Terlaksana karena program pendidikan gratis itu adalah program pusat bapak Prabowo Subianto presiden kita, program bebas biaya kesehatan, berobat gratis itu juga program akan bersinergi dengan pusat sehingga saya tinggal hitung berapa sisa yang tidak mampu bayar BPJS secara mandiri, saya bantu bayarkan dari Pemda sehingga tidak ada yang tidak bisa mengakses kesehatan gratis, jadi tidak ada beban di saya.
Kemudian penataan birokrasi. Birokrasi orang-orang yang saya pimpin, bagaimana yang dari misalnya budaya kerja yang tidak disiplin kita tertibkan, budaya kerja yang santai kita percepat, kemudian budaya kerja yang lebih cenderung ke arah pemborosan kita hematkan, budaya kerja yang penempatan ASN berdasarkan kepentingan politik bukan berdasarkan kemampuan dan keahlian kita kembalikan jalurnya sehingga tidak ada beban bagi saya untuk merepresentasikan apa keinginan, janji politik saat kampanye kemarin. Kalau kemarin saya janji misalnya jalan ini saya perbaki, mati saya sekarang.
Kira-kira dalam 100 hari ini apa yang jadi fokus anda dari sekian banyak program yang akan dilakukan?
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Saya 100 hari ini memang menjadi tantangan tersendiri karena waktunya sempit. Yang mau saya buat terlalu besar akhirnya saya pangkas-pangkas nih.
Yang pertama tentu mengembalikan marwah birokrasi. Kita tata birokrasi, kembali ke merit system. Menempatkan pegawai sesuai dengan keahliannya, dengan kebutuhan daerah sejauh ini saya dari awal memang tidak mau menempatkan pegawai karena dia pendukung saya atau karena politik.
Yang belum waktunya, belum golongannya dia dipaksakan Plt jadi kepala dinas dan lain sebagainya. Kita pengen mengembalikan ini.
Kalau dulu masih di militer itu sederhana melihatnya. Tidak ada sersan pimpin letnan. Harus letnan yang pimpin sersan. Kan begitu. Nah kebanyakan di birokrasi itu keputusan Bupati bisa membalikkan situasi, sersan bisa pimpin letnan. Ini masalah.
Nah kita mau dudukkan kembali sesuai porsinya sehingga kita menghindarkan yang namanya iri hati, korban politik dan kita dari awal saya sudah bilang saya tidak ada dendam politik ke siapapun karena saya orang baru, saya tidak terlalu dekat sama kenal dengan siapapun yang namanya birokrasi. Saya dekatnya sama masyarakat.
Ini selaras dengan pidato perdana beberapa hari yang lalu pasca dilantik, anda sampaikan bahwa saya milik masyarakat TTU?
Iya karena itu yang mau kita kembalikan, kita majukan TTU, harus kita punya sikap itu dulu. Kalau kita mulai dengan dendam politik, dia kemarin tidak pilih saya, dia bagian dari lawan saya, ini masalah nanti.
Akhirnya dengan SDM birokrasi yang terbatas kita misalnya saya tidak menggunakan mereka terus mau gantinya pakai siapa? Ini masalah juga sama dengan kita mengikuti ego kita untuk tidak menggunakan mereka, terus siapa yang mau bantu saya?
Nah yang harus kita lakukan sekarang adalah siapa yang masih baik mari kita bersama-sama kerja untuk rakyat, kau bantu saya sesuai bidangmu, yang masih mau dibina kita kasih kesempatan. Yang memang tidak bisa punya kemampuan ya sementara di jabatan yang tidak strategis.
Itu saja. Karena semua sama saja dan saya sampaikan itu kepada para ASN, kepala dinas dan lainnya, saya bilang, kalau kita berpikir politik, kalian semua ini tidak dukung saya kok. Yang dukung saya dari jumlah PNS mungkin tiga persen dan saya pun sampaikan saya tidak marah soal itu karena begini.
Kalau kamu ASN misalnya, petahana maju kamu dukung dia wajar wong bos kamu, justru kalau dukung saya itu salah. Kita sama sekali tidak punya pikiran ke situ. Kita pengen profesional, ASN itu harus kita kembalikan jati dirinya untuk kemudian menjadi birokrasi yang melayani, bukan birokrasi yang dilayani. (uzu)
Sumber : POS KUPANG
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : TIM |
Editor | : BIM |
Sumber | : Pos Kupang |
Halaman : 1 2