Susi Pudjiastuti Figur Srikandi dari Jawa Barat yang Layak Menjadi Cawapres Ganjar Pranowo, Mengantarkan Peradaban Jawa Barat & Indonesia Lebih Unggul Maju

Jumat, 8 September 2023 - 15:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dr. Susi Pudjiastuti mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Kerja 2014-2019

Dr. Susi Pudjiastuti mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Kerja 2014-2019

Oleh: Tody Ardiansyah Prabu – Praktisi Hukum / Aktifis Alumni FH Univ Trisakti (Mantan Ketua HMI Cab Jakarta Barat 2009 & Mantan Ketua Kom FH Univ Trisakti)

Simbolik Hari Kartini Pengumuman Ganjar Pranowo Sebagai Capres dari PDI-P

Ganjar Pranowo resmi diumumkan menjadi calon presiden PDI-P oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri pada Hari Kartini (21/4/2023). Deklarasi itu menjadi titik kulminasi dari persilangan berbagai momentum politik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Oleh sebab itu, saya sengaja memilih tanggal 21 April 2023, untuk menyampaikan sebuah pengumuman penting, yang tentu saya ketahui sejak lama dinanti-nanti seluruh rakyat Indonesia,” terang Mega, Jumat (21/4/2023).

Keputusan untuk menetapkan Ganjar Pranowo sebagai capres dari PDIP, dikatakan Megawati sudah melawati proses pertimbangan yang panjang. Ditambah dirinya juga turut berfikir, melihat, dan mencermati keputusannya.

“*Maka, pada hari Kartini ini, tanggal 21 April 2023, dan sekaligus sebagai tonggak perjuangan kaum perempuan Indonesia yang non-diskriminatif dan dijamin konstitusi negara.* Maka, pada jam 13.45 WIB, dengan mengucapkan Bismillah, menetapkan saudara Ganjar Pranowo, sekarang adalah Gubernur Jawa Tengah sebagai kader dan petugas partai, untuk ditingkatkan penugasannya sebagai capres Republik Indonesia dari PDIP,” ucap Megawati bacakan hasil ketetapannya.*

Dari ketetapan tersebut, Megawati mengaku sering kali dirinya melakukan dialog dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), serta beberapa jajaran elit partai di internal PDIP.

Mantan Presiden Indonesia ke-5 itu, mengungkapkan alasannya memanfaatkan momentum hari Kartini untuk deklarasi Ganjar Pranowo sebagai capres dari PDIP. Sebab, di tanggal yang sama pula terjadi momen bersejarah kala Raden Ajeng Kartini atau biasa disingkat R.A. Kartini, disematkan gelar pahlawan nasional oleh Presiden Soekarno.

Apa bermakna Hari Kartini tanggal 21 april, ketika Ibu Mega mendeklarasikan Ganjar Pranowo Sebagai Capres dari PDI-P ???

1. Apakah kelak adanya pertanda kuat munculnya Kartini kepemimpinan Srikandi untuk mendampingi Ganjar sebagai Bakal Calon wakil Presiden untuk melengkapi kepemimpinan yang ideal dari sosok Pria dan Wanita ??

2. Apakah simbol spirit pahlawan kartini sebagai sosok tokoh wanita yg tepat untuk mendampingi ganjar pranowo ???

Figur Kepemimpinan Susi Pudjiastuti

Tokoh Srikandi dibesarkan di Jawa Barat

Dr. (H.C.) Susi Pudjiastuti lahir pada 15 Januari 1965 di Pangandaran, Jawa Barat. Ayahnya bernama Haji Ahmad Karlan dan ibunya bernama Hajjah Suwuh Lasminah, keduanya berasal dari Jawa Tengah, namun sudah lima generasi hidup di Pangandaran. Keluarga Susi memiliki usaha ternak, memperjualbelikan ratusan ternak dari Jawa Tengah untuk diperdagangkan di Jawa Barat. Kakek buyutnya adalah Haji Ireng, yang dikenal sebagai tuan tanah di daerahnya.Setelah mengenyam pendidikan hingga tingkat SMP di SMP Negeri 1 Pangandaran, Susi melanjutkan pendidikannya ke SMA Negeri 1 Yogyakarta, namun berhenti di kelas 2 karena dikeluarkan dari sekolah akibat keaktifannya dalam gerakan Golput. Selain itu, Susi juga mengaku tidak cocok dengan sistem sekolah. ( Sumber wikipedia ).

Geografi Provinsi Jawa Barat

Jawa Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian barat Pulau Jawa. Provinsi ini memiliki luas sekitar 36.054 kilometer persegi dan merupakan provinsi terpadat di Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 46 juta jiwa.

Jawa Barat dikenal sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi dan budaya di Indonesia. Provinsi ini memiliki banyak kota besar dan industri yang berkembang, seperti Jakarta, Bandung, dan Bogor. Jawa Barat juga merupakan salah satu tujuan wisata yang populer di Indonesia, dengan destinasi seperti Gunung Tangkuban Perahu, Kebun Raya Bogor, dan Air Terjun Curug Cimahi.

