Oleh: Jefry Wenda (Jubir Nasional Petisi Rakyat Papua)
Kesadaran akan pentingnya “persatuan Nasional” adalah pijakan awal atau basis pikiran yang meyakini kebenaran fundamental sebagai sebuah syarat terwujudnya cita-cita sejati Papua Merdeka (Pembebasan Nasional). Disinilah titik letak ilmu pengetahuan sejati dalam perjuangan pembebasan nasional di seluruh dunia yang tidak terbantahkan.
Negri-ngeri kolonial dan semi kolonial di belahan dunia manapun telah mempraktikkan ini dalam menghadapi dominasi imperialisme dan kolonialisme sebagai syarat objektif dalam perjuangan mengusir penjajah dan membangun tatanan masyarakat yang baru. Begitu juga di Papua hari ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sayangnya, di Papua belum ada kesadaran yang lahir dari situasi objektif yang mendorong terbentuknya persatuan nasional.
Hal ini dapat dibuktikan dengan hal-ihwal munculnya United Liberation Movement For West Papua yang terbentuk pada bulan November 2014 lalu. Tentu saja kehadiran ULMWP merupakan desakan oleh negara-negara Melanesia di Pasifik yang tergabung dalam Melanesia Spirhead Group (MSG) guna menjawab proposal keanggotaan guna mendorong hak Penentuan nasib sendiri yang di usulkan oleh gerakan Pembebasan nasional Papua, sebagai respon.
Artinya, terkonsolidasinya gerakan perlawanan dalam ULMWP merupakan faktor dari luar (eksternal) yang mempengaruhi (internal) gerakan guna membangun front aliansi yang permanen, diluar dari kesadaran objektif gerakan yang matang dalam konsolidasi-konsolidasi demokratik.
Hingga saat ini, ULMWP sebagai wadah Persatuan demokratik yang di bangun sejak enam tahun yang lalu telah di hancurkan oleh ambisi ingin menguasai kelompok yang lain. Gerakan persatuan yang di harapkan dapat menampung semua oraganisasi, mendorong berbagai macam isu secara bersama dan memperjuangkan hak-hak demokratik rakyat Papua dalam tahapan awal membangun bangsa Papua (West Papua) merdeka, telah ‘MATI’. Kematian gerakan persatuan Nasional ini di tandai degan lonceng Deklarasi Pemerintahan West Papua sebagai Pemerintahan transisi oleh Benny Wenda pada 1 Desember 2020, dan mengklaim dirinya presiden sementara West Papua.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Jefry Wenda |
Editor | : Admin |
Sumber | : |
Halaman : 1 2 Selanjutnya