Buku 3 terdiri dari 3 bab, yakni “Kebudayaan: Globalisasi Pancasila Membangun Peradaban Dunia Berkelanjutan”, “Moderasi: Mengarustamakan Pemikiran Pertengahan Sejak Dini sebagai Tonggak Kolaborasi Membangun Dunia yang Damai”, dan “Pemberdayaan Perempuan: Meningkatkan Kapasitas, Menghapus Kekerasan Seksual dan Menciptakan Pemimpin Perempuan.” Buku ini ditulis oleh Dr. Aan Rukmana dkk.
Sedangkan Buku 4 terdiri dari 2 bab, yakni “Ekonomi dan Pariwisata: Membangkitkan dan Memulihkan Ekonomi Indonesia dan Dunia” dan “Pendidikan: Menyiapkan Generasi Emas Indonesia Berkapasitas Global untuk Berkontribusi dalam Pembangunan Dunia.” Buku ini ditulis oleh Guntur Subagja Mahardika dkk.
Menurut Yanuardi Syukur, buku ini adalah kontribusi gagasan dari masyarakat sipil Indonesia untuk berbagai isu yang melanda masyarakat global. “Sejauh ini, sejak KTT G20 pertama 2008 di Amerika Serikat, kemudian berlanjut ke Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Korea Selatan, Perancis, Meksiko, Rusia, Australia, Turki, China, Jerman, Argentina, Jepang, Saudi Arabia, hingga Italia 2021, kita belum mendapatkan gagasan kolaboratif masyarakat sipil di negara host tersebut,” kata Yanuardi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kolaborasi 150 penulis dalam buku ini menurutnya adalah bagian dari peran penting masyarakat untuk menyukseskan event internasional yang dipercayakan masyarakat dunia pada Indonesia. Dia berharap, Presidensi G20 selanjutnya, baik di India, Brazil atau Afrika Selatan turut disupport oleh gagasan dari masyarakat sipil. “Agar isu internasional tidak hanya dipikirkan dan diimplementasikan secara top down, tapi lebih bagus lagi jika ada bottom up,” tambah Yanuardi yang juga Peneliti Center for Strategic Policy Studies UI.
Gagasan yang ada dalam buku ini tidak hanya berfokus pada 3 isu prioritas G20 Indonesia, yakni arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, dan transformasi digital dan ekonomi, tapi diperluas pada isu-isu terkait di Indonesia seperti moderasi, ekosistem, kepemudaan dan juga kepemimpinan perempuan.
Rumah Produktif Indonesia adalah perkumpulan yang didirikan oleh Yanuardi Syukur sejak Maret 2020 sebagai upaya menjadi pribadi produktif di masa pandemi. Perkumpulan ini telah mendapatkan SK Kementerian Hukum dan HAM RI sejak tahun 2020.
“Buku ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi gagasan dari masyarakat sipil Indonesia sekaligus sebagai masukan bagi berbagai isu yang dibahas dalam rangkaian event Presidensi G20 Indonesia,” tambah Yanuardi Syukur.
Selain itu, berbagai gagasan dalam buku ini juga akan didiseminasi dalam International Conference on Indonesia and Global Affairs (ICIGA) yang digagas Rumah Produktif Indonesia selama September hingga Desember 2022.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Tim |
Editor | : Fiqram |
Sumber | : |
Halaman : 1 2