DETIKINDONESIA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim yang bekerja dengan slogan ‘Merdeka Belajar’, mendapat apresiasi publik. Nadiem dinilai memberi pemantik atas proses belajar yang kuat, terlebih di era pandemi Covid-19. Tentu visi besar tersebut juga rentan dengan berbagai kendala lapangan.
Spirit tersebut harus dijakankan, tidak ditunggangi. Apalagi dikotori praktek jahat oknum tertentu. Menanggapi polemik Pemilihan Rektor Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, yang kini telah masuk ranah pidana. LSM Direktur Democracy Care Institute, angkat bicara. Menurut Khaidir As, praktek demokrasi di Perguruan Tinggi mesti bebas dari skandal, konspirasi, dan intervensi politik.
“Memalukan dan ini preseden buruk bagi kepemimpinan Mendikbud Nadiem Makarim, yang dikenal publik bersih. Kok, praktek konspirasi politik, intervensi, transaksional mewarnai proses Pemilihan Rektor Unsrat 2022-2026. Kami meminta Menteri Nadiem bertindak tegas. Jangan main-main dengan praktek skandal dalam model apapun,” kata Khaidir, Minggu, (19/6/2022), saat ditemui di kawasan Cikini Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lanjut aktivis, jebolan ’98 ini menyarankan langkah cepat yang perlu diambil Nadiem. Menurutnya jangan terkesan berlarut-larut mendiamkan masalah. Menteri perlu segera memerintahkan Dirjen Dikti untuk mendiskualifikasi calon Rektor Unsrat yang sesuai laporan masyarakat bermasalah.
Penulis | : Mas |
Editor | : Michael |
Sumber | : |
Halaman : 1 2 Selanjutnya