Puasa dan Kepemimpinan: Amanah yang Harus Dijalankan dengan Adil

Senin, 3 Maret 2025 - 09:02 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Puasa dalam konteks ini juga seharusnya menjadi media pertahanan sekaligus pengendalian diri dari nafsu-nafsu keduniawian yang paradoksal dengan nilai dan prinsip keadilan, seperti pembuatan kebijakan, produk politik atau diskresi yang tidak berpihak kepada kepentingan rakyat kecil, mempertimbangkan moralitas publik, dan memperhatikan nilai kemaslahatan serta meminimalisasi kemudharatan.

 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam menjalankan ibadah puasa seseorang harus mampu menahan “hawa nafsu” maka jika ia tidak mampu menahan, puasa yang ia lakukan akan menjadi batal. Kondisi seperti ini hampir sama dengan “passion” kekuasaan bagi pemimpin politik saat menghadapi masa kepemimpinannya, tidak sedikit orang yang tidak mampu menahan “hawa nafsu” mereka dengan melanggar segala norma/peraturan hingga penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power).

Baca Juga :  Di Era Jokowi, Pancasila Lebih Banyak Dibenturkan dengan Umat Islam

 

Pelaksanaan ibadah puasa tentu diharapkan menjadi sarana pencapaian tujuan paripurna yakni “La’allakum Tattaquun” melahirkan pribadi muslim yang bertakwa (QS. Al Baqarah: 183).

Puasa Ramadan dan pemimpin yang berkuasa sesunggungnya memiliki korelasi filosofis, yakni pencapaian spiritualitas konstruktif dan moralitas kolektif.

 

Menjalankan Puasa selama periode Ramadhan dan aktivitas pemimpin yang berkuasa memiliki komitmen moral yang kohesif. Pencapaian spiritualitas kontruktif dalam arti bahwa ibadah puasa tidak memusatkan aktivitasnya hanya secara vertikal kepada Sang Pencipta, namun juga ada peranan manusia sebagai pemimpin di muka bumi ini yang berperan mengelola dan memakmurkannya (Khalifah fil ard).

 

Dengan demikian, kerja-kerja kepemimpinan politik tidak hanya memusatkan aktivitas pada dimensi antroposentris, melainkan perlu ada orientasi teosentris yang melibatkan “Tuhan” dalam segala hal serta melandaskan aktivitas politik itu pada nilai-nilai moral dan spiritual.

Baca Juga :  Rakyat Miskin Ekstrem Wilayah Pesisir Indonesia dan Asia Tenggara: Butuh Perbaikan Regulasi Skala Nasional

 

Semoga dengan berpuasa, hati pemimpin kita senantiasa konsisten pada amanah, selalu peduli kepada umat, melayani dan turut serta merasakan penderitaan rakyat. Dengan demikian kepemimpinan politik bak menjadi ladang ibadah, pintu berkah, dan jalan jihad (fisabilillah) untuk membela yang lemah.

 

Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : TIM
Editor : BIM
Sumber :

Berita Terkait

Akankah Koperasi Desa Bentukan Prabowo Harus Melumpuhkan Warung Madura? 
Bagaimana Merampok Danantara
TAAT : TUNDUK ATURAN AMAN TENTRAM
Skandal Kasus Suap 95 Anggota DPD RI, Ada Apa Dengan Lembaga Negara Ini
BAGAIMANA MERAMPOK DANANTARA?
DPR dan Kewenangan Evaluasi Pejabat Negara
Mutiara dalam Lakon Dewi Gendari
Retret, Efisiensi, dan Tantangan Kepala Daerah

Berita Terkait

Selasa, 4 Maret 2025 - 11:14 WIB

David Womsiwor, Seniman Ukir Papua yang Berjuang Melestarikan Budaya

Selasa, 4 Maret 2025 - 09:28 WIB

Perdamaian Pasca Pilkada: Syukuran Pelantikan Bupati Pegubin Berjalan Penuh Keakraban

Senin, 3 Maret 2025 - 13:58 WIB

Bupati Spei Yan Bidana dan Wakil Bupati Arnold Nam Disambut Gembira Warga Pegunungan Bintang dalam Syukuran Pelantikan

Sabtu, 1 Maret 2025 - 22:22 WIB

SOSOK SEJUK DAN VISIONER TANAH PAPUA

Jumat, 28 Februari 2025 - 11:38 WIB

KPU Jayapura Tetapkan Yunus Wonda-Haris Yocku Sebagai Bupati dan Wakil Bupati 2024-2029

Jumat, 28 Februari 2025 - 10:42 WIB

Komitmen Tokoh Masyarakat Pegunungan Bintang untuk Keamanan dan Pembangunan

Kamis, 27 Februari 2025 - 11:14 WIB

PESTA DEMOKRASI 2024 TELAH SELESAI: SAATNYA BERSATU MEMBANGUN PAPUA PEGUNUNGAN

Rabu, 26 Februari 2025 - 23:33 WIB

MRP Papua Pegunungan dan Tantangan Modernisasi bagi OAP

Berita Terbaru