Refleksi Hari Pahlawan 10 November; Gus Dur Nur (Cahaya) Bangsa, Pahlawan Rakyat dan Dicintai Semua Umat

Minggu, 13 November 2022 - 17:10 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Adapun nilai teladan itu antara lain:
Pertama, nilai kemanusiaan. Dalam perspektif ketauhidan, kemanusiaan merupakan cerminan keimanan yang mempercayai Tuhan dengan segala sifat kasih-Nya. Sebagai manusia yang fitrah (dibekali akal), maka menuju kemuliaan dan ridho Tuhan adalah keniscayaan yang tidak bisa ditampik.

Kemuliaan inilah yang mengharuskan manusia agar bersikap untuk saling menghargai dan menghormati satu sama lainnya. Sebab memuliakan manusia berarti memuliakan Tuhannya, demikian juga merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan Tuhan Sang Pencipta. Dengan perspektif inilah, Gus Dur menjadikan nilai kemanusiaan sebagai bagian iktiarnya dalam memuliakan Tuhan.

Berangkat dari perspektif ini juga Gus Dur dikenal sebagai Bapak Pluralisme. Julukan itu karena dirinya sangat menghargai keberagaman dalam berbagai hal, terutama keberagaman suku, agama, dan ras. Hal ini juga pernah disampaikan beliau bahwa tidak penting apa pun agama atau sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik buat semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Gagasan pluralisme mengenai pentingnya menghargai perbedaan sebagai bangsa yang majemuk inilah yang selalu diperjuangkan Gus Dur di republik ini. Terbukti, selama beliau memimpin negara ini terobosan kebijakan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan berhasil diupayakan. Mulai dari pencabutan peraturan yang melarang kegiatan adat warga Tionghoa secara terbuka seperti perayaan Imlek hingga mencabut mencabut Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat China. Tidak hanya itu, Perlindungan hak asasi masyarakat sipil dan hak kaum minoritas di Tanah Air juga diperjuangkannya. Gus Dur melakukan itu semua untuk menjaga keutuhan negara ini dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

Baca Juga :  Pilkada Serentak 2024 di Sultra; Merajut Keberagaman Etnisitas

Kedua, nilai keadilan. Keadilan bersumber dari pandangan bahwa martabat kemanusiaan hanya bisa dipenuhi dengan adanya keseimbangan, kelayakan, dan kepantasan dalam kehidupan masyarakat. Keadilan juga merupakan salah satu prinsip dalam tujuan suatu negara, yaitu keamanan ekstern, ketertiban intern, kesejahteraan umum, dan kebebasan. Oleh karenanya, perlindungan dan pembelaan pada kelompok masyarakat yang diperlakukan tidak adil, merupakan tanggungjawab moral kemanusiaan.

Sepanjang hidupnya, Gus Dur rela dan mengambil tanggungjawab itu, baik dalam posisinya sebagai presiden ataupun bukan sebagai presiden. Gus Dur selalu konsisten dalam berpikir dan berjuang untuk menciptakan keadilan di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

Seperti yang sudah dipaparkan oleh penulis sebelumnya, Gus Dur adalah Presiden yang lahir dalam masa transisi sistem politik Indonesia. Oleh karena itu, Gus Dur adalah presiden pertama yang dipilih secara bebas oleh parlemen Indonesia setelah jatuhnya rezim Orde Baru. Meski kepresidenannya hanya berlangsung 2 tahun, akan tetapi Gus Dur meninggalkan warisan demokrasi yang kuat. Gus Dur berhasil memperkuat supremasi sipil dan supremasi hukum dengan demiliterisasi jabatan-jabatan sipil.

Baca Juga :  Bahtera Penjual Angin: Humor Gus Dur Mencubit HMI

Di zaman kepemimpinannya lah setiap masalah disintegrasi bangsa disikapi secara dialogis. Bendera kebudayaan bintang kejora di Papua Barat misalnya diperbolehkan berkibar asal berdampingan dengan bendera merah putih dan tidak lebih tinggi dari bendera merah putih. Ini adalah bentuk kepemimpinan yang demokratis dan tidak cenderung represif terhadap warga sipil. Sebab nilai yang dikedepankan adalah keadilan setiap warga negara.

