“Inilah wajah konstitusi dan produk undang-undang negara kita hari ini,” tutur dia.
LaNyalla mengaku sengaja memantik kesadaran publik, bahwa Indonesia adalah negara yang besar, karena negara ini lahir dari sejarah peradaban yang unggul di era kerajaan dan kesultanan Nusantara di masa lampau.
“Jangan biarkan negara ini tercabik-cabik hanya karena ambisi kekuasaan untuk menumpuk kekayaan dan menguasai sebesar-besarnya kekayaan alam negeri ini. Sementara rakyat yang masih bergelimang dengan kemiskinan hanya kita butuhkan suaranya dalam Pileg dan Pilpres,” ulas LaNyalla.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
LaNyalla mengajak semua pihak berpikir sebagai layaknya negarawan sejati, dengan memahami dan merasakan suasana kebatinan para pendiri bangsa saat merumuskan bentuk dan sistem tata negara.
“Kita harus berani bangkit. Kita juga harus berani melakukan koreksi atas sistem tata negara dan sistem ekonomi negara ini. DPD RI akan sekuat tenaga memperjuangkan hal itu,” tegas LaNyalla.
LaNyalla menegaskan jika DPD RI wacana amandemen konstitusi perubahan ke-5 yang kini tengah bergulir, harus menjadi momentum untuk melakukan koreksi atas sistem tata negara sekaligus arah perjalanan bangsa ini.
“Tentu DPD RI akan mendapatkan dorongan energi bila seluruh elemen masyarakat Indonesia, termasuk Wahdah Islamiyah, menjadikan agenda amandemen konstitusi sebagai momentum yang sama, yaitu momentum untuk melakukan koreksi atas arah perjalanan bangsa,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, LaNyalla memberikan apresiasi kepada Wahdah Islamiyah, yang pada Muktamar kali ini secara resmi melahirkan tagline organisasi, ‘Bakti dan Setia untuk Indonesia Tercinta‘.
“Tentu sebuah tagline tidak hanya sebatas slogan. Tetapi harus menjadi spirit organisasi, untuk diwujudkan melalui program-program organisasi,” tutupnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Tim |
Editor | : Michael |
Sumber | : DPD RI |
Halaman : 1 2