Hamba Tuhan menjadi Bapa Dan Mama untuk semua calon Kepala Daerah Gubernur dan Bupati Di Papua Pegunungan
Oleh : Angginak Sepi Wanimbo
Konsep pemimpin berasal dari kata dalam bahasa asing, yaitu “leader” dan “kepemimpinan” dari “leadership”, pemimpin adalah seorang yang paling berorientasi hasil di dunia dan kepastian dengan hasil ini hanya positif kalau seseorang mengetahui apa yang diinginginkannya. Pemimpin dalam pengertian luas adalah seorang yang memimpin dengan memprakarsa tingka laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisasi, mengontrol usaha atau upaya orang lain melalui prestasi, kekuasaan atau posisi. Sedangkan pemimpin dalam arti terbatas adalah seorang yang membimbing, memimpin dengan bangtuan berbagai kualitas persuasifnya, dan akseptasi atau penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemimpin merupakan seorang yang berada dalam kelompok, mengorordinasikan kegiatan kelompok yang relevan, sebagai pemberian tugas atau pengarah dan penangunggung jawab utama. Dalam kelompok terdapat orang yang memberi tugas (pemimpin) dan orang lain yang diberi tugas (pegawai). Orang yang dipisahkan dari kelompok untuk dijadikan pemimpin adalah orang yang memiliki atribut antara lain kewibawaan, kekuasaan, kewenangan, keterampilan khusus, status dan lain sebagainya.
Selain itu, pemimpin juga sering dipahami sebagai orang yang menerapkan prinsip dan teknik yang sering dipahami sebagai orang yang menerapkan prinsip dan teknik yang memastikan motivasi, disiplin, dan produktivitas, juga bekerja sama dengan orang tugas, dan situasi agar dapat mencapai sasaran organisasi, bahkan pemimpin adalah pionir, sebagai orang yang bersedia melangkah ke dalam situasi yang tidak diketahui. Pemimpin yang mempunyai visi yang jelas dapat menjadi penuntun dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin. (Angginak Sepi Wanimbo, Kepemimpinan Tradisional Suku Lani).
Nenek moyang Penduduk Orang Asli Papua (POAP). sejak dulu mereka hidup bersama – sama dengan Allah di tanah Papua lalu Tuhan Allah pakai dan utus Misi pertama kali masuk ke Papua melalui Pulau Mansinam, Teluk Dorenh, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat pada tanggal 05 Februari 1855. Injil masuk melalui dua Misionaris asal Jerman, yakni Carl Wilhelm Ottow dan Johann Goottlob Geissler.
Tuhan terus pakai orang – orang utusan Tuhan Bromly dan Elisa Gobay telah mendarat pesawat di sungai Balim bertempat di Minimo pada tanggal 20 April 1954 di Kabupaten Jayawijaya Wamena Provinsi Papua Sekarang Provinsi Papua Pegunungan.
Kebenaran tentang Injil terus berkembang di wilayah Pegunungan Papua bagian Barat, Selatan, Utara dan Timur tetapi Misi (ABMS) yang ke arah suku Lani Norm Draper, Hein Noordyk dan Ian Gruber bersama tiga orang Charles Crain (Tuan Garek). Dan kawan – kawan telah tiba di Tiom Kabupaten Lanni Jaya pada tanggal 28 Oktober 1956 di wilayah Balim Barat. (Angginak Sepi Wanimbo, Sejarah Kepemimpinan Pemuda Baptis Papua. Hal. V. 2024).
Setelah Misi (ABMS) menyatakan Injil kebenaran Firman Tuhan kepada moyang orang Lani mereka telah menerima dengan penuh suka cita, penuh dengan damai lalu mereka mengambil komitmen, keputusan untuk memikul Salib Tuhan Yesus dan terus memberikan, menyampaikan tentang kebenaran Allah kepada orang lain di sekitarnya sehingga sampai detik ini semua orang mengenal Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadi.
Misi (ABMS) tidak hanya datang menyatakan kebenaran Firman Tuhan tetapi juga mereka datang mengajarkan bagimana pendidikan yang baik, kesehatan yang baik, pertanian/atau perekonomian yang baik, dan lain banyak hal yang mereka memgajarkan kepada orang Lani sehingga orang Lani ada peningkatan kemajuan sangat luar biasa sampai dengan hari ini.(Sumber. Artikel, Angginak Sepi Wanimbo Wamena, 20 September 2024).