Selain itu, Jawa Barat juga memiliki banyak sekolah dan universitas terkemuka, seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Padjadjaran. Provinsi ini juga memiliki berbagai macam budaya dan tradisi yang kaya, seperti wayang golek, kerajinan batik, dan tari piring.

Jawa Barat memiliki banyak potensi wisata dan ekonomi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Namun, provinsi ini juga harus menghadapi berbagai masalah seperti kemacetan lalu lintas, pencemaran lingkungan, dan ketimpangan sosial. Oleh karena itu, pemerintah provinsi Jawa Barat harus terus bekerja keras untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan Potensi yang dimiliki Jawabarat dengan jumlah penduduk terbesar dan pemilih DPT terbesar untuk pilpres suksesi 2024 , Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan daftar pemilih tetap (DPT) Jawa Barat yang memiliki hak suara dalam Pemilu 2024 berjumlah 35.714.901 orang yakni :
Sebanyak 17.958.814 orang di antaranya laki-laki, dan 17.756.087 orang perempuan.

Jawabarat sangat urgensi perlu adanya lahir kepemimpinan nasional yang bisa mengantarkan peradaban Jawabarat dan Indonesia lebih unggul maju demi tercapainya kemakmuran rakyat, melahirkan para ilmuwan intelektual, melahirkan estafet kaderisasi kepemimpinan nasional dari jawabarat dengan segala potensi yang ada di jawabarat sosok pemimpin itu adalah Ibu Susi Pudjiastuti salah satunya tokoh srikandi yang sangat dekat dengan rakyat kecil seperti nelayan apalagi jabar dikeliling laut yang kaya potensinya dan representatif kepemimpinan dari jawabarat sangat melengkapi kepemimpinan nasional yang ideal, tepat, terukur dan pas untuk mendampingi bakal calon wakil presiden dari Bp. Ganjar pranowo sebagai capres dr PDI-P

Kepemimpinan Wanita

Di Indonesia masih menganggap kepemimpinan laki-laki lebih unggul daripada perempuan. Pemimpin Wanita di Indonesia bisa dibilang masih minim dibanding dengan pemimpin laki-laki. Karena perempuan dianggap tidak bisa menjadi pemimpin padahal perempuan juga memiliki kecakapan seperti laki laki Minimnya pemimpin perempuan di Indonesia Susi Pudjiastuti menjadi sorotan daripada pemimpin lainnya. Selain itu gaya kepemimpinan yang cakap juga menjadikan ia disorot oleh masyarakat. Susi Pudjiastuti adalah seorang pengusaha dibidang perikanan dan penerbangan yang dikagumi oleh banyak orang karena kesuksesannya. Selain menjadi pengusaha ia dipercaya oleh Jokowi untuk bekerja di kementrian yang dikenal baik atas kinerjanya. Akan tetapi ia mampu menghasilkan program yang berkualitas dalam masa jabatannya. Saat masa kepemimpinannya beliau mendapatkan penghargaan atas kinerja yang ia lakukan selama menjabat. Penghargaan yang ia dapatkan tidak hanya dari dalam negeri akan tetapi juga mendapatkan penghargaan dari luar negeri. Banyaknya pro dan kontra saat Susi Pudjiastuti menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan. Pasti disetiap kepemimpinan ada kekurangan dan kelebihan saat menjabat. Ada yang menguntungkan bagi orang lain dan ada juga yang terkena kerugian atas kebijakan yang telah dibuat.

Era Reformasi Melahirkan Kepemimpinan Nasional Tokoh Wanita Indonesia :

Indonesia melahirkan kepemimpinan Nasional Perempuan Pertama adalah Ibu Megawati sebagai Presiden ke 5 ( 2001-2004 ) dan Wakil Presiden ke 8 ( 1999 -2001 ).

Ibu Megawati adalah ketua umum partai Indonesia perjuangan yang mana partai PDI – P lahir dari dinamika politik orde baru. Sekarang PDI-P menjadi salah satu partai terbesar yang para kadernya menguasai lembaga pemerintahan.

Baca Juga :  OAP Wajib Selamatkan Bahasa Ibu Sebagai Identitas Warisan Budaya

Tokoh Wanita Indonesia Ibu Susi Pudjiastuti

*Ibu Susi Pudjiastuti merupakan menteri kelautan dan perikanan ke-6 di indonesia. Pada saat masa kepemimpinannya, beliau dikenal dengan sosok yang tegas dan berani. Hal ini ditunjukan dengan tindakannya yang berani untuk menenggelamkan kapal asing yang masuk secara illegal di Indonesia.*

Meskipun kepemimpin perempuan di Indonesia masih dianggap rendah, namun menteri Susi mampu membuktikan dengan kinerja yang baik.

