Selamatkan Generasi Muda Papua Dari Ancaman Bahaya Alkohol Dan Narkoba

Minggu, 28 Januari 2024 - 09:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Sepi Wanimbo – Wakil Ketua Umum BPP IPMI

Tuhan Allah setelah menciptakan langit dan bumi sertai isinya yang manusia dapat lihat maupun tidak dapat lihat yang ada di bawa tanah, di dalam laut, sungai, hutan di gunung, lemba, lereng, dan sampai di atas langit semuanya indah.

Setelah itu Tuhan menciptakan manusia yang ada di muka bumi ini sesuai bahasa, budaya, ras, Tuhan tempatkan masing – masing daerah, wilayah ada yang di pantai, ada yang di gunung, ada yang di lemba dan seterusnya tetapi bagi orang asli Papua. Tuhan tempatkan di Pulau yang bernama Pulau Papua, ini khusus orang – orang berambut keriting berkulit hitam yang ada di bumi Cenderawasih Papua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dari bumi cenderawasih inilah orang asli Papua hidup dan melakukan aktivitas keseharian dari sini juga beranak cucuk hidup sampai selama – lamanya sampai Tuhan Yesus datang ke dua kali menjemput orang – orang benar untuk masuk surga.

Sejarah mencatat moyang orang asli Papua. Sejak dulu itu mereka kenal hanya ubi, sagu, ikan, babi, kelapa, keladi, sayur, mayur, buah – buahan, burung – burung di udara serta lainnya yang saya tidak sebut satu persatu dalam tulisan ini.

Orang asli Papua, hidup hanya berdamai, suka cita, dengan keluarga, kerabat, yang ada di sekitarnya lalu melakukan aktivitas sesuai profesi, bidang yang mereka miliki yaitu ada yang pemimpin, ada yang nelayan di laut, ada yang bertani, ada yang peternak, ada yang berburu, dan ada yang pengajar bagi mereka, lalu mereka selalu sehati, sepikir dan kompak dalam aktivitas.

Sementara mereka hidup di tanah ini mereka hanya kenal namanya, hasil bumi, seperti ubi, sayur – sayuran, buah – buah, peternak, gunung, sungai, laut, batu dan hutang. Hasil bumi ini mereka kelola lalu menikmati hasil dari olahan tanah mereka sendiri sehingga postur badan bagi pria cakap, ganteng dan gaga sebaliknya wanita paling cantik dan manis.

Menikmati hasil bumi dan olahan dari tangan sendiri sehingga mereka hidup sehat, kuat kemudian umurnya mereka sampai, 85 – 90an lalu Tuhan panggil karena waktunya. Dan mereka tidak mengenal namanya obat – obatan dari pabrik ini tetapi mereka kalo mengalami kesakitan mereka minum obat alamiah atau pakai obat alamiah yang ada di sekitar mereka, salah satu contoh, “Towo” Daud Gatal, “Logi Maju” Air Garam, obat tradisional ini mereka mengunakan ketika sakit itu pasti proses penyembuhan paling cepat dan lainnya? Karena obat khusus ini Tuhan sudah siapkan bagi moyang orang asli Papua.

Baca Juga :  Gejala Otoritarianisme Dalam Menyembunyikan Kontroversi Rancangan Undang-Undang KUHP

Hidup orang asli Papua. Semua dengan hasil kekayaan alam yang sudah ada rasanya nyaman, aman dan damai tetapi orang asli Papua. dari wilayah satu ke wilayah lain jika terjadi musiba kelaparan ini tidak pernah terjadi tetapi sering terjadi dari wilayah lain ke wilayah lain itu bisa terjadi karena peran suku, musiba longsor dan lainnya.

Pulau Mansinam, 5 Februari 1855 injil masuk melalui kedua Misionaris dari Jerman Pdt.Carl Wilhem Ottouw dan Johann Gottlob Geissler masuk di tanah Papua.

Sejak kedua utusan Tuhan dari Jerman itu menginjak kaki di Tanah Papua dan menyatakan tentang Injil Yesus Kristus itu kepada orang asli pribumi Papua.

Ketika Injil tiba dan kedua penginjil menyampaikan tentang Tuhan Yesus Kristus kepada orang asli Papua. saat itu juga Tuhan pakai orang asli Papua. secara luar biasa hal – hal yang kurang baik tinggalkan lalu mereka terima langsung Injil keselamatan tentang Tuhan Yesus.