Sejarah mencatat bahwa moyang dulu di Papua Pegunungan hidup bersama – sama dengan Allah lalu Misi datang menyatakan kebenaran Firman Tuhan tentang Injil dan di Wilayah Papua Pegunungan dikuasai oleh kuasa Injil terlebih dahulu lalu Injil itu orang tua setelah terima dengan baik mereka tidak tinggal diam, sante tetapi mereka dengan penuh semangat terus menyampaikan kebenaran Firman Tuhan ini kepada orang lain salah satunya melalui Doa, Pujian, Kesaksian Hidup mereka, juga melalui kebenaran Firman yang ada di Alkitab tujuannya semua umat dapat diselamatkan.
Waktu itu pemimpin gereja atau hamba Tuhan tidak pernah membedakan umat asal dari Timur, Barat, Selatan dan Utara tetapi mereka anggap itu semua umat kami maka mereka jalan melayani Tuhan dengan kasih setia, jujur, transparan dan polos di medan pertempuran pelayanan.
Hasil dari pada buah pelayanan mereka saat ini Anda dan saya menjadi Gubernur, Bupati, Walikota, Camat, Kepala Kampung, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pusat, Provinsi dan Kabupaten Kota, Aparatur Sipil Negara ASN, Pilot, TNI/Polri, Karwayan Swasta, LSM, Guru, Mantri Suster dan Dokter, Pengusaha, Pengacara, Penasehat, Gembala, Mayelis, Sinode, Guru Sekolah Minggu, Sopir Taksi, Abang Ojek, Abang Becak, Politikus, Akademisi, Musisi, Petani, Ibu Rumah Tangga, dan banyak lainnya saya tidak sebut satu persatu.
Sebab itu hari ini para pimpinan gereja/atau hamba Tuhan harus menjadi netral berdoa, berdiri tegap, berdiri lurus, di tenggah – tenggah mereka lalu menjadi bapa dan mama untuk semua lalu tegakan nilai – nilai kebenaran, kedamaian, kejujuran, keadilan serta kebaikan yang diajarkan oleh Tuhan kepada semua umat tetapi juga kepada bapa ibu calon kepala daerah entah itu Gubermur dan Wakil Gubermur, Bupati dan Wakil Bupati di Wilayah Lapago Papua Pegunungan.
Jika pemimpin gereja/atau hamba Tuhan berdiri di tenggah – tenggah saya percaya bapa dan ibu calon kepala daerah diantaranya salah – satu keluar sebagai pemenan Gubernur dan Bupati di Wilayah Lapago Papua Pegunungan pasti akan melakukan pelayanan dengan baik dan akan merangkul semua denominasi gereja yang ada di Pegunungan untuk membangun rumah Tuhan dan menjangkau umat yang belum dijangkau dengan baik.
Visi Tuhan datang ke dunia ini sangat jelas untuk mempersatukan umat yang ada di dunia ini, maka Visi pimpinan gereja dan hamba Tuhan juga sangat jelas artinya tugas dari pada pimpinan gereja untuk menyambung lidah dari pada Tuhan sendiri yaitu mempersatukan umat Tuhan, mendamaikan umat Tuhan, jika menghadapi masalah, menyatakan kebenaran kepada umat Tuhan, dan meneruskan tentang Injil kepada umat Tuhan di tanah Papua.
Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba – domba-Ku dan domba – domba-Ku mengenal Aku. Sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba – domba-Ku. (Yohanes 10 : 14-15).
Catatan singkat ini semoga menyadarkan, membuka mata, hati dan rohani para pimpinan gereja untuk melangka melayani Tuhan dengan penuh kasih sayang.
Selamat membaca bagi sahabat – sahabatku yang baik Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua.
Kinaonak..waaa…waaa
Penulis:
Ketua DPD – PPDI Provinsi Papua Pegunungan
Ketua DPD – PPKL & AB Provinsi Papua Pegunungan
Penulis | : SEPI WANIMBO |
Editor | : YULIANA |
Sumber | : |