Oleh: Hasrul (Mahasiswa Universitas Negeri Makassar)
DETIKINDONESIA.CO.ID – Tidak bisa kita pungkiri bahwa Himpunan Mahasiswa Islam (HmI) Adalah salah satu organisasi terbesar di Indonesia, bukan lagi skala Nasional bahkan sudah sampai pada kanca internasional
HMI sudah terbilang cukup tua, Ia telah membersamai sejarah panjang bangsa Indonesia. HmI telah menyumbang banyak kader untuk menjadi tokoh nasional dan Figur, Mulai dari Tokoh Akademisi hingga sampai di rana figur politik. Tentu keberhasilan tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan, banyak perjuangan dan pengorbanan yang menyertainya
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun satu hal yang paling fundamental dari kesuksesan HmI mencetak kader-kader terbaik adalah proses kaderisasi untuk menciptakan regenerasi. Dalam hal ini adalah penguatan intelektual disektor akar rumput. Dimana Mata air pengaderan sebagai rahim lahirnya sosok calon pemimpin masa depan dan sebagai agen pembaharu
Penguatan intelektual, dalam hal ini kajian dan literasi harus terus berjalan. Akan tetapi kondisi hari ini, realitas objektif dilapangan menunjukan betapa terdegradasinya HmI dibidang intelektual. Diantara banyaknya lepasan Basic Training (BASTRA), Hanya sekian orang yang benar-benar melangsungkan proses kaderisasi, hanya sekian orang bahkan tidak sampai Lima Puluh persen yang benar-benar terisi secara intelektual. ini menunjukan suatu penurunan kualitas kader HMI
Apalagi banyaknya kepentingan kelompok yang sering kali mengabaikan kepentingan organisasi. Lahir kelompok sektoral yang menjadi sekat Struktural, bahkan sering kita dapati hadir beberapa Kepengurusan di tingkatan Komisariat, Cabang, Bahkan diskala Pengurus Besar (Dualisme, dan Bahkan ada yg lebih dari Dua)
Tentu ini menjadi pertanyaan besar, Mengapa mesti terbagi jika setiap Kader memiliki tujuan yang sama?? Demi baiknya keberlangsungan Organisasi
Namun terlepas dari kepentingan kelompok dan sekte-sekte di jajaran Struktural, mereka yang sadar harus tetap menjalankan proses kaderisasi, sebab Proses kaderisasi (Bastra, dan lain2nya) adalah suatu rahim suci yang melahirkan sosok insan cita
Celakanya jika sampai pada proses pengkaderan dilibatkan politisasi, ini akan sangat mencederasi visi mulia hadirnya HmI, Sebagai Roh perjuangan dalam mempertahankan Bangsa dan kelangsungan Ummat
Selain dari proses kaderisasi. Hari ini, kita rindu HmI yang menjadi garda terdepan dalam menyuarakan keresahan masyarakat,kita rindu HmI yang memperjuangkan hak-hak rakyat yang tertindas dan yg didominasi. Sebab implementasi dari setiap teori juga sangat perlu.
Secara kekuatan basis Massa, HmI adalah organisasi yang terbilang cukup punya power yang besar untuk mendobrak sistem tatanan yang bobrok, HMI dengan Ribuan bahkan jutaan kadernya memungkinkan untuk melakukan pengawalan secara massif terhadap pemerintahan yang tidak berpihak pada rakyat. Akan tetapi nampaknya para petinggi HmI telah sibuk berdansa dengan kekuasaan, ia lebih cenderung bertatap wajah bahagia dengan penguasa daripada turun langsung kemasyarakat merasakan derita.
Bisa kita lihat, seberapa sering petinggi HmI melakukan silaturahmi dengan birokrasi,ketimbangkan terjun kemasyarakat untuk memberi edukasi maupun melakukan pengawalan yang efektif dan jangka panjang
Namun untuk melakukan pergerakan tentu perlu bekal pengetahuan, oleh karena itu betapa penting proses kaderisasi penguatan intelektual ditataran akar rumput, sebab basis massa yang cerdas tentu sangat menjadi penunjang dari keberhasilan suatu gerakan.
Seperti konsep yang ditawarkan oleh Antonio Gramsci bahwa Intelektual berperan penting untuk menggugat jerat ideologis para kaum borjuasi.
Selain Gramsci , Karl Marx juga berpandangan bahwa sebuah gerakan revolusi harus diawali dengan pendidikan basis massa. Sebuah konsep keadaan yang mengubah kesadaran para kaum proletar. dan segala bentuk pengetahuan harus di uji dilapangan, harus kita terapkan, sebab sejatinya pendidikan adalah untuk kemanusiaan. sehingga kita tidak boleh lagi tergiur oleh figur dan sosok Alumni HMI yang saat ini menjabat posisi strategis di Pemerintahan.
Kader HMI harus menjadi mitra kritis,tanpa melihat dengan siapa kita berlawan. Sebab tidak ada yang lebih utama daripada kepentingan Masyarakat,Kepentingan Ummat dan tentu demi keberlangsungan Bangsa yang sehat.
Oleh, Hasrul Mahasiswa Universitas Negeri Makassar
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Hasrul |
Editor | : Fiqram |
Sumber | : |