh Yamin menjelaskan batasan wilayah dari Sabang samai Merauke yang harus menjadi wilayah Indonesia itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Generasi yang lahir setelah Indonesia merdeka mengenal Merauke lewat lagu ‘Dari Sabang Sampai Merauke’. Boven Digoel dikenal karena dicatat di buku-buku pelajaran sebagai tempat pembuangan tahanan politik di masa penjajahan Belanda.

Ketika Tanah Papua masih terbagi dalam dua wilayah provinsi, Papua Selatan masuk wilayah Provinsi Papua. Tentu ada kendala geografis jika harus ke ibu kota provinsi melaui jalan darat.

Saya pernah bertemu dengan dua warga dar Boven Digoel di Jakarta. Seumur hidup dia belum pernah keluar dari kampungnya.

Semula Boven Digoel termasuk wilayah Kabupaten Merauke. Mereka pun belum pernah ke Merauke, kota yang berada di selatan Boven Digoel. Kini Boven Digoel sudah menjadi kabupaten sendiri.

Apalagi ke Jayapura, ibu kota provinsi yang berada di pantai utara Papua, tak pernah mereka bayangkan. Sekali-sekalinya harus keluar kampung, mereka langsung pergi ke Jakarta. Mereka mengungkapkan kegundahan hati karena hutan mereka sudah dikuasai investor.

Baca Juga :  Mama-Mama Penjual Pinang Di Sorong Akan Mendapatkan Bantuan Payung Untuk Berjualan

Suku Marind menjadi komunitas masyarakat adat terbesar di Papua Selatan. Saya pernah sedikit membahas masyarakat adat ini saat menulis nama tiga provinsi baru di Papua.

Saya pernah ke Papua Selatan. Saat itulah saya baru mengetahui bahwa Irian yang cukup lama dipakai untuk nama provinsi paling timur ini memiliki makna yang indah dalam bahasa Marind.

Akan saya bahas lagi di sini untuk menjawab pertanyaan judul tulisan ini. Anda cukup mengklik halaman dua dari tulisan ini untuk mengetahui jawabannya.

Beberapa orang yang bertemu saya menjelaskan makna Irian dalam bahasa Marind. Sekaligus juga menjelaskan asal-usul nama Merauke.

Salah satu buku rujukan yang mereka gunakan untuk menjelaskannya adalah buku Sejarah Pereja Katolik di Irian Selatan. Ketika disebut buku ini, Agapitus yang –menemani kami– mengaku memiliki buku itu.

Ia pun dengan senang hati pulang ke rumah untuk mengambil buku itu. Di kemudian hari saya mendapat referensi tambahan.

Suku Marind dikenal juga sebagai Anim-ha. Artinya “manusia sejati” atau “bangsa yang ditinggikan”. Anim artinya manusia atau bangsa, ha artinya sejati, tinggi, yang ditinggikan.

Baca Juga :  Pj Gubernur Dampingi Menteri Investasi Bahlil Lahadalia Dalam Kunjungan ke Provinsi Papua Barat Daya

Orang Marind semula menganggap orang Belanda sebagai sahabat. Namun orang Belanda telah berbuat licik.

Belanda membuatkan rumah untuk orang Marind, tetapi mereka yang akan memakai rumah itu diwajibkan melepaskan semua atribut adat mereka. Ada yang mau menerima syarat itu, ada yang menolak.

Orang Belanda pun disebut sebagai pu-anim. Orang asing.

Sedangkan orang Marind yang menempati rumah-rumah itu disebut Marind pu-anim. Orang Marind murtad. Pu, kata penulis Rusia, Kesselbrenner, diambil dari bunyi letusan senjata yang dimiliki orang-orang Belanda.

Irian tak jauh beda dengan anim-ha dalam bahasa Marind. Iri artinya diangkat tinggi, an artinya bangsa. Dalam bahasa Serui di wilayah utara Papua, Irian berarti tiang bangsa. Iri tiang, an bangsa.

 Tapi Irian sudah diganti dengan nama Papua. Pada awal kemerdekaan hingga 1960-an, nama Papua dipahami sebagai nama yang jelek. Dianggap berasal dari pua-pua dalam bahasa Tidore yang artinya keriting. Lalu memiliki perluasan makna menjadi hitam, bodoh.