Semasa kepemimpinannya, Susi Pudjiastuti cenderung menggunakan gaya kepemimpinan transformasional. Dilihat bahwa lebih cenderung sebagai penggerak dan bersifat maskulinitas. Susi Pudjiastuti selalu melakukan perubahan dalam membuat keputusan untuk menyelesaikan permasalahan, salah satunya adalah penanggulangan illegal fishing yaitu dengan (menenggelamkan kapal* dan membuat larangan transshipment di tengah laut seperti yang sudah ada dalam Peraturan Presiden No. 115 Tahun 2015 tentang Satuan Tugas Pemberantas Illegal Fishing . Tindakan ini dilakukan untuk memberikan jera kepada kapal asing yang masuk ke lautan Indonesia tanpa izin, tetapi sebelum kapal tersebut ditenggelamkan kapal tersebut sudah dibersihkan seperti mesin dan bahan bakar sudah dipisahkan terlebih dahulu sehingga tidak mencemari laut nantinya.

Hal ini menguntungkan bagi para pelayan karena pertumbuhan perikanan meningkat setiap tahunnya. Akibatnya konsumsi di Indonesia juga meningkat sebanyak 37,89 kg /kapita. Selain itu, program ini juga membuat penurunan ekspor ikan di Thailand dan Filipina, tetapi ekspor ikan Indonesia kepada negara asing justru meningkat.

Gaya kepemimpinan merupakan cara seseorang memimpin perilaku bawahan untuk mendorong etos kerja, produktivitas kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Terdapat beberapa jenis gaya kepemimpinan, diantaranya (Robbins &
Judge, 2008):

a. Gaya Kepemipinan Kharismatik, dimana para bawahan memiliki suatu kesan
tersendiri kepada pemimpin mereka. Ciri dari pemimpin yang memiliki gaya
kharismatik adalah visi dan artikulasi, resiko personal, peka terhadap lingkungan,
kepekaan terhadap kebutuhan pengikut, perilaku tidak konvensional.
b. Gaya Kepemimpinan Transaksional, yaitu pemimpin memberikan motivasi kepada
bawahannya dengan cara membuat tujuan yang jelas dengan peran dan tugas. Terdiri
atas: a) imbalan kontingen, b) manajemen berdasarkan pengecualian (aktif), c)
manajemen berdasarkan pengecualian (pasif), d) Laissez Faire dengan melepas
tanggung jawab dan menghindari pembuatan keputusan.
c. Gaya Kepemimpinan Transformasional, *yaitu pemimpin lebih memfokuskan pada
pengembangan para bawahannya dengan cara mengubah kesadaran bawahan untuk
menyelesaikan masalah dengan cara-cara baru, membangkitkan dan mengeluarkan
tindakan lebih untuk mencapai tujuan organisasi.
d. Gaya Kepemimpinan Visioner, yaitu pemimpin membuat visi yang realistis,

Di dunia, jumlah perempuan lebih mayoritas dibandingkan dengan jumlah pria.
Apabila kapasitas perempuan yang banyak tersebut lebih dilibatkan dalam pengambilan
keputusan, maka arahpolitik juga akan berubah. *Politik akan lebih peka
terhadap masalah-masalah yang awalnya dianggap bukan informasi politik seperti
kesejahteraan anak,* perlindungan terhadap reproduksi perempuan, dan lain-lain.
Kehidupan politik akan lebih bernilai karena perempuan cenderung mementingkan isu
politik konvensional seperti ekonomi, pendidikan, perumahan, lingkungan, kesejahteraan sosial daripada politik keras seperti peningkatan tentara, perang, pembelian senjata, dan membuat senjata nuklir.

Pemberantasan illegal Fishing

Pemberantasan illegal fishing melalui program penenggelaman kapal justru memberikan dampak positif terhadap penegakan hukum. Salah satu dampaknya adalah sampah di laut Indonesia yang semakin menurun karena selama ini mayoritas sampah itu berasal dari kapal illegal. Program lain yang dilakukan adanya melakukan kolaborasi dengan departemen perhubungan, lingkungan hidup dan KPP untuk mensosialisasikan agar tidak ada lagi yang membuang apapun ke laut.

Indonesia dinobatkan sebagai negara yang berhasil untuk memberantas illegal fishing oleh Perdana Menteri Norwegia (Republika.co.id, 2019). Gaya kepemimpinan transformasional yang dilakukannya dibuktikan dengan penghargaan dari Foundation for International Human Rights Reporting Standards (FIHRRST) karena membuat terobosan norma hak asasi manusia dalam kebijakan pemerintah hal ini juga sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan oleh PBB.