Pada saat orang asli Papua. Hidup bersama para misionaris di tanah West Papua, itu mereka belajar banyak hal terutama belajar tentang Injil itu sendiri, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lainnya lagi.

Belajar pendidikan, kesehatan dan ekonomi dari para Misionaris sangat luar biasa kemajuannya dengan didikan yang palin disiplin, teratur dan fokus dengan tugas yang belajar atau memiliki sampai jadi orang hebat.

Para misionaris waktu itu tidak pernah ajarkan untuk melakukan hal – hal yang merugikan orang asli Papua. Ini bukan dogen tapi realitas yaitu, seperti konsumsi minuman keras miras dan narkoba, membunuh, mencuri dan memperkosa orang lain Tetapi yang ada hanya mereka mendorong anak pribumi Papua harus bisa menjadi orang sukses di bidang masing – masing sesuai mereka belajar pada saat itu.

Pada waktu itu juga pertumbuhan generasi muda Papua. Sangat beda jauh mengapa mereka belum mengenal namanya Alkohol, Miras, Narkoba, Aibon, Ganja juga berbagai jenis yang lain kami lihat saat ini. Maka mereka hidup damai, tentram, nyaman dan selalu kompak dalam pelayanan di gereja maupun di pemerintah.

Hidup mereka sehat selalu dalam ekonomi, pendidikan dan pelayanan gereja maka hidup jadi berguna, berkat bagi banyak orang di tanah Papua.

Baca Juga :  Sepi Wanimbo Minta Pemkab Lanny Jaya Wajib Mempersatukan Pemuda Beam - Kuyawagi

Tetapi kita lihat sejak tanggak, 17 Agustus 1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ). menyatakan kemerdekaan melalui Pepera pada tanggal, 14 Juli 1969 penuh dengan kekerasan, kecurangan, kebohongan dari situlah mereka kuasai orang asli pribumi, daerah dan wilayah Papua dengan berbagai kebijakan untuk mempertahankan wilayah Papua, di dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia, NKRI sampai detik ini.

Semenjak itulah orang asli Papua, tahu sesuatu hal yang baru aneh tapi nyata yaitu salah satu mesing pembunuh bagi generasi muda Papua. Antara, lain Alkohol, Narkoba berbagai jenis, Aibon, Ganja, Judi, Togel, Seks Bebas dan yang lain saya tidak sebut satu per – satu.

Miras berbagai jenis ini dikonsumsi oleh generasi muda Papua, sehingga kehancuran masa depan anak pribumi Papua. Kita bisa lihat saat ini, pendidikan mereka hancur, juga dengan kesehatan mereka sudah tidak sehat lagi.

Lalu meninggal cuma – cuma karena pesta miras,narkoba, ganja, aibon, seks bebas lalu dibunuh, tabrak lari, ditangkap, dipenjara dan disiksa oleh anggota keamanan negara TNI/Polri yang bertugas di tanah Papua.

Ekonomi dalam rumah tangga selalu ada kehancuran, lalu bertingkai antara istri dan suami hidup sudah tidak takut Tuhan lagi hidup diabaikan biasa – biasa saja setidaknya hidup harus jadi berkat dan berguna bagi orang lain di negere ini.

Saya melihat bagi orang tua kasih sayang kepada anak itu sudah tidak lagi karena mereka siapkan generasi emas Papua. Dari sekarang yang bisa lakukan yaitu antar anak ke sekolah minggu, dan ke sekolah antar jemput tetapi yang ada hanya dibiarkan saja ada juga yang mengantar anak ke sekolah minggu dan ke sekolah antar jemput itupun bagi orang tua sayang pada anaknya tetapi sebagian besar itu jarang sekali lakukan hal itu maka bagi orang tua tangung jawab besar adalah siapkan gemerasi emas Papua. saat ini supaya mereka benar – benar belajar jadi takut akan Tuhan.

Belajar itu tidak hanya di sekolah dan gereja tetapi juga bagi muda – mudi yang sudah ada di bangku studi SMP, SMA – Perguruan tinggi bisa belajar mandiri artinya belajar di organisasi gereja, sekolah dan kampus untuk mengikuti trenin, seminar dan pelatihan skil lainnya biar kualitasnya dibentuk untuk siap dipakai oleh orang lain di gereja maupun di pemerintah.

