Oleh karena itu, idealnya dibutuhkan kemampuan untuk berempati. “Dengan empati kita bisa lebih dalam menyelami kearifan lokal, tingkat pemahaman, suasana kebatinan, dan pilihan diksi dalam berkomunikasi ke siapapun. Inilah yang bisa melahirkan komunikasi hukum yang efektif,” paparnya.
Shafiria menambahkan bahwa dengan empati seseorang juga bisa menempatkan diri di tengah keragaman masyarakat. Sebab tanpa empati seseorang cenderung bersikap arogan, sementara arogansi adalah dosa purba dan tertua dalam sejarah alam semesta. secanggih atau secerdas apapun seseorang jika mengedepankan arogansi maka sulit untuk mencapai apa yang diinginkan.
“Jadi akhir dari pesan saya kepada kalian adalah, dengan gelar yang kalian peroleh bangga boleh, arogan jangan!” tutup Shafiria dalam sambutannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penulis | : |
Editor | : |
Sumber | : |
Halaman : 1 2