Susi Pudjiastuti menilai jika dunia bisnis di bidang perikanan tetap berkaitan dengan perlindungan HAM sehingga dalam membuat kebijakan harus memastikan jika hak-hak para nelayan haus dihargai dengan cara suruh Anak Buah Kapal (ABK) wajib mempunyai BPJS. Tindakan yang dilakukan harus seperti misinya, salah satu contohnya adalah mensejahterakan para nelayan dan memajukan kesejahteraan rakyat Indonesia. Dalam mewujudkannya dengan cara memberikan upah selama menjabat kepada nelayan yang sudah berusia, membuat asuransi para nelayan dan panti jompo karena menurutnya masih banyak nelayan yang berkehidupan kurang layak dan hal ini dilakukan secara spontan karena mendapat keluhan dari para nelayan.

Susi Pudjiastuti Kepemimpinan inspirasi wanita Indonesia

Susi Pudjiastuti dalam masa kepemimpinannya dikenal sebagai pemberani yang dapat menginspirasi banyak perempuan di Indonesia. Bisa dilihat dari kebijakan
penenggelaman kapal yang memiliki banyak resiko akan tetapi Susi tetap mengambil
resiko dan tidak takut untuk mengambil keputusan tersebut tetap yakin menjalankan
kebijakan yang telah ia buat yaitu meneggelamkan kapal asing yang masuk wilayah indonesia.Hal ini bisa kita contoh dalam kehidupan sehari-hari, dengan berani
mengambil keputusan dalam hidup kita. Keberanian yang kita miliki dalam kehidupan
sehari-hari menjadikan kita untuk bergerak maju. Sehingga dapat mengubah stigma
masyarakat sosial bahwa perempuan tidak perlu bekerja padahal perempuan juga
mempunyai hak untuk bekerja tidak hanya di dapur saja.
Keberhasilan Susi Pudjiastuti dalam memimpin ia dikenal juga sebagai orang
yang dermawan karena sering menolong orang yang sedang dalam keadaan kesulitan dan
membutuhkan bantuan. Pada tahun 2004 di Aceh saat terjadinya bencana tsunami Susi
mengirimkan bantuan yang berupa logistik. Pengiriman bantuan tersebut menggunakan
pesawat pribadi yang ia miliki. Pada saat itu sangat sulit untuk menembus daerah bencana
tetapi Susi berhasil menembus daerah yang kemudian awal mula dari kesuksesan
usahanya yaitu bisnis penerbangan. Bahkan Susi pernah mengatakan bahwa dia tidak
menjadi Menteri jika tidak ada tsunami Aceh pada saat itu.

Sejarah Tokoh Pahlawan Wanita Indonesia

Indonesia memilki banyak Pahlawan Nasional Wanita Indonesia :

1. Martha Christina Tiahahu dari Maluku
2. Laksamana Malahayati dari Aceh.
3. Cut Nyak Meutia dari Aceh
4. Raden Adjeng Kartini dari Jepara, Jawa Tengah.
5. Cut Nyak Dien dari Aceh
6. Dewi Sartika dari Jawa Barat
7. Andi Depu Maraddia Balanipa dari Tinambung, Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
8. Maria Walanda Maramis dari Minahasa, Sulawesi Utara
9. Siti Manggopoh dari Manggopoh, Agam, Sumatera Barat Pahlawan Nasional Wanita.
10. HR. Rasuna Said dari Maninjau, Agam, Sumatera Barat
11. Fatmawati Soekarno dari Bengkulu.
12. Nyi Ageng Serang dari Purwodadi, Jawa Tengah.
13. Opu Daeng Risadju dari Sulawesi Selatan
14. Nyai Ahmad Dahlan dari Yogyakarta
15. Ratu Nahrasiyah dari Kerajaan Samudera Pasai.
16. Rohana Kuddus dari Padang, Sumatera Barat.
17. Siti Hartinah (Ibu Tien Suharto)

Baca Juga :  Ternyata AMIN Capai 41,37 Persen, Akhirnya Ada Putaran Kedua?

Jepara, Negeri Tiga Pejuang Wanita :

Kabupaten Jepara melahirkan para pejuang wanita yang memiliki 2 karakter yang sangat berlawanan, yaitu pejuang yang gigih mengangkat senjata melawan penjajah di medan perang dan yang melakukan perlawanan dengan “pena” untuk melakukan penyadaran kepada masyarakat di sekitarnya agar berjuang melawan penjajahan untuk mendapatkan kemerdekaan.

Jepara memiliki 3 pejuang wanita yang memiliki 2 karakter tersebut, yaitu pejuang wanita yang berjuang di garis terdepan peperangan dan yang berjuang di garis depan pendidikan kesadaran berbangsa.

Dari sisi perjuangan, Jepara juga dikenal dengan sosok pahlawan wanita, R.A. Kartini. Namun rupanya jejak kepahlawanan Kartini itu mengikuti jejak perjuangan wanita-wanita hebat di masa sebelumnya, yaitu Ratu Shima dan Ratu Kalinyamat.

Kab Jepara, daerah di Jawa Tengah memiliki sejarah panjang unik dan menarik.

