DETIKINDONESIA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi menerima kunjungan perwakilan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) pada Senin (14/4/2025) di Ruang Kerja Gedung C, Komplek Kantor Kementerian Transmigrasi, Kalibata, Jakarta. Pihak UMJ yang hadir dalam pertemuan ini antara lain Wakil Rektor I Dr. Muhammad Hadi, SKM., M.Kes., Dekan FISIP Prof. Dr. Evi Satispi, M.Si., serta Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Dr. Tria Patrianti, M.I.Kom.
Pertemuan yang dimulai pukul 13.00 WIB tersebut membahas berbagai peluang kerja sama antara UMJ dan Kementerian Transmigrasi. Viva Yoga menyampaikan bahwa diskusi tersebut membuka peluang kolaborasi yang potensial untuk diimplementasikan bersama.
Salah satu inisiatif yang ditawarkan UMJ adalah penerapan hasil riset mereka dalam membangun ‘smart village’ di kawasan transmigrasi. Selain itu, UMJ juga ingin mengembangkan potensi desa transmigrasi menjadi desa wisata dan pertanian unggulan, dengan fokus pada produk seperti kakao, kopra, dan komoditas lain dari hulu hingga hilir.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam kesempatan tersebut, Viva Yoga juga mengapresiasi upaya UMJ yang akan menggandeng universitas-universitas dari Korea Selatan untuk memperluas kerja sama ini, mengingat kampus tersebut telah menjalin hubungan dengan beberapa perguruan tinggi di negara tersebut.
“Kolaborasi antara UMJ, Kementerian Transmigrasi, dan universitas Korea Selatan akan semakin memperkuat pengembangan kawasan transmigrasi,” ujar Viva Yoga yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum PAN.
Ia menambahkan, Kementerian Transmigrasi saat ini telah bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi ternama seperti IPB, ITB, UGM, serta kampus-kampus daerah di Kepulauan Riau dan Merauke melalui program unggulan bertajuk Transmigrasi Patriot.
Program tersebut mencakup beasiswa untuk mencetak sarjana penggerak pembangunan kawasan transmigrasi, serta program Ekspedisi Patriot untuk mendorong riset strategis di daerah-daerah transmigrasi.
“Transmigrasi Patriot bukan hanya program beasiswa, tetapi gerakan nasional untuk menjadikan kawasan transmigrasi sebagai pilar pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Sebanyak 2.000 penerima beasiswa dari jenjang S1, S2, hingga S3 akan disebar ke 154 Kawasan Ekonomi Terintegrasi (KET) dan 10 KET prioritas di luar Pulau Jawa. Mereka akan ditugaskan untuk menciptakan inovasi serta mengembangkan kawasan transmigrasi menjadi desa cerdas (smart village).
“Program ini mendukung pembangunan nasional dan akan memberikan dampak nyata terhadap pertumbuhan ekonomi,” tutup Viva Yoga.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : TIM |
Editor | : BIM |
Sumber | : SUARAPEMERINTAH.ID |