DETIKINDONESIA.CO.ID, TIDORE – Tidore dikenal memiliki sejarah dan kebudayaan yang sangat beragam, berbagai kesenian pun ada di Tidore, Seni dan Budaya membentuk karakter masyarakat. Selain mengasah kreativitas, Pagelaran Seni Budaya, juga dapat menggerakan perputaran ekonomi di Kota Tidore Kepulauan.
Hal tersebut disampaikan Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan, Muhammad Sinen, saat memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi acara Pagelaran Seni Nostalgia di Panggung Pentas Sanggar Rau Parada, yang dilangsungkan di Aula Kantor Kelurahan Gamtufkange, Sabtu (27/7/2024) Malam.
“Seni dan Budaya membentuk karakter masyarakat, karena sopan santun orang Tidore dididik salah satunya lewat seni dan budaya, budaya juga bagian dari melatih karakter kita sebagai anak daerah. Saya berharap, kita semua sebagai pemangku kepentingan di daerah ini, mari sama-sama menjaga dan merawat budaya yang ada di Kota Tidore Kepulauan,” Ungkapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Wakil Wali Kota Tidore dua periode ini juga menyampaikan, Tidore tidak memiliki tambang, tidak bisa mengharapkan isi tanah seperti daerah-daerah lain, Tidore hanya mengharapkan sektor jasa, maka anak-anak muda yang punya inovasi besar dan kreativitas, jadikan isi kepala mereka sebagai tambang, untuk Tidore kedepan yang lebih baik.
“Mari majukan Tidore lewat Pertanian, Perikanan dan Pariwisata, di Tidore harus terus ada event-event seperti Pentas Seni ini, selain untuk mengasah kreativitas anak muda, Pagelaran Seni dan Budaya ini juga salah satunya agar dapat menggerakan perputaran ekonomi di Kota Tidore Kepulauan, kegiatan seperti ini harus masuk dalam kalender event Pemerintah Kota Tidore,” Imbuhnya.
Di kesempatan yang sama, mewakili Sesepuh Sanggar Seni Rau Parada, Ahmad Laiman dalam sambutannya menyampaikan, Sanggar Rau Parada berdiri pada tahun 1990 dipimpin oleh Bapak Alm. Laiman Saleh, Alm. Maswin M.Rahman dan Alm. Abdullah Mustafa. Komunitas Sanggar ini didirikan dengan tujuan agar generasi penerus dapat mewarisi nilai-nilai budaya di Kota Tidore.
“Rau, artinya sesuatu yang sangat sakral, yang kemudian dipelihara oleh orang-orang tua, sebagai warisan berharga, yang nantinya diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya. Mudah-mudahan semangat itu tetap diwariskan kepada generasi-generasi kita, sehingga kita bisa menjaga apa yang telah diperjuangkan, oleh generasi terdahulu, “Harapnya.
Mewakili sesepuh sanggar, Ahmad Laiman juga menitipkan pesan kepada Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan, agar kedepannya tidak memandang sebelah mata komunitas-komunitas sanggar yang telah berdiri dan menjamur di Kota Tidore Kepulauan, karena setiap sanggar menganut filosofi tentang kekompakan, kebersamaan dan kekeluargaaan yang harus terus dikembangkan.
Sementara, Ketua Panitia Marliyani A. Kadir dalam laporannya menyampaikan, tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk mempertahankan dan menghidupkan kembali seni tradisional yang sudah mulai terpinggirkan dan terlupakan, serta meningkatkan citra dan daya tarik daerah atau sanggar senin Rau Parada sebagai tempat seni yang kaya akan budaya dan seni tradisional.
“Acara Pagelaran Nostalgia di Panggung Seni Rau Parada ini didukung oleh anak-anak binaan sanggar seni Rau Parada yang rata-ratanya anak usia dini, komunitas sanggar Folakatu Art, Sanggar Sekolah SMPN 3 Tidore dan Sanggar Sekolah SMKN 1 Kota Tidore Kepulauan. Kegiatan ini berlangsung Sabtu Malam Tanggal 27 Juli 2024 di Aula Kantor Kelurahan Gamtufkange,” Ucapnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Ketua DPRD Kota Tidore Kepulauan, Abdurrahman Arsyad, Ketua I TP-PKK Kota Tidore Kepulauan Hj. Rahmawati Muhammad Sinen, Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum Yakub Husain, Staf Ahli Wali Kota Bidang Ekonomi Pembangunan dan Keuangan Abdul Hakim Adjam serta para Pimpinan OPD terkait.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : TIM |
Editor | : MUFIK |
Sumber | : |