Pengelolaan Training Berbasis Digital dan HMI Back to Society

Rabu, 29 Juni 2022 - 15:36 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Melihat Perkaderan dalam tubuh HMI yang masih jauh menyentuh ranah sosial kemasyarakatan. Kader-kader HMI  kadang terjebak dalam keeksklusifitasan intelektual. Kader-kader HMI masih banyak yang sibuk untuk mengurusi internal organisasi. Kader-kader HMI sibuk untuk meng up-grade kapasitas intelektualnya, sehingga ranah pengabdian kepada masyarakat belum tergarap dengan baik. Di zaman digitalisasi kader HMI khusunya instruktur harus mampu menguasai materi materi yang berkaitan dengan digitalisasai jangan sampai di era yang semakin cepat ini instruktur HMI jauh ketinggalan sehingga butuh pembelajaraan dan pemahaman tentang pengetahun yang terkait dengan digitalisasi harus di kuasai sehingga intruktur harus memiliki metode atau formula baru terhadap pentraningan HMI yang berbasis kepada Pengelolaan training digital disetiap jenjangan pentrainingan. Sehingga pentraningan HMI tidak ketingalan zaman atau stagnan.

Secara operasional, perkaderan dipahami sebagai usaha sistematis organisasi dalam mencapai cita-cita yang bentuknya tergambarkan melalui usaha HMI dalam membentuk integritas watak dan kepribadian, pengembangan kualitas ilmu pengetahuan serta pengembangan kualitas keahlian. Ketiga hal ini diintegrasikan dalam system perkaderan HMI, yang pembagian tugas-tugas pelaksanaannya menjadi tanggung jawab kelembagaan secara umum, dan secara khusus menjadi tugas bagi bidang yang dimandati untuk melaksanakan dan mengembangkannya sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman. Salah satu bagian yang diberikan wewenang untuk menjaga dan memastikan proses kaderisasi ini berjalan adalah lewat Badan Pengelola Latihan, yang merupakan badan khusus yang bersifat semi otonom didalam tubuh HMI. Pemahaman tentang dunia digitalisasi harus memang di masifkan untuk seluruh kader HMI, materi-materi muatan local yang ada di pentraningan ditubuh HMI, khusunya tentang digitalisasi harus sudah di masukan sehingga selain untuk pemahaman peserta dan juga untuk bagaimana nantinya mereka bekerja di dunia yang profesional apalagi di era yang serba cepat ini jangan sampai kader HMI jauh ketingalan. Seharusnya dengan kejaayaan sejarah HMI dulu mampu menjadi spirit juang kader HMI untuk menghadapi tantangang yang akan datang.

Baca Juga :  Ingatan 30 September, “PKI No dan Komunis Yes”

Poin penting perkaderan dalam HMI adalah bagaimana seorang kader dapat melakukan perkaderan yang dimulai dari diri sendiri. Bagaimana seorang pengkader akan mengkader orang lain, namun belum dapat mengatur dirinya sendiri. Dibutuhkan kesadaran individu agar internalisasi nilai-nilai HMI dapat masuk dan meresap ke dalam jiwa tiap individu kader HMI. Dari hal inilah sebenarnya proses perkaderan dimulai. Perkaderan dimulai dari pribadi individu, kemudian baru menyebar ke orang lain dan masyarakat luas. Pentraningan HMI sudah seharusnya kembali ke khitoh perjuangan yang mana kita ketahui lahirnya hmi dengan dua misi besar tentang keislaman dan keindonesia untuk mejaga itu ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, kalau dulu kita dengan slogan HMI back to campus sekarang coba kita mulai dengan pola pentraningan kita HMI back to society dalam pelaksanaan pentrainingannya dilakukan didesa desa selain untuk mengenalkan HMI ke masyarakat kader HMI juga harus dekat dengan msyarakat jangan sampai stigma negative tentang HMI yang pro kekuasaan terus berkembangan dikalangan masyarakat maupun kader HMI.

Perkaderan adalah suatu kegiatan primer HMI, yang mana kegiatan itu meliputi segenap usaha kearah pembinaan manusia muslim (mahasiswa Islam) Indonesia yang mampu bertangggung jawab dan mampu berbuat sebanyak banyaknya untuk kepetingan rakyat. Maka dari itu mulai dari penempatan pelaksaan training, HMI harus bisa mencari tempat pelaksaan yang strategis. Tempat pelaksaan itu meliputi adanya (Masjid/Mushola, Aula training, ruang istirahat peserta Laki-laki dan perempuan, ruang istirahat panitia dan pengelola, kamar mandi/toilet serta halaman untuk mengadakan kegiatan diluar ruangan). Dengan beberapa point yang harus ada dalam menentukan tempat training. Maka ada tempat yang bisa kita gunakan untuk mengadakan training. Yaitu dibalai desa, sekolah dan pondok-pondok pesantren.