Raden Ajeng Kartini atau RA Kartini menjadi tokoh terkenal dari daerah ini. Namun, ada dua tokoh wanita lainnya yang dimiliki Jepara dan begitu fenomenal menghiasi sejarah kota ini.

RA Kartini ternyata bukan satu-satunya pejuang wanita Jepara.

Jauh sebelumnya di kota ukir ini telah lahir sosok wanita-wanita tangguh yang mampu membawa nama Jepara harum Indonesia karena tercatat dalam sejarah.

Ketiga wanita itu adalah Ratu Shima yang membawa kejayaan Kerajaan Kalingga, Kedua Ratu Kalinyamat sebagai pendiri kerajaan Maritim terkuat di zaman Kerajaan Mataram, dan ketiga adalah RA Kartini tokoh emansipasi yang diakui dunia pada zamannya.

Sehingga Presiden RI pertama Soekarno menobatkan RA Kartini sebagai pahlawan Nasional.

2 pejuang wanita lainnya, yaitu Ratu Shima dan Ratu Kalinyamat :

1.RATU SHIMA: Cerdas, Adil, dan Emansipatif
Ratu Shima yang hidup pada abad ke-6 adalah ratu kerajaan Kalingga yang terletak di Jepara. Ratu Shima memerintah kerajaan Kalingga setelah suaminya wafat. Ratu Shima berhasil membawa Kerajaan Kalingga mencapai puncak kejayaan.

Ratu Shima memerintah dengan sangat keras, tegas, tetapi juga adil, sehingga rakyatnya hidup dengan aman, tertib, dan teratur. Dengan kondisi seperti itu, maka Kalingga menjadi pusat agama Buddha dan Hindu di Pulau Jawa.

Hal ini bisa dilihat dari peninggalannya berupa Candi Bubrah dan Candi Angin yang terletak di lereng Gunung Muria, tepatnya di desa Tempur.

Selain terkenal karena kecantikan dan kecerdasannya, Ratu Shima juga masyhur dengan ketegasannya. Ratu Shima memberlakukan hukuman potong tangan bagi siapapun yang melakukan pencurian termasuk keluarga kerajaan. Karena sikapnya yang tegas, seluruh rakyat Kalingga menaati hukum tersebut.

Sikap ketegasannya lebih terlihat ketika Sang Ratu memerintahkan memotong kaki anaknya, Pangeran Narayana, karena menyenggol barang berharga yang ditinggalkan di alun-alun kerajaan oleh orang asing yang ingin menguji ketaatan rakyat Kalingga akan aturan yang tegas pencurian barang orang lain.

Awalnya Sang Ratu ingin menghukum mati anaknya karena hukuman untuk anggota kerajaan lebih berat daripada hukuman yang diterima oleh rakyatnya.

Namun, Dewan Menteri memohon pengampuan sehingga hukuman diringankan menjadi memotong ibu jari kaki yang menyenggol barang berharga tadi. Pada akhirnya, Pangeran Narayana ini akan menjadi raja Kalingga Selatan setelah Ratu Shima wafat.

Dari pernikahannya dengan Raja Kartikeyasingha, Ratu Shima mempunyai 2 anak yaitu Putri Parwati dan Pangeran Narayana. Sebelum wafat, Ratu Shima membagi 2 kerajaan Kalingga untuk kedua anaknya.

Putri Parwati menjadi Ratu di Kerajaan Kalingga Utara dan Pangeran Narayana menjadi Raja di Kerajaan Kalingga Selatan. Dengan adanya pembagian yang setara antara kedua anaknya ini, maka sepeninggal Ratu Shima, tidak ada perebutan kekuasaan atas tahta Kerajaan Kalingga.

Keputusan pembagian kerajaan secara adil menyiratkan bahwa Ratu Shima sudah melakukan emansipasi dan kesetaraan perlakuan kepada kedua anaknya yang berbeda gender.

Berdasarkan bukti sejarah Ratu Shima memerintah kerajaan Kalingga sekitar abad ke-7 M.

Ratu wanita ini sangat termashyur, sebagai pemimpin yang dikenal adil, jujur dan tegas, sehingga seluruh rakyat sangat mencintai sekaligus hormat dan segan kepadanya.

Salah satu yang paling diingat masyarakat adalah hukuman potong tangan bagi orang yang mencuri.

Hukuman ini tidak pandang bulu dan berlaku bagi seluruh rakyat termasuk bagi keluarga kerajaan

Kejujuran bagi Sang Ratu adalah segalanya dan ini diajarkan kepada seluruh rakyatnya.

Bela Negara adalah kewajiban semua warga negara untuk mempertahankan eksistensi bangsa di tengah gempuran berbagai ancaman yang dapat meruntuhkan. Bela Negara di masa sekarang tentu saja berbeda dengan apa yang dilakukan oleh pendahulu.

Namun demikian, kita tetap perlu belajar dari perjuangan para pendahulu yang dengan kemampuannya melakukan bela negara untuk mengusir para penjajah.

