“Ini awalnya dari kasus kemarin (Kasus Laporan Palsu) tapi kita sudah menunggu supaya yang bersangkutan segera masuk kantor, tapi masih juga tidak masuk kantor, akhirnya kita sepakati untuk diadakan musyawarah desa dan hasilnya disetujui untuk diberhentikan dan kita sampaikan dan laporkan ke Camat dan di setujui,” terang Kades Raswandi.
Berbeda dengan Kades Raswandi, Sekdes (R) yang diberhentikan, justru mengatakan apa yang disampaikan oleh Kadesnya itu tidak benar, sebab dia berusaha menemui dan menghadap Sang Kades kerumahnya, untuk mengatakan niatnya untuk tetap bekerja sebagai Sekdes, namun niat tersebut kurang ditanggapi dan terkesan dicueki atau dijauhi.
“Saya bukan tidak mau bekerja, kalau saya ngantor gek dak diterima atau disuruh pulang kan malu saya, makanya saya berinisiatif menghadap Kades langsung kerumahnya, tapi sepertinya niat dan apa yang saya sampaikan tidak ditanggapi, seperti menghindar dan menjauhi saya, padahal di masa Pilkades dulu saya berjuang mati-matian karena saya merupakan Ketua Tim suksesnya, tapi sesudah jadi dia perlakuan saya seperti ini,” urainya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lebih lanjut (R) juga mengatakan, Ia mencurigai bahwa musyawarah desa yang disebutkan sudah dikondisikan oleh sang Kades.
“Sebab rasa ganjil di bulan September nama saya tidak ada lagi di struktur pemerintahan desa dan ada buktinya, sementara acara musyawarah di bulan Oktober dan di undangan yang saya terima isi tujuan musyawarah desa dalam hal pembinaan struktural, namun ternyata tujuannya untuk melengserkan saya,” tuturnya dengan kecewa, sembari mengatakan nasibnya kini tak ubahnya seperti sudah jatuh tertimpa tangga.
Penulis | : Binsar Siadari |
Editor | : Admin |
Sumber | : |
Halaman : 1 2