Tentu saja, Benny Wenda tidak sendirian. Dibalik dari semua aktifitas politiknya ada aktor Intelektual yang menjadi mesin pemikir (Ideolog), tidak lain tidak bukan Sem Karoba Cs. Selain itu, Juga didukung oleh toko agamawan, akademisi serta kelompok fanatisme yang kabur degan realitas perjuangan serta jalan keluar yang tepat.
Mereka-mereka inilah yang menjadi otak dibalik hancurnya persatuan dalam ULMWP. Yah, mereka yang kami sebut kaum ‘Oportunis’ yang hanya memanfaatkan gerakan perjuangan pembebasan nasional di Papua guna mendorong kepentingan mereka.
Sejak di deklarasikanya pemerintahan transisi oleh Benny Wenda sejak itu juga ULMWP secara sadar mereka menurunkan derajat perjuangan. Secara sadar mereka menarik mundur 1001 langkah ke belakang dengan menempatkan posisi yang sama tinggi sama rendah dengan pemerintahan Negara Republik Federal Papua Barat (NRFPB) dibawah pimpinan Forkorus Yaboisembut, Melanesia Barat dibawa pimpinan Septi Mamborai Paiki, Republik West Papua New Guinea (RWPNG) dibawah pimpinan Maikel Kareth dll.
Peristiwa Ini bukan sebuah tragedi melainkan paling drama paling terburuk dalam sejarah perjuangan pembebasan nasional West Papua yang di dipertontonkan kepada kita. Apa yang terjadi dalam tubuh gerakan persatuan ini tidak terlepas dari watak kelompok tua yang cenderung anti-kritik birokratis, anti-demokrasi, primordialisme–kesukuan yang menghambat kemajuan gerakan.
Watak ingin menguasai kelompok lain merupakan karakter yang jauh hari terbentuk sebelum adanya wadah persatuan itu.
Penyakit ini lah yang menjadi janin dari perpecahan dalam tubuh gerakan itu. Selain itu, cara pandang kelompok tua dan kelompok muda dalam melihat realitas penindasan dan jalan keluar serta metode perjuangan yang jauh berbedah. Dari sini, kita bisa lihat ada jurang yang panjang antara kelompok tua dan kelompok muda dalam menempatkan strategi dan taktik (stratak) perjuangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari dinamika berjalanya ULMWP yang catat sejak dibentuk, memunculkan kesadaran baru bahwa pentingnya persatuan yang demokratik degan struktur perlawanan yang terorganisir.
Dari situasi ini, muncul pertanyaan baru bagi semua gerakan perlawanan rakyat Papua yang berbasis di Papua, apa tugas mendesak gerakan perlawanan rakyat Papua hari ini? Apakah membangun persatuan yang baru atau tunduk dibawah rezim birokratis yang baru saja lahir?
Untuk menjawab pertanyaan ini, sebelum itu semua komponen gerakan harus menyatakan sikap yang tegas terhadap terbentuknya deklarasi pemerintahan transisi Benny Wenda, dan melakukan konsolidasi nasional di seluruh tanah air guna membangun wadah persatuan baru yang demokratik, anti-kolonialisme, imperialisme serta menjunjung tinggi kebebasan propaganda.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Jefry Wenda |
Editor | : Admin |
Sumber | : |
Halaman : 1 2