Mengajarkan sesuatu tidak akan membuat kita kehilangan sesuatu. Sungguh ilmu yang ada di alam ini teramat luas dan olehnya itu tidak ada kata rugi ketika ilmu bermanfaat diajarkan kepada orang lain. Sebagaimana dulu kita pernah tidak bisa dan kita diajarkan oleh lain, maka kini setelah bisa kita juga harus mengajarkan kepada orang lain.
Kedua, kontribusi dapat dilakukan dengan menulis catatan, merapikan, dan memublikasikannya pada berbagai platform. Saat ini publikasi tidak terbatas pada buku atau majalah tapi ada banyak sekali platform dimana orang bisa menyebarkan gagasannya kepada publik. Platform familiar seperti Facebook, Twitter, Instagram, Tiktok, adalah beberapa pilihan. Juga, SWA (Status WhatsApp) bisa dipakai buat sharing.
Menulis itu awalnya susah dan berat, tapi jika sudah dijalani lama-lama akan jadi mudah juga. Sama kayak pekerjaan lainnya. Advis saya: jangan jadikan menulis sebagai beban–agar dapat ini dan itu–tapi jadikanlah menulis sebagai panggilan jiwa untuk berbagi kebaikan yang telah kita dapat. Kita dapat, kita bagi. Kita bagi, kita dapat. Begitu kehidupan mengajarkan. Siapa menanam dia menuai, siapa sabar dia beruntung, siapa bersungguh dia dapat, dan siapa memberi dapat mendapatkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Santri dapat berkontribusi pula pada penggalian sesuatu secara lebih dalam dan bermakna. Hidup ini ada rahasia, dan di balik rahasia ada lagi rahasia. Ada sirrul asraar, rahasianya rahasia yang itu hanya bisa dibuka kepada mereka yang sungguh-sungguh belajar dan menggali. Penggalian lebih dalam itu akan berdampak pada makna bagi jiwa; senang, bahagia, ceria, atau perasaan berguna.
Belajar dan berkontribusi tidak hanya untuk santri, tapi untuk siapa saja. Khusus untuk santri, ada baiknya tidak merasa “sudah khatam”, “sudah tamat” sebab secara formal lulus dari jenjang pendidikan tertentu. Karena itu terus berkembang, maka mengisi jiwa dengan semangat belajar terus dan semangat berkontribusi terus akan membawa kita pada kesejatian. Rasa sejati bahwa hidupku insya Allah tidak sia-sia.
Penulis | : Yanuardi Syukur |
Editor | : Admin |
Sumber | : |
Halaman : 1 2