Prioritas Gus Dur kepada nilai keadilan ini juga terlihat dalam kebijakannya dalam upaya penguatan lembaga demokrasi dan kebebasan pers. Terbukti, dari etos Gus Dur yang mengedepankan keadilan dalam wujud menegakkan demokrasi itulah menghasilkan lembaga hukum seperti Mahkamah Konstitusi, Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisi Yudisial, Ombudsman, dan lain-lainnya yang notabene adalah upaya Gus Dur untuk menegakkan amanat reformasi.

Baca Juga :  Gus Yahya, HMI dan Caption Medsos Jokowi

Sekali lagi, Gus Dur sangat berjasa dalam pembangunan bangsa ini, terutama dalam konteks demokratisasi dan juga mempercepat proses mengeluarkan pengaruh militer dalam perpolitikan kita. Tentu banyak sekali jasa beliau dalam pembangunan bangsa ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terlepas dari sosoknya yang kontroversial.

Akhirnya, saya yakin ide Gus Dur tentang pluralisme dan demokrasi tidak akan pernah pudar karena banyak murid, pengagum, dan penerus yang akan melanjutkan semua cita-cita kemanusiaan dan keadilan dari Gus Dur itu. Gus Dur adalah pahlawan kemanusiaan sejati. Baginya, tidak ada jabatan yang perlu dipertahankan mati-matian, yang perlu dibela mati-matian adalah nilai kemanusiaan dan keadilan.

Hal inilah yang harus jadi refleksi bersama kita di tengah perayaan hari pahlawan ini. Kiranya spirit dan etos perjuangan Gus Dur, Sang Presiden Kiai, mampu mengilhami kita di dalam membangun bangsa ini. Lahul Fatihah Gus. Surga tempatmu Aamiin.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Ary Abdurrahman Kapitang
Editor : Admin
Sumber :

Berita Terkait

Makna Natal & Cinta yang Tulus Senator Nelson Wenda Bagi Anak-Anak Terpingirkan
Jadilah Garam dan Terang
Forum Rakyat Indonesia Unggul: Refleksi Akhir Tahun 2024, Mengurai Benang Kusut Problematika & Meraih Masa Depan Indonesia Unggul 2045
Peran Pemerintah sebagai Solusi atas Konflik di Kabupaten Lani Jaya
Bahtera Penjual Angin: Humor Gus Dur Mencubit HMI
Mengapa Yesus Lahir di Dunia
Politik dan Natal di Tanah Papua
Konflik Politik dan Resolusi

Berita Terkait

Kamis, 2 Januari 2025 - 18:25 WIB

Polres Bungo Mendapat Apresiasi Mahasiswa Bungo Jakarta atas Kinerja Cemerlang Sepanjang 2024

Kamis, 2 Januari 2025 - 10:48 WIB

Pj. Bupati Lombok Barat Diduga Terlibat Politik Kepentingan dalam Pengusulan Jabatan, Masyarakat Tuntut Evaluasi

Rabu, 1 Januari 2025 - 16:45 WIB

Tiga Raperda Cianjur Disahkan Akhir Tahun 2024, Satu Ditunda Karena Pertimbangan Ini

Rabu, 1 Januari 2025 - 10:22 WIB

Tuntutan Hak vs Ancaman Hukum: Sorotan API terhadap Sikap PT NHM

Selasa, 31 Desember 2024 - 12:33 WIB

38 Personel Gabungan Polres Halsel Naik Pangkat, Ini Pesan Kapolres

Senin, 30 Desember 2024 - 16:21 WIB

TPID Tidore Gelar Pasar Murah Jelang Tahun Baru

Sabtu, 28 Desember 2024 - 16:01 WIB

Mantum GMNI Enrekang Harap Kapolres Sinjai Segera Proses Oknum Kekerasan Kader GMNI

Rabu, 25 Desember 2024 - 02:23 WIB

Perkuat Potensi Daerah, PT Wanatiara Persada Gandeng Perusda Prima Niaga 

Berita Terbaru