DETIKINDONESIA.CO.ID, JAKARTA – Harus dipahami bahwa pangan tidak hanya sebagai komoditas ekonomi, namun juga menjadi komoditas politik. Pangan merupakan Soft dan Hard Diplomacy bagi satu negara untuk menancapkan pengaruhnya pada negara lain.
Kondisi ini tak lain disebabkan karena strategisnya pangan dalam peta kebutuhan hidup manusia. Bisa dibayangkan, 7 milyar manusia di bumi harus dihidupi melalui komoditas pangan dengan beragam variasinya.
Tren konsumsi bahan pangan masyarakat dunia dari waktu ke waktu semakin meningkat, seiring pertambahan jumlah penduduk. Kedaulatan pangan menjadi keharusan, karena tidak mungkin suatu negara menggantungkan 100 persen kebutuhan pangannya dari negara lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun kian hari, justru produksi pangan, khususnya di Indonesia tak dapat naik mengikuti pertumbuhan konsumsi. Berbagai permasalahan, diantaranya adalah kurangnya minat generasi muda untuk terjun di sektor pertanian menjadi tantangan berat untuk mewujudkan kedaulatan pangan.
Regenerasi Petani
Salah satu penyebab kurangnya minat generasi muda, adalah anggapan bahwa sektor pertanian tidak menjanjikan secara ekonomi, padahal sejatinya tidak demikian, dengan berbagai permasalahannya, sektor panganlah yang masih tumbuh positip di masa Pandemi Covid 19 ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Okky Ardiansyah |
Editor | : Michael |
Sumber | : |
Halaman : 1 2 Selanjutnya