Baca Juga :  Selamatkan Generasi Muda Papua Dari Ancaman Bahaya Alkohol Dan Narkoba

Dengan ditopang oleh tempat pelaksaan training HMI yang sudah dijelaskan diatas, dan ditambah beberapa materi penunjang yang dapat menambah kepekaan kader terhadap permasalahan masyarakat yakni, materi Analisis Social disetiap jenjang training yang ada di HMI. Diharapkan kader HMI bisa turun langsung dengan masyarakat yang ada di arena pentraningan. Karna kita ketahui HMI lahir untuk mewujudkan msyarakat adil makmur yang di ridhoi Allah SWT. Sehinga setelah peserta yang lulus mengikuti traning LK I bisa mengimplementasikan pengetahuan keislaman dan keindonesia yang mereka dapatkan itu didesa tempat dilaksanakan pentraningan dan mereka bisa membentuk “desa binaan” dengan melakukan kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial. Sudah seharusnya kader HMI kembali ke ranah masyarakat. Jangan sampai kader HMI menjadi Kader Elit yang lupa dengan dua tujuan awal berdirinya HMI. yang pernah dikatakan jendral Sudirman “HMI bukan hanya Himpunan Mahasiswa Islam tapi HMI adalah Harapan Masyarakat Indonesia”.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Ahmad Surya Ramadhan R
Editor : Muhamad Fiqram
Sumber :

Berita Terkait

Transmigrasi Bukan Solusi Kesejahteraan Bagi Penduduk Orang Asli Papua
Implementasi Disertasi Menteri Bahlil: Pembentukan SATGAS Hilirisasi Berkeadilan dan Berkelanjutan Mendesak Dipercepat
Rancu Produk Hukum Pelantikan Presiden & Wakil Presiden
Kerek Lamok dan Wunuk Kerek
Perempuan Lani dan Cawat Tali
Sahabatku, Sukiman Yang Syahid Dalam Mencari Nafkah
Papua Bukan Tanah Kosong
Membangun Politik yang Bersih Sehat & Jujur

Berita Terkait

Sabtu, 16 November 2024 - 14:00 WIB

Dalam Rangka menyambut HUT ke-60 Partai Golkar, DPD Partai Golkar Jakarta Timur Gelar Senam Massal 

Sabtu, 16 November 2024 - 10:03 WIB

Semangat Hari Pahlawan, Relawan SEJAJAR Resmi Usung RIDO untuk Jakarta

Jumat, 15 November 2024 - 09:56 WIB

KAHMI JAYA Jaga Netralitas, Sukses Undang Seluruh Paslon di Pilkada Jakarta 2024 dalam Acara “Geruduk Paslon”

Kamis, 14 November 2024 - 22:17 WIB

Logistik Terpercaya untuk Ekspedisi Surabaya Tobelo dengan Layanan Unggul

Rabu, 13 November 2024 - 17:31 WIB

Wujudkan Halsel Hebat, Rusihan-Muhtar Tampil Memukau Pada Debat ke Dua

Rabu, 13 November 2024 - 17:30 WIB

Menyamakan Sherly Tjonda Sebagai Khadijah Maluku Utara” Pelecehan bagi Umat Islam

Sabtu, 2 November 2024 - 15:48 WIB

Banom Mpok None Bamus Betawi Gelar Jakarta Fashion Batik Carnival 2024

Jumat, 1 November 2024 - 15:03 WIB

Kisah Inspiratif Mama Cahya Gagas UMKM di Kawasi, Punya Penghasilan Besar

Berita Terbaru

Berita

Benahi Penanganan Korupsi dari Hulu ke Hilir

Minggu, 17 Nov 2024 - 16:24 WIB

Nasional

KPK Harapkan Dewas Terpilih Sosok yang Berintegritas

Sabtu, 16 Nov 2024 - 22:17 WIB

Nasional

Mardiono Beri Sinyal Maju Sebagai Ketua Umum PPP

Sabtu, 16 Nov 2024 - 22:09 WIB