Dari sejarah kita tahu, upaya bela negara secara langsung dengan senjata dilakukan oleh seluruh rakyat Indonesia dari berbagai usia, dan juga dilakukan oleh pria dan wanita.

Perjuangan dengan Bersenjata dan Pemikiran

Pada umumnya, perjuangan bersenjata melawan penjajahan dilakukan oleh kaum pria karena peperangan adalah situasi berbahaya bagi wanita. Namun ternyata, di antara para pahlawan itu, terselip kisah-kisah heroik dari para pejuang wanita, yang dengan gagah berani melawan penjajah yang dilengkapi dengan senapan dan meriam.

Laksamana Malahayati dan Cut Nya’ Dhien dari Aceh, Nyimas Gamparan dari Banten, Nyi Ageng Serang dari Jawa Tengah, dll. Merekalah di antara para perempuan pejuang tersebut.

Selain itu, para wanita melawan penjajahan dengan cara yang lebih halus yaitu menyadarkan bangsa bahwa bangsa Indonesia harus merdeka dan penjajahan harus dilenyapkan.

R.A. Kartini dari Jepara, Dewi Sartika dari Jawa Barat, H.R. Rasuna Said dari Padang adalah nama-nama para pahlawan wanita yang mengambil jalan yang berbeda.

Namun kedua upaya perlawanan itu memberikan pengaruh yang luar biasa dan kelak di kemudian hari menginspirasi para pemuda untuk memerdekakan Indonesia dari penjajahan.

Jepara: Melahirkan Keduanya

Berbicara tentang pahlawan wanita, ada sebuah fakta menarik tentang Jepara, sebuah daerah di Provinsi Jawa Tengah.

Jepara melahirkan para pejuang wanita yang memiliki 2 karakter yang sangat berlawanan, yaitu pejuang yang gigih mengangkat senjata melawan penjajah di medan perang dan yang melakukan perlawanan dengan “pena” untuk melakukan penyadaran kepada masyarakat di sekitarnya agar berjuang melawan penjajahan untuk mendapatkan kemerdekaan.

Jepara memiliki 3 pejuang wanita yang memiliki 2 karakter tersebut, yaitu pejuang wanita yang berjuang di garis terdepan peperangan dan yang berjuang di garis depan pendidikan kesadaran berbangsa.

Selama ini masyarakat hanya tahu bahwa Jepara adalah daerah penghasil kerajinan ukiran pada kayu yang dibuat menjadi furnitur atau pernak-pernik hiasan di rumah. Sampai saat ini, kerajinan ukiran kayu Jepara masih bertahan dan menjadi sumber penghasilan masyarakat Jepara.

Di seluruh wilayah Jepara, masyarakat membuat ukiran kayu yang produknya dijual ke seluruh wilayah Indonesia dan bahkan banyak pula yang diekspor ke luar negeri.

Baca Juga :  Semakin Masif, Kini Di Jember Deklarasi Lanyalla Capres 2024

Jepara juga terkenal dengan wisata alamnya yaitu pantai-pantai berpasir putih yang membentang sepanjang garis pantai kabupaten Jepara. Garis pantai Jepara adalah sepanjang 80 KM.

Selain itu ada tempat wisata yang juga sudah sangat terkenal, yaitu Karimun Jawa di mana wisatawan dapat melaksanakan kegiatan bawah laut seperti snorkeling atau diving untuk menikmati keindahan alam bawah laut. Jepara juga berada di kaki Gunung Muria sehingga wisata gunung pun sudah banyak didirikan.

Dari sisi perjuangan, Jepara juga dikenal dengan sosok pahlawan wanita, R.A. Kartini. Namun rupanya jejak kepahlawanan Kartini itu mengikuti jejak perjuangan wanita-wanita hebat di masa sebelumnya, yaitu Ratu Shima dan Ratu Kalinyamat.

Dengan kondisi itu, maka Pemerintah Kabupaten Jepara mendirikan Monumen Tiga Pejuang Wanita di pintu masuk kota Jepara.

Selain RA Kartini: Ratu Shima dan Ratu Kalinyamat

Sosok R.A. Kartini sudah banyak diteliti dan ditulis oleh banyak tokoh, bahkan tanggal lahirnya pun ditetapkan sebagai Hari Besar Nasional, sebuah tonggak perjuangan kaum wanita untuk mendapatkan kesetaraan perlakuan.

Namun informasi tentang 2 pejuang wanita lainnya, yaitu Ratu Shima dan Ratu Kalinyamat sangatlah minim.

2. RATU KALINYAMAT
“Rainha de Japara, senhora poderosa e rica, de kranige dame” adalah gelar yang disematkan Portugis kepada Ratu Kalinyamat, wanita pejuang dari Jepara selanjutnya.

Gelar ini berarti “Ratu Jepara seorang wanita yang kaya dan berkuasa, seorang perempuan pemberani.” Ratu Kalinyamat memerintah di Jepara selama 30 tahun, yaitu pada tahun 1549-1579.

