Bahlil menceritakan bahwa ia pernah bekerja sebagai kondektur angkot selama tiga tahun dan menjadi sopir angkot selama dua tahun saat masih bersekolah di SMA.
“Jangan ajari saya naik angkutan umum. Saya kondektur angkot 3 tahun di terminal. Jadi sopir angkot 2 tahun waktu sekolah SMA,” jelas Bahlil Lahadalia pada Minggu, 2 Februari 2025.
Bahlil menambahkan bahwa ia tidak memiliki masalah jika harus menggunakan transportasi umum dalam aktivitas kerjanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia merasa penggunaan transportasi umum bukanlah hal yang asing baginya.
Namun, menurutnya, kebiasaan tersebut tidak perlu dipublikasikan karena yang terpenting adalah esensi dari pelayanan kepada masyarakat, bukan sekadar menunjukkan bahwa pejabat menggunakan transportasi umum.
Di luar dari tanggapan Bahlil, seruan untuk mendorong pejabat negara menggunakan angkutan umum sebenarnya memiliki tujuan yang baik.
Dengan terlibat langsung dalam sistem transportasi publik, para pejabat dapat merasakan tantangan yang dihadapi masyarakat, seperti keterlambatan, kenyamanan, dan efisiensi layanan.
Pengalaman ini diharapkan dapat mendorong mereka untuk membuat kebijakan yang lebih pro-rakyat dalam meningkatkan kualitas transportasi umum di Indonesia.