Polisi meminta agar para siswa membubarkan diri dan kembali ke sekolah.
Akan tetapi, negosiasi tersebut tidak membuahkan hasil.
Puncak ketegangan terjadi ketika seorang anggota kepolisian mencoba menegur seorang siswa.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Cekcok mulut dan saling dorong tak terhindarkan, sontak memicu reaksi dari siswa lainnya yang kemudian terlibat bentrok dengan aparat.
Situasi yang semakin tidak terkendali membuat aparat kepolisian mengeluarkan gas air mata dan tembakan peringatan untuk membubarkan massa.
Para siswa yang tidak terima dengan tindakan tersebut membalas dengan melemparkan batu ke arah polisi.
Bentrokan pun tak terhindarkan dan hingga berita ini diturunkan, massa masih bertahan di badan jalan, tepatnya di jembatan Hom-Hom.
“Tadi kami arahkan massa ke kantor DPR, di tengah jalan anggota datang langsung menghadang kami dan kami duduk dan negosiasi dengan kepolisian, tapi mereka mengancam dengan gas air mata sampai kami begini,” kata salah satu siswa yang enggan disebutkan namanya.
Ia menjelaskan bahwa tujuan aksi mereka adalah untuk menyampaikan aspirasi secara damai ke kantor DPRD Jayawijaya.
“Mereka mengusir kami, sebenarnya kami datang dengan aksi damai dan kami tidak membuat anarkis dan lain-lain, cuma tujuan kami untuk mengantar aspirasi kami ke DPR,” ujarnya.
Minta pendidikan gratis
Para siswa dengan tegas menolak program makan gratis dari pemerintah dan menuntut agar dana tersebut dialihkan untuk pendidikan gratis.
“Kami tolak makanan gratis karena makanan gratis mengandung racun, dan kami lihat sudah ada korban juga di wilayah Jawa ada sekitar 48 ribu korban di daerah Jawa dan kami tidak mau juga seperti itu.”
“Kami hanya meminta pendidikan gratis saja, tidak ada yang lain-lain, karena selama ini kami bayar administrasi, jadi kami tidak mau kami jadi korban,” ujarnya. (*)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Penulis | : TIM |
Editor | : BIM |
Sumber | : TRIBUN PAPUA |
Halaman : 1 2