Sosok H. Salahuddin Bin Talabuddin, Pahlawan Nasional Ketiga Dari Maluku Utara

DETIKINDONESIA.CO.ID, JAKARTA – Profil Haji Salahuddin bin Talabuddin termasuk daftar lima tokoh yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional dari pemerintah di tahun 2022. Haji Salahuddin bin Talabuddin merupakan tokoh perjuangan dari Halmahera Tengah, Maluku Utara.

Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Haji Salahuddin bin Talabuddin dilakukan oleh Presiden pada 7 November 2022 di Istana Negara. Hal itu seperti disampaikan oleh Menko Polhukam Mahfud Md melalui akun Twitternya, @mohmahfudmd, pada Kamis (3/11/2022).

“Twips. Pemerintah akan anugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada 5 putera pejuang dan pengisi kemerdekaan Indonesia. Kepada daerah-daerah dan instiusi-institusi warisannya dipersilakan melakukan tahniah (syukuran). Penganugerahan gelar oleh Presiden akan dilakukan di Istana Negara tanggal 7 November 2022,” kata Mahfud.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Untuk mengenal lebih lanjut tentang sosok Haji Salahuddin bin Talabuddin dari Maluku Utara, simak informasi profilnya berikut ini.

Profil H Salahuddin bin Talabuddin dari Maluku Utara

Haji Salahuddin bin Talabuddin masuk dalam daftar lima tokoh yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 202. Sebelumnya, nama Haji Salahuddin bin Talabuddin ini sudah diusulkan untuk mendapat gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah melalui Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) Provinsi Maluku Utara (Malut).

Seperti dilansir Antara pada (24/7/2022) lalu, TP2GP mengajukan nama Haji Salahuddin bin Talabuddin sebagai Calon Pahlawan Nasional (CPN) tahun 2022. Pemerintah dan rakyat Halmahera Tengah juga berharap dukungan dari seluruh masyarakat Maluku Utara terhadap usulan CPN Haji Salahuddin bin Talabuddin sebagai Pahlawan Nasional, karena Haji Salahuddin adalah pahlawan kita semua.

Menurut catatan detikcom, Haji Salahuddin bin Talabuddin lahir pada tahun 1874 di Desa Gemia, Patani, Maluku Utara. Salahuddin bin Talabuddin wafat pada tahun 1948 di Skep Ternate. Berikut ini peran Salahuddin bin Talabuddin bagi Indonesia:

Pada tahun 1928, perjuangan politik H Salahuddin bin Talabuddin melawan Belanda melalui Organisasi SI-Merah (Serikat Islam Merah).

Pada tahun 1941, H Salahuddin bin Talabuddin mengibarkan Bendera Merah Putih di Tanjung Ngolopopo, Patani, Halmahera Tengah, Maluku Utara.

Pada tahun 1947, H Salahuddin bin Talabuddin memimpin perjuangan fisik melawan penjajahan Belanda di Maluku Utara.

H Salahuddin bin Talabuddin Bergelar Pahlawan Nasional di 2022

Seperti diketahui, pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada lima tokoh pejuang dan pengisi kemerdekaan Republik Indonesia, termasuk Haji Salahuddin bin Talabuddin.

Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional itu diberikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang digelar di Istana Negara pada tanggal 7 November 2022.

Daftar lima tokoh yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2022 itu adalah sebagai berikut:

1. Dr dr HR Soeharto dari Jawa Tengah
2. KGPAA Paku Alam VIII dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
3. dr R Rubini Natawisastra di Kalimantan Barat
4. H Salahuddin bin Talabuddin dari Maluku Utara
5. KH Ahmad Sanusi dari Jawa Barat.

Alasan H Salahuddin bin Talabuddin Diberi Gelar Pahlawan Nasional

Alasan pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada lima tokoh yang dipilih berdasarkan usulan masyarakat ini karena dinilai telah ikut berjasa dalam perjuangan mendirikan NKRI. Termasuk Haji Salahuddin bin Talabuddin.

Hal itu disampaikan Menko Polhukam Mahfud Md selaku Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (3/11). Mahfud menjelaskan kelima tokoh itu telah melalui sejumlah proses seleksi.

Adapun alasan Haji Salahuddin bin Talabuddin dianugerahi gelar Pahlawan Nasional di tahun 2022 adalah karena almarhum Salahuddin bin Talibuddin dinilai telah berjuang dan turut membangun Indonesia berdasarkan Pancasila.

“Beliau pernah dibuang ke Boven Digul tahun 1942 dan juga dibuang ke Sawahlunto tahun 1918-1923,” terang Mahfud.