Ratu Kalinyamat bernama asli Retno Kencono, putri dari Sultan Trenggono (Demak). Ia kemudian menikah dengan Sultan Hadlirin, seorang pendakwah asal Aceh yang bernama asli Thoyib dan mengembangkan daerah Kalinyamat di wilayah Jepara.

Sultan Hadlirin dibunuh oleh suruhan Arya Penangsang dalam perjalanan kembali ke Jepara setelah menghadap Sunan Kudus untuk menyampaikan protes atas pembunuhan kakak kandung Ratu Kalinyamat oleh Arya Penangsang.

Dengan gugurnya Sultan Hadlirin, Retno Kencono akhirnya meneruskan tahta menjadi Ratu Kalinyamat dan memerintah Jepara selama 30 tahun.

Kekuatan Politik, Maritim Militer, dan Ekonomi kepemimpinan RATU KALINYAMAT yang sangat ditakuti Dunia

Sang Ratu memberi perhatian besar pada bidang politik dan Poros kekuatan Maritim militer Dunia. Dia berhasil membangun kekuatan angkatan laut yang besar dan kuat, serta mengembangkan potensi kemaritiman yang dimiliki Jepara.

Selama pemerintahannya, Jepara menjadi kerajaan bahari di mana rakyatnya hidup tenteram dengan mengandalkan laut sebagai sumber utama penghidupannya.

Seorang ahli sejarah bernama Burger menyatakan bahwa Ratu Kalinyamat memiliki empat kota pelabuhan yaitu Jepara, Juana, Rembang, dan Lasem.

Pelabuhan-pelabuhan itu berfungsi sebagai tempat transit dan juga menjadi pengekspor gula, madu, kayu, kelapa, dan palawija, komoditas perdagangan antarpulau bahkan antarbangsa.

Bahkan pada saat itu, Pelabuhan Jepara sudah bisa melayani kapal dagang yang memiliki muatan 200 ton. Ratu Kalinyamat pun sangat disegani rakyatnya berkat jasanya membawa Jepara mencapai masa keemasan dengan menjadi kota pelabuhan yang maju dan dilengkapi armada laut yang kuat

Kekuatan armada laut Jepara di bawah pemerintahan Ratu Kalinyamat Tidak Terkalahkan oleh Portugis.

Dengan kekuatan armada lautnya, Pulau Jawa tidak berhasil diinvasi oleh Portugis karena memperhitungkan kekuatan armada laut Jepara di bawah pemerintahan Ratu Kalinyamat.
Ratu Kalinyamat, sebagaimana kakeknya Raja Demak Raden Patah, sangat anti kepada Portugis karena berupaya mengganggu kedaulatan Kerajaan Demak setelah Portugis menguasai Malaka.

Perlawanan terhadap Portugis diteruskan oleh Pati Unus, menantu dari Raden Patah yang tak lain adalah kakak ipar dari Ratu Kalinyamat. Walaupun mengalami kegagalan dalam penyerangannya, Pati Unus terus melakukan perlawanan sehingga akhirnya ia pun gugur di medan perang.

Hidup di dalam lingkungan yang selalu melakukan perlawanan terhadap Portugis membentuk sikap yang sama dari Ratu Kalinyamat. Sang Ratu beberapa kali melakukan pengiriman tentara Jepara untuk memerangi Portugis di berbagai tempat.

Pada tahun 1550 ia mengirim 4.000 tentara Jepara dalam 40 buah kapal memenuhi permintaan Sultan Johor untuk membebaskan Malaka dari kekuasaan Portugis. Pasukan Jepara itu kemudian bergabung dengan pasukan Persekutuan Melayu hingga mencapai 200 kapal perang.

Pasukan gabungan tersebut menyerang dari utara dan berhasil merebut sebagian Malaka. Namun dengan persenjataan yang lebih banyak dan lebih modern Portugis berhasil membalikkan keadaan.

Pasukan Persekutuan Melayu dapat dipukul mundur, sementara pasukan Jepara masih bertahan. Dengan 2000 tentara yang selamat, tentara Jepara ini melakukan pertempuran di laut melawan Portugis yang memiliki senjata yang lebih modern.

Namun demikian, upaya perlawanan tentara Jepara dapat diatasi dan akhirnya tentara Ratu Kalinyamat kembali ke Jepara.

Ratu Kalinyamat Membantu Ambon, Aceh, dan Malaka

Pada tahun 1565 Ratu Kalinyamat mengirimkan pasukan ke Maluku untuk memenuhi permintaan Sultan Tanah Hitu di Ambon yang sedang menghadapi gangguan dari bangsa Portugis dan kaum Hative.

Dengan bantuan tentara dari Jepara, Sultan Hitu berhasil mengusir Portugis dari Ambon. Pada tahun 1573, Sultan Aceh meminta bantuan Ratu Kalinyamat untuk menyerang Portugis di Malaka kembali.