Papua dulu masuk wilayah Kerajaan Tidore. Wilayah kerajaan yang berpulau-pulau, maka disebut sebagai papo ua. Artinya tidak bergabung.

Namun di abad ke-16, Papua memiliki makna yang bagus. Orang Portugis menyebut Papua sebagai Os Papuas dan Ilha de Papo. Artinya Pulau Emas.

Baca Juga :  Oke Mobilindo Lubuklinggau: Sebelum Membeli Konsumen Di Ajurkan Memeriksa Kendaraan Secara Total

Itu yang bisa dipakai untuk memaknai nama Papua sekarang, menggantikan nama Irian Jaya. Nama Papua ditetapkan lewat UU No 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua.

Ruoanya, masyarakat Papua Selatan tak ingin meninggikan diri dibandingkan dengan yang lainnya. Maka, yang dipilih sebagai provinsi mereka bukan Irian Selatan. Cukup dengan Papua Selatan, sesuai nama yang dipakai oleh semua wilayah di Tanah Papua.

Priyantono Oemar

Sumber rujukan:
– Irian Barat, Wilajah jang tak Terpisahkan dari Indonesia karya G Kesselbrenner (1961)
– Rekonstruksi Sejarah Umat Islam di Tanah Papua disertasi karya Toni Victor M Wanggai (2008)
– Sejarah Gereja Katolik di Irian Selatan karya Keuskupan Agung Merauke (1999)

Untuk Yang Mulia Para Pencuri Naskah/Plagiator

Selama empat hari, Raffles menjarah Keraton Yogyakarta. Dari berbagai jenis barang yang dijarah itu terdapat naskah-naskah Jawa yang kemudian ia pakai sebagai bahan untuk buku The History of Java. Kendati naskah-naskah itu hasil jarahan, ia tetap menyebutkannya ketika ada bagian-bagian yang ia ambil untuk bukunya, seperti dalam kalimat: “Syair berikut adalah dari Niti Sastra Kawi”, “Cerita ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Crawfurd”.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : TIM
Editor : YULI
Sumber : REPUBLIKA.CO.ID

Berita Terkait

Cerita Nia dan Bambang, Petani Binaan Harita Nickel yang Sukses Jadi Pemasok Bahan Pangan
Langgar Edaran Mendagri, Kades  Dowora Eli Saleh Nekat Bagikan BLT Jelang Pilkada 2024
Kampanye Akbar Paslon Berkat, Freddy Thie Paparkan 3 Program Unggulan Untuk Kaimana 5 Tahun Kedepan
Setyo Budiyanto Terpilih Sebagai Ketua KPK 2024-2029
Sekertaris Dinas Kesehatan Halsel, Diduga Terlibat Politik Praktis
Ribuan Warga Padati Kampanye Akbar Freddy Thie-Somat Puarada
Debat Kedua Husain-Asrul Berkomitmen  Tol Laut Harus di Nikmati 10 Kabupaten/Kota 
Bertemu Jajaran Bappebti, Bamsoet Apresiasi Beroperasinya Bursa Kripto Indonesia 

Berita Terkait

Rabu, 20 November 2024 - 15:49 WIB

Politik di Spice Islands

Jumat, 15 November 2024 - 21:27 WIB

Transmigrasi Bukan Solusi Kesejahteraan Bagi Penduduk Orang Asli Papua

Minggu, 10 November 2024 - 12:57 WIB

Implementasi Disertasi Menteri Bahlil: Pembentukan SATGAS Hilirisasi Berkeadilan dan Berkelanjutan Mendesak Dipercepat

Selasa, 5 November 2024 - 16:12 WIB

Rancu Produk Hukum Pelantikan Presiden & Wakil Presiden

Minggu, 27 Oktober 2024 - 20:20 WIB

Kerek Lamok dan Wunuk Kerek

Minggu, 27 Oktober 2024 - 20:13 WIB

Perempuan Lani dan Cawat Tali

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 15:14 WIB

Sahabatku, Sukiman Yang Syahid Dalam Mencari Nafkah

Rabu, 23 Oktober 2024 - 19:30 WIB

Papua Bukan Tanah Kosong

Berita Terbaru

Nasional

Setyo Budiyanto Terpilih Sebagai Ketua KPK 2024-2029

Kamis, 21 Nov 2024 - 15:08 WIB