Sementara itu Ketua DPD RI sependapat bahwa mahasiswa tidak hanya sebagai agent of change namun juga agent of repair. Sebab hakikat dari kewajiban intelektual adalah melihat persoalan untuk kemudian menawarkan gagasan.
“Namun saya ingatkan bahwa untuk menawarkan gagasan yang tepat, kita wajib memahami taksonomi persoalan secara mendalam. Dengan perenungan yang luhur dan tujuan untuk kemaslahatan umat manusia,” ucapnya.
LaNyalla juga mengingatkan pentingnya anak didik kita diajari materi kebangsaan dan nasionalisme. Agar mereka memiliki kesadaran, kewaspadaan dan jati diri sebagai generasi penerus untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional bangsa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Jauh sebelum bangsa ini merdeka, tepatnya pada tanggal 31 Agustus 1928, pejuang Pendidikan Ki Hajar Dewantoro sudah mengingatkan, bahwa jika anak didik tidak kita ajar dengan kebangsaan dan nasionalisme, mungkin mereka di masa depan akan menjadi lawan kita. Karena memang penghancuran ingatan kolektif suatu bangsa dapat dilakukan dengan metode non perang militer. Yakni dengan memecah belah persatuan, mempengaruhi, menguasai dan mengendalikan pikiran dan hati warga bangsa,” ucapnya.
Dalam acara itu Ketua DPD RI didampingi Ketua KADIN Surabaya, M. Ali Affandi. Hadir Rektor UMSurabaya yang diwakili Wakil Rektor 1, Dr. M Ridwan, MPd, para Wakil Rektor lainnya, Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa UMSurabaya, Muhammad Ilham Azis, Presiden BEM UMSurabaya Nadief Rahman Harris dan ratusan mahasiswa.(DI/red).
Penulis | : TIM |
Editor | : Saf |
Sumber | : Dr. M Ridwan MPd |
Halaman : 1 2