Belajar dari pertempuran tahun 1550, Ratu mengirimkan armada yang lebih besar, yaitu mengirimkan 300 kapal berisi 15.000 prajurit Jepara.

Pasukan yang dipimpin oleh Ki Demang Laksamana itu baru tiba di Malaka bulan Oktober 1574 di mana pasukan Aceh sudah dikalahkan oleh Portugis.

Perjuangan Ratu Kalinyamat sebagai pemimpin Jepara akhirnya diteruskan oleh anak angkatnya yang sebenarnya adalah adik sepupunya, Pangeran Arya Jepara.

Ratu Kalinyamat tidak memiliki anak kandung dari pernikahannya dengan Sultan Hadllirin sehingga penerus tahta diserahkan kepada anak angkatnya yang merupakan anak dari Sultan Banten Sultan Maulana Hasanuddin yang menikah dengan Ratu Ayu Kirana (bibi dari Ratu Kalinyamat).

Inspirasi dari 3 Pejuang Wanita

Semangat 3 pejuang wanita Jepara ini pada akhirnya menginspirasi para pemuda untuk berjuang mendapatkan kemerdekaan.

Perjuangan mengangkat senjata di berbagai tempat serupa dengan perjuangan Ratu Shima dan Ratu Kalinyamat, sementara perjuangan dengan pena yang dilakukan oleh para pemuda seperti Ir. Soekarno, Sutan Syahrir, M. Hatta, H. Agus Salim.

Kombinasi dari kedua perjuangan ini membuat kemerdekaan Indonesia dapat diraih pada tahun 1945. Lalu kini, setelah bangsa Indonesia merdeka, apakah para wanita pejuang inspiratif penerus Kartini, Ratu Shima, dan Kalinyamat masih ada? Semoga Allah Swt Menakdirkan Indonesia Bumi Pertiwi yang kaya Raya Ini terus melahirkan Para Wanita Pejuang Inspiratif di abad Modernisasi masa depan untuk meraih cita cita bangsa & Negara.

Bersambung….

Semoga Allah Swt Meridhoi Perjuangan Para Pemimpin Indonesia untuk mengantarkan Peradaban Indonesia Yang Lebih Baik.
Rakyat Indonesia membutuhkan sosok Figur yang Membumi dekat dengan rakyat, dan Menggetarkan Dunia sebagai Macan Dunia

Salam Perjuangan , Merdeka !!! Yakin Usaha Sampai

”wallahu a’lam bishawab”.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Tody Ardiansyah Prabu
Editor : Mufik
Sumber :

Berita Terkait

Konflik Politik dan Resolusi
Catatan Politik Senayan; Prioritaskan Program dengan Berpijak Pada Aspirasi Publik
Politik di Spice Islands
Transmigrasi Bukan Solusi Kesejahteraan Bagi Penduduk Orang Asli Papua
Implementasi Disertasi Menteri Bahlil: Pembentukan SATGAS Hilirisasi Berkeadilan dan Berkelanjutan Mendesak Dipercepat
Rancu Produk Hukum Pelantikan Presiden & Wakil Presiden
Kerek Lamok dan Wunuk Kerek
Perempuan Lani dan Cawat Tali

Berita Terkait

Minggu, 22 Desember 2024 - 12:55 WIB

PB-FORMMALUT Minta Kapolsek Obi Tindak Tegas Galian C, Milik Hasan Hanafi 

Minggu, 22 Desember 2024 - 12:54 WIB

Soal Kasus Korupsi Bank BPRS, Kejari Halsel Di Demo 

Minggu, 22 Desember 2024 - 09:41 WIB

Pemkot Tidore Raih Penghargaan Pengelolaan TKD Terbaik T.A 2024

Minggu, 22 Desember 2024 - 07:01 WIB

TPID Kota Tidore Gelar Rakor Pengendalian Inflasi Jelang Nataru

Kamis, 19 Desember 2024 - 16:09 WIB

Pemkot Tidore Kembali Raih Penghargaan Predikat Kepatuhan Pelayanan Publik dari Ombudsman

Kamis, 19 Desember 2024 - 16:03 WIB

Hadiri Investment Forum, Bupati Freddy Thie Perkenalkan Pariwisata Kaimana

Kamis, 19 Desember 2024 - 15:56 WIB

Pemkab Kaimana Kembangkan Ekowisata Berkelanjutan di Teluk Triton

Kamis, 19 Desember 2024 - 15:51 WIB

Artis Papua Edo Kondologit: Dari Anak Kampung hingga Ikon Musik Papua dan Indonesia

Berita Terbaru

Daerah

Soal Kasus Korupsi Bank BPRS, Kejari Halsel Di Demo 

Minggu, 22 Des 2024 - 12:54 WIB

Teraju

Konflik Politik dan Resolusi

Minggu, 22 Des 2024 - 09:34 WIB