Puasa dalam konteks ini juga seharusnya menjadi media pertahanan sekaligus pengendalian diri dari nafsu-nafsu keduniawian yang paradoksal dengan nilai dan prinsip keadilan, seperti pembuatan kebijakan, produk politik atau diskresi yang tidak berpihak kepada kepentingan rakyat kecil, mempertimbangkan moralitas publik, dan memperhatikan nilai kemaslahatan serta meminimalisasi kemudharatan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam menjalankan ibadah puasa seseorang harus mampu menahan “hawa nafsu” maka jika ia tidak mampu menahan, puasa yang ia lakukan akan menjadi batal. Kondisi seperti ini hampir sama dengan “passion” kekuasaan bagi pemimpin politik saat menghadapi masa kepemimpinannya, tidak sedikit orang yang tidak mampu menahan “hawa nafsu” mereka dengan melanggar segala norma/peraturan hingga penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power).
Pelaksanaan ibadah puasa tentu diharapkan menjadi sarana pencapaian tujuan paripurna yakni “La’allakum Tattaquun” melahirkan pribadi muslim yang bertakwa (QS. Al Baqarah: 183).
Puasa Ramadan dan pemimpin yang berkuasa sesunggungnya memiliki korelasi filosofis, yakni pencapaian spiritualitas konstruktif dan moralitas kolektif.
Menjalankan Puasa selama periode Ramadhan dan aktivitas pemimpin yang berkuasa memiliki komitmen moral yang kohesif. Pencapaian spiritualitas kontruktif dalam arti bahwa ibadah puasa tidak memusatkan aktivitasnya hanya secara vertikal kepada Sang Pencipta, namun juga ada peranan manusia sebagai pemimpin di muka bumi ini yang berperan mengelola dan memakmurkannya (Khalifah fil ard).
Dengan demikian, kerja-kerja kepemimpinan politik tidak hanya memusatkan aktivitas pada dimensi antroposentris, melainkan perlu ada orientasi teosentris yang melibatkan “Tuhan” dalam segala hal serta melandaskan aktivitas politik itu pada nilai-nilai moral dan spiritual.
Semoga dengan berpuasa, hati pemimpin kita senantiasa konsisten pada amanah, selalu peduli kepada umat, melayani dan turut serta merasakan penderitaan rakyat. Dengan demikian kepemimpinan politik bak menjadi ladang ibadah, pintu berkah, dan jalan jihad (fisabilillah) untuk membela yang lemah.
Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : TIM |
Editor | : BIM |
Sumber | : |
Halaman : 1 2