Baca Juga :  Menyambut Krisis 2023 dengan Gembira

Sebab saat ini bagi orang Papua. Banyak memiliki titel depan dan belakan sangat luar biasa tetapi jadi biasa – biasa saja maka yang akan membutuhkan saat ini itu ialah kualitas pribadi yang andal akan jadi berkat buat keluarga di sekitarnya.

Saat ini ada pemakaran wilayah baru atau provinsi baru sudah ada di depan mata hari ini tentu akan terbuka pintu lebar bagi orang lain masuk menduduki tempat dengan visi yang berbeda akan datang menempati oleh karena itu saat ini generasi muda Papua. Tinggalkan kebiasaan buruk pesta Alkohol, Ganja, Narkoba dan Isap Aibon berbalik kepada Tuhan supaya hidup diperbaharui oleh Tuhan.

Minuman keras itu senyata palin sangat berbahaya yang disipkan oleh penguasa untuk menghilangkan nyawa manusia Papua. Sebab itu generasi muda Papua jauhkanlah Minuman beralkohol, narkoba dan ganja itu lalu menentukan masa depan dari sekarang karena orang lain tidak akan menentukan masa depan saya dan kita semua.

Konsumai minuman keras miras itu ingat pemperpendek umur, menyiksa diri, membunuh diri, mempersulit masa depan dan memiskinkan diri dalam hidup.

Generasi muda Papua. Hanya dekat pada Tuhan saja ada jawaban hidup yang pasti dan benar. Sebab itu saya mengajak bagi muda – mudi jangan buang – buang waktu dengan sia – sia saja tetapi mendekatkan diri pada Tuhan Yesus pasti jalan kita akan terbuka dan kita akan dilindungi oleh-Nya.

Berkata: “dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur, menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh” apapun jenis minuman kerasnya apakah dari anggur, atau bahan lainnya di larang Tuhan. ( Efesus 5 : 18 )

Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam pencabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati. ( Roma 13 : 13 ).

Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam.

Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu. ( 1 Korintus 3 : 16 – 17 ).

Semoga Opini pendek ini memberikan pencerahan, memotivasi dan menyadarkan bagi generasi muda yang setia pesta minuman keras Miras dan Narkoba di tanah Papua.

Selamat membaca sahabat – sahabatku semua, Tuhan Yesus Kristua memberkati kita semua. Wa wa

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : SEPI WANIMBO
Editor : MUFIK
Sumber :

Berita Terkait

Konflik Politik dan Resolusi
Catatan Politik Senayan; Prioritaskan Program dengan Berpijak Pada Aspirasi Publik
Politik di Spice Islands
Transmigrasi Bukan Solusi Kesejahteraan Bagi Penduduk Orang Asli Papua
Implementasi Disertasi Menteri Bahlil: Pembentukan SATGAS Hilirisasi Berkeadilan dan Berkelanjutan Mendesak Dipercepat
Rancu Produk Hukum Pelantikan Presiden & Wakil Presiden
Kerek Lamok dan Wunuk Kerek
Perempuan Lani dan Cawat Tali

Berita Terkait

Kamis, 21 November 2024 - 13:20 WIB

Catatan Politik Senayan; Prioritaskan Program dengan Berpijak Pada Aspirasi Publik

Rabu, 20 November 2024 - 15:49 WIB

Politik di Spice Islands

Jumat, 15 November 2024 - 21:27 WIB

Transmigrasi Bukan Solusi Kesejahteraan Bagi Penduduk Orang Asli Papua

Minggu, 10 November 2024 - 12:57 WIB

Implementasi Disertasi Menteri Bahlil: Pembentukan SATGAS Hilirisasi Berkeadilan dan Berkelanjutan Mendesak Dipercepat

Selasa, 5 November 2024 - 16:12 WIB

Rancu Produk Hukum Pelantikan Presiden & Wakil Presiden

Minggu, 27 Oktober 2024 - 20:20 WIB

Kerek Lamok dan Wunuk Kerek

Minggu, 27 Oktober 2024 - 20:13 WIB

Perempuan Lani dan Cawat Tali

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 15:14 WIB

Sahabatku, Sukiman Yang Syahid Dalam Mencari Nafkah

Berita Terbaru

Daerah

Soal Kasus Korupsi Bank BPRS, Kejari Halsel Di Demo 

Minggu, 22 Des 2024 - 12:54 WIB