Oleh : Angginak Sepi Wanimbo – Ketua DPD – PPKL & AB PPP
Penulis mengutip kata Nelson Mandela mantan Presiden Pertama Afrika Selatan(1994-1999)sosok kutu buku itu pernah mengatakan
“Buku Adalah Jendela Dunia”
Pemuda gereja adalah agen perubahan masa depan gereja dan bangsa Papua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pandangan penulis tentang agen perubahan adalah dengan mengubah pola kebiasaan yang merugikan diri sendiri,masa depan gereja dan bangsa. Misalnya terlibat mengonsumsi miras, ganja, ekstasi,heroin,sabu-sabu, lem aibon. Semua jenis narkoba di atas sesungguhnya tidak sehat.
Penulis mengajak kawan-kawan muda (pengguna narkoba) untuk perlahan tinggalkan itu. Dan melatih diri menyukai membaca.
Artinya ketika kita setiap hari membaca buku maka kita mengenal seisi dunia ini.
Sebaliknya, jika kita tidak membaca buku. Lantas isi dunia ini kita tidak bakal tahu.
Analoginya seperti tubuh manusia. Kalau tidak makan makanan berasupan baik bagi tubuh. Sudah pasti,tubuh tanpa energi untuk melakukan sesuatu. Termasuk membaca buku.
Demikian juga setiap hari ada baiknya kita menggambil waktu membaca buku. Itu artinya,kita sedang memasukan asupan gizi ke dalam otak kita. Yang kemudian berpengaruh terhadap daya pikir cerdas, kritis, rasional dan profesional.
Penulis mau ingatkan kembali. Jadikan membaca sebagai budaya dalam keseharian kita. Apa pun pekerjaan kita,penulis mengajak,mari lakukanlah.
Kurangnya budaya baca buku. Yang penulis lihat,turut memengaruhi angka pengangguran, pencurian, penculikan, pembunuhan, peperangan antara suku, antar wilaya dan antar daerah. Semua peristiwa di atas hampir terjadi di depan mata kita.
Untuk menghilangkan angka pengangguran, pencurian, penculikan, perampokan, dan peperangan. Tentu kita kembali pada perbanyak baca buku. Penulis percaya, kelak pemuda yang sering baca buku. Dia pasti punya semangat dan motivasi tersendiri untuk melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi keluarga, gereja dan bangsa.
Kita tidak bisah membuang waktu dengan menunggu. Gerakan membaca bisa saja di mulai dari bapa, mama, kaka, ade, teman dan sahabat.
Sebaiknya, gerakan baca buku, di mulai dari diri kita.
Kemudian kita tularkan ke orang lain.
Yang penulis anggap dari sebuah buku,entah buku apa saja. Ibarat teman hidup.
Sisi lain pemuda seperti gaya hidup(life style). Menurut penulis cenderung bersandar pada uang. Ketika ada uang,kebanyakan dari mereka menghabiskannya dengan berfoya-foya. Padahal, sebagian uang bisa di sisikan untuk membeli buku di toko buku.
Dari banyak membaca tentu akan mempengaruhi pola pikir,etika dalam sopan santun,berbicara kita.
Selain itu,bacaan yang berkaitan dengan mode style berpakaian,itu akan mempengaruhi penampilan para pembaca.
“Budayakan banyak baca buku terutama bagi generasi muda Papua,” pesan Dr. Socratez Sofyan Yoman.
Berikut penulis mencontohkan, jika kita ingin sekali bertemu dengan beberapa tokoh penting diantaranya, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto. Dan beberapa tokoh intelektual lainnya diantaranya, Doktor Socratez Sofyan Yoman, Doktor Benny Giay, Pendeta Dorman Wadikbo, Markus Haluk, John Bunai, Viktor Yeimo, Doktor John Tabo, Befa Yigibalom, Wempi Wetipo,Doktor Ribka Haluk,Profesor Vince Tebay, Samuel Tabuni, Doktor Felix V. Wanggai,Barnabas Suebu, Paskalis Kosay, Natalius Pigai dan tokoh Papua lainnya.
Tokoh-rokoh di atas tentu secara langsung menjumpai mereka,agak susah.
Nah,untuk mengenal lebih jauh siapa mereka,menurut penulis,cara lain melalui buku-buku tentang mereka seperti biografi. Di dalamnya tertera cerita tentang sepak terjang mereka.
Kaitannya dengan senang membaca. Banyak manfaatnya. Apalagi
untuk menata masa depan suatu bangsa dan gereja. Ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Gereja dan bangsa akan kuat tetap berdiri kokoh.
Jika sebaliknya yang diharapkan gereja dan bangsa malahan hancur.
Maka, pentingnya semua elemen pendukung mulai dari tanah,alam dan isinya. Serta manusia yang memiliki satu hati,sepikir untuk bersama-sama mengampanyekan wajib baca buku.
Membaca buku bisa di honai, para – para adat, gereja, sekolah, komunitas,keluarga. Semisal dari bapa,mama,anak,adik dan kakak. Siapa yang sudah tahu membaca,usahakan sebisa mungkin dilatih kepada anggota keluarga yang belum tahu baca. Tujuannya,menjadi keluarga yang melek huruf.
Dengan demikian,kelak kita semua ibarat bintang di langit yang bercahaya menerangi orang-orang di sekitar kita. Sehingga yang kita impikan hari ini dan akan datang menjadi cemerlang.
Semoga catatan ini menyadarkan, meneguhkan, memotivasi, mendidik dan membuka mata,telingga kita semua untuk terus fokus dan biasakan membaca sebagai budaya.
Di mana saja kita pergi dan ada,kita terus membaca buku.
Selamat membaca kepada sahabat – sahabatku yang baik.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : SEPI WANIMBO |
Editor | : LUKAS |
